Hari Musik Nasional: Ada Lagu Buat Pemimpin Sombong, Ketahui Asal-usul 5 Lagu Daerah di Indonesia!

Senin, 09 Maret 2020 | 17:10
Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo

Ilustrasi seniman yang membawakan lagu daerah

HAI-Online.com -Seiring dengan perkembangan zaman, banyak masyarakat kita yang udah mulai melupakan atau bahkan nggak tahu dengan lagu daerah mereka masing-masing.

Berkaca pada hal tersebut dan mengingat hari ini kita tengah memperingati Hari Musik Nasional, HAI bakal menceritakan sejarah dan asal-usul dari beberapa lagu daerah yang sering terdengar di telinga masyarakat Indonesia.

Hal ini sengaja dilakukan supaya lagu daerah tetap bisa eksis di tengah musik modern dan keberadaannya terus dilestarikan generasi muda agar nggak hilang ditelan oleh zaman.

1.Butet

Sama seperti halnya Yamko Rambe Yamko, lagu dari daerah Sumatera Utaraini terinspirasi dari kisah perjuangan masyarakat Indonesia ketika memperebutkan wilayah Tapanuli dari tangan penjajah.

Baca Juga: Menurut Ahmad Dhani, Nggak Ada Lagu yang Lebih Hebat dari Bohemian Rhapsody

Apabila dilihat dari liriknya, lagu Butet menceritakan tentang seorang ibu yang bernyanyi agar putrinya sabar menunggu kepulangan sang ayah yang sedang berjuang melawan penjajah Belanda di medan perang.

Di sisi lain, sang ayah yang juga rindu kepada si anak perempuan tersebut berharap supaya putrinya tetap sabar dalam menunggu kabar ataupun surat darinya, sambil berjanji untuk segera pulang setelah mengalahkan penjajah.

2.Yamko Rambe Yamko

Meskipun memiliki irama penuh semangat, makna syair lagu Yamko Rambe Yamko sendiri sebenarnya menceritakan kesedihan akibat peperangan, terlebih karena pertikaian dan perlawanan bangsa Indonesia terhadap para penjajah.

Selain itu, dalam lagu ini ada sebuah lirik berbunyi 'bunga bangsa' yang dimaksudkan untuk pahlawan-pahlawan yang telah berjuang dan rela berkorban, bahkan sampai meninggal demi mempertahankan Indonesia dari tangan para penjajah.

Baca Juga: Film Dokumenter Slipknot Terbaru Bakal Rilis Bentar Lagi, Konten Lebih Spesial

3.Gundul Pacul

Diciptakan oleh Sunan Kalijaga dan R.C Hardjosubroto pada tahun 1400'an, lagu yang berasal dari daerahJawa Tengahini mengandung sejumlah filosofi pada tiap-tiap potongan bait, di antaranya:
Gundul-gundul pacul gembelengan menjelaskan bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota, melainkan membawa pacul untuk mencangkul (berupaya menyejahterakan rakyat).

Sementara itu, nyunggi-nyunggi wakul dilambangkan sebagai bentuk sikap yang tiba-tiba berubah menjadi sombong hati ketika diberi kepercayaan untuk menjunjung amanah dari rakyatnya.

Sedangkan wakul ngglimpang segane dadi sak latar menggambarkan bahwa amanah yang diberikan oleh masyarakat tersebut hancur karena kesombongan hati sehingga hasilnya menjadi berantakan dan nggak bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat.

4.Ampar-Ampar Pisang

Lagu daerah Kalimantan Selatanini ternyata secara nggak sengaja tercipta setelah masyarakat setempat secara iseng menyanyikan tembang untuk menemani mereka yang kala itu tengah membuat sebuah kue dari pisang bernama Rimpi.

Isi dari lagu Ampar-Ampar Pisang sendiri menceritakan binatang kecil dengan sebutan bari-bari yang senang mengerubuti buah pisang yang sedang diampar (disusun).

Selain itu, lagu ini juga sering digunakan untuk menakuti anak-anak pencuri kue rimpi yang tengah dijemur di bawah sinar matahari, karena pada bagian akhir lagu terdapat kata-kata dikitip bidiwang (digigit biawak).

Baca Juga: Asal-usul Hari Musik Nasional, Mulai dari Tanggal Sampai Alasan Penetapan

5.Jali-Jali

Meski sangat lekat dengan masyarakatBetawi, lagu daerah dari ibukota Jakarta ini diyakini lahir dan dikembangkan oleh etnis Tionghua Jakarta melalui musik tradisional mereka yang bernama gambang kromong.

Menurut catatan sejarah, lagu ini pertama kali dipopulerkan oleh M. Sagi yang merupakan seorang pimpinan dari orkes keroncong, lewat permainan biolanya pada tahun 1942.

FYI aja nih, jali-jali sendiri merupakan tanaman khas yang hampir selalu ada pada setiap halaman rumah tradisional masyarakatBetawi, dan sering dibuat menjadi olahan makanan dengan nama yang sama.

Ternyata beberapa di antaranya bermakna dalam ya sob!Maka dari itu kita sebagai generasi muda harus terus melestarikannya, dan jangan sampai lagu-lagu daerahini sampai hilang ditelan zaman. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya