Sebelom 850 Gerai Starbucks Tutup karena Corona, Terjadi Antre Panjang Demi Minuman Terakhir

Selasa, 14 April 2020 | 19:00
twitter.com

salah satu gerai Starbucks yang terlihat padat oleh antrean konsumen

Hai-Online.com -Siapa yang nggak tahu Sbux alias Starbucks? Kedai kopi global yang selalu digemari semua kalangan, mulai dari yang muda sampe yang udah lanjut usia, asal duitnya pas hehehe.

Nah, baru-baru ini Starbucks di Jepang dikabarkan bakal tutup selama masa pandemi.

Diketajui, bahwa Sbux di negeri matahari ini punya banyak cabang.

Baca Juga: Nggak Cuma Jeff Bezos, Ditengah Pandemi Corona, Deretan Pengusaha ini Juga Semakin Kaya

Ada lebih dari 1.200 gerai Starbucksdi Jepang, termasuk StarbucksReserve Roastery yang merupakan gerai terbesar kedua dari perusahaan ini.

Kedai kopi dengan logo putri duyung warna hijau ini sangat disukai masyarakat di Jepang. Starbucks Jepang juga menjual botol minum dan pernak-pernik edisi terbatas, yang selalu diburu dan cepat habis nggak lama setelah dipasarkan.

Sebagai langkah antisipasi wabah virus corona, Starbucks di Jepang terpaksa menutup ratusan gerai untuk melindungi staf dan pelanggan. Total ada 850 gerai Starbucks di Jepang yang bakal resmi ditutup.

Baca Juga: Musim Corona, Kedai Kopi Kekinian Melarang Pelanggannya Bawa Tumbler

Penutupan mulai berlaku 9 April di tujuh prefektur yang dinyatakan dalam kondisi darurat oleh pemerintah pusat. Tujuh prefektur tersebut di antaranya Tokyo, Saitama, Chiba, Osaka, Hyogo dan Fukuoka.

Sehari sebelum penutupan, pelanggan Starbucks terpantau nggak mau ngelewatin momen terakhir menikmati kopi favorit mereka sebelum gerai Starbucks di kotanya tutup.

Mereka terlihat antre di luar gerai Starbucks di sejumlah lokasi di Jepang.

Dikutip TribunTravel dari laman Soranews, Senin (13/4/2020), kondisi ini dibagikan oleh pengguna Twitter @iiiiikasu.

Baca Juga: Manfaatkan Kopi Hangat, Cowok Ini Berhasil Selamatkan 3 Anak Kucing yang Membeku dalam Salju

Pada postingannya 9 April 2020 lalu, ia memperlihatkan foto antrean orang-orang di Starbucks sampe mengular dan keluar dari gerai. Warganet pun memberi komentar pada postingan ini.

Banyak di antara mereka yang mengaku kurang suka ngeliat kejadian ini karena orang berbaris untuk antre terlalu dekat yang artinya mereka nggak mengindahkan aturan physical distancing demi segelas minuman.

"Apakah orang-orang ini tidak sadar alasan Starbucks tutup adalah supaya orang tidak berkumpul di dekat toko mereka?"

"Aku tahu toko akan ditutup sehingga orang ingin pergi ke sana, tapi ayolah, kita harus memahami keseriusan situasi saat ini."

"Sejak kapan Jepang jadi seperti ini?"

Demikian keluhan warganet melihat postingan akun @iiiiikasu.

Baca Juga: Allianz Indonesia Beri Dua Kebaikan untuk Pejuang Medis COVID-19, Beri Vitamin dan Alat Pelindung Diri

Sementara banyak orang frustasi akan perilaku orang yang nggak memperhatikan imbauan pemerintah, pemerintah Jepang sendiri nggak punya kekuatan untuk memaksa orang tetap tinggal di rumah. Bahkan setelah mereka menyatakan keadaan darurat yang mulai berlaku pada 7 April 2020.

Sebelum mengumumkan kondisi darurat tersebut, pemerintah Jepang hanya meminta masyarakat bepergian keluar pada malam hari dan akhir pekan, bukannya meminta mereka tetap di rumah sepanjang waktu.

Physical distancing dan rekomendasi untuk tetap menjaga jarak dua meter disebutkan oleh pemerintah Jepang baru-baru ini saja.

Maka dari itu, nggak heran kalau banyak masyarakat yang akhirnya bingung tentang apa yang harus mereka lakukan di tengah krisis kesehatan seperti ini. (*)

Tag

Editor : Al Sobry