Band Grunge Lokal Cupumanik Menjadi Manis lewat Single Baru Bertema Cinta

Selasa, 12 Mei 2020 | 20:00
Cupumanik

Cupumanik

HAI-Online.com - Cupumanik telah lama diakui sebagai salah satu pelopor genre musik grunge di Indonesia, lewat sejumlah lagunya yang acapkali menampilkan distorsi kotor pada gitar dan pekikan vokal parau khas Seattle Sound.

Namun, di kemunculannya kembali kali ini, band asal Bandung tersebut menelurkan karya musik dengan pesona cukup jauh dari wajah grunge, yakni melalui single bertema cinta berjudul 'Yang Kan Terjalani' atau disingkat 'YKT'.

Dalam siaran tertulis, Cupumanik menjelaskan bahwa sejatinya lagu ini telah direkam pada 2005 lalu, namun urung dirilis bersama album debut mereka di tahun tersebut.

"Kini YKT dikemas ulang, agar relevan dengan zaman. Meski lagu ini lahir, saat mereka masih sering bergadang, nongkrong & menulis lagu," kata Cupumanik, dalam siaran tertulis yang diterima HAI

Sementara, sang vokalis Che banyak mengungkapkan dengan perumpaan melankolis terkait lagu bernuansa syahdu ini.

Baca Juga: Mengenang Tragedi Trisakti 12 Mei 1998, Sudah 22 Tahun Berlalu, Kita Nggak Boleh Lupa

Ia pun turut menceritakan proses rekamannya, di mana ia mengaku banyak memenjamkan mata demi bisa lebih menghayati lagu ini sepenuhnya.

Dalam ungkapan Che, itu sudah seperti "membayangkan sedang berbicara ke seorang wanita dengan bahasa kasih".

"Menurut gue, YKT adalah perbincangan romantisme laki-laki dan perempuan", kata Che, yang di lagu ini bernyanyi tanpa vokal parau khasnya.

Sementara, sang bassist Iyak selaku penulis lirik mengatakan kalo lagu ini dapat menjadi mantra cinta pelipur hati bagi yang mendengar.

"Untuk mereka para Istri atau belahan jiwa yang ikhlas menerima segala kekurangan, untuk sudi mengarungi lautan kehidupan, rela tenggelam dalam suka dan menghalau luka. Mereka adalah para pendamping untuk merajut asa, pun menua bersama," tukas Iyak.

Eksistensi Cupumanik di kancah musik grunge telah terlihat sejak awal berdiri, salah satunyamelaluialbum terakhirnya 'Menggugat', yang menampilkanlirik-lirik kritis berbahasa Indonesia yang berpadu dengan musik alternatif kelahiran tanah Seattle tersebut.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya