Dampak Konsumsi Ganja, Narkotika yang Jerat Artis Dwi Sasongko

Selasa, 02 Juni 2020 | 20:30
iStockphoto

Ilustrasi tanaman ganja

Hai-Online.com-Artis Dwi Sasono ditangkap pihak Polres Metro Jakarta Selatan dengan dugaan penyalahgunaan narkoba, Senin (1/6/2020).

Dwi Sasono diamankan dengan barang bukti berupa narkotika jenis ganja dengan berat hampir 16 gram.

Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ganja termasuk narkotika golongan 1 bersama dengan heroin, kokain, opium, katinon dan ekstasi. Lalu, Apa efek ganja di tubuh?

Baca Juga: Sebulan Pakai Ganja, Dwi Sasono Cuma Mengisi Kekosongan Selama Pandemi

Sistem pernapasan

Dikutip dari healthline, asap ganja terdiri dari berbagai bahan kimia beracun, termasuk amonia dan hidrogen sianida yang bisa mengiritasi saluran bronkial dan paru-paru. Kalo perokok biasa bakal cenderung mengi, batuk, dan ngeluarin dahak, kalo ini berisiko lebih tinggi ngalami infeksi bronkitis dan paru-paru.

Ganja bisa makin memperburuk penyakit pernapasan yang ada, seperti asma dan cystic fibrosis. Asap ganja mengandung karsinogen, sehingga bisa meningkatkan risiko kanker paru-paru juga.

Namun, studi tentang subjek ini punya hasil yang beragam. Menurut National Institute of Drug Abuse (NIDA), nggak ada bukti konklusif kalo asap ganja menyebabkan kanker paru-paru. Dibutuhkan lebih banyak penelitian.

Baca Juga: Aktor Dwi Sasono Ditangkap Polisi Karena Penyalahgunaan Narkoba

Sistem sirkulasi

THC atau Tetra Hydro Cannabinol, yaitu senyawa aktif yang ada dalam ganja bergerak dari paru-paru ke aliran darah dan ke seluruh tubuh. Dalam beberapa menit, detak jantung bisa meningkat 20 hingga 50 kali per menit.

Detak jantung yang cepat itu bisa berlanjut hingga tiga jam. Kalo punya penyakit jantung, ini bisa meningkatkan risiko serangan jantungSalah satu tanda penggunaan ganja baru-baru ini adalah mata merah. Mata terlihat merah karena ganja menyebabkan pembuluh darah di mata membesar.THC juga bisa nurunin tekanan pada mata, yang bisa meringankan gejala glaukoma selama beberapa jam. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bahan aktif dalam ganja dan apakah itu pengobatan yang baik untuk glaukoma.

Sistem syaraf pusat

Efek ganja meluas ke seluruh sistem saraf pusat (SSP). Ganja dianggap meringankan rasa sakit dan peradangan dan membantu mengendalikan kejang dan kejang. Namun, ada beberapa efek negatif jangka panjang pada CNS untuk dipertimbangkan.

THC memicu otak untuk melepaskan dopamin dalam jumlah besar, bahan kimia “merasa enak” yang muncul secara alami. Inilah yang ngasih efek tinggi yang menyenangkan. Dalam hippocampus, THC mengubah cara memproses informasi, sehingga penilaian mungkin terganggu.

Hippocampus bertanggung jawab atas ingatan, jadi mungkin juga sulit untuk membentuk ingatan baru pas lagi tinggi. Perubahan juga terjadi di otak kecil dan ganglia basal, area otak yang berperan dalam gerakan dan keseimbangan.

Ganja bisa ngubah keseimbangan, koordinasi, dan respons refleks. Dosis ganja yang sangat besar atau THC konsentrasi tinggi bisa nyebabkan halusinasi atau delusi.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya