4 Hal Ini Diyakini Jadi Alasan Pochettino Dipecat dari Tottenham

Rabu, 20 November 2019 | 16:11
AP Photo

Mauricio Pochettino

HAI-ONLINE.COM - Lima tahun membangun sebuah klub bukanlah perkara mudah. Sebelum Manchester United jadi klub raksasa di akhir dekade 90-an, ada nama Sir Alex Ferguson yang babak belur di awal kepemimpinannya sebagai nahkoda, akhir dekade 80-an.

Pun di Liga Italia, saat Juventus kembali merintis kebesaran klub pasca-didegradasi ke Serie B karena kasus calciopoli, pembangunan di tubuh Si Nyonya Tua sepanjang 2007 hingga 2011 harus mengorbankan beberapa nama pelatih besar seperti Claudio Ranieri, Luigi Del Neri, sampai legenda mereka sendiri Ciro Ferrara.

Hal itu yang kini dialami Tottenham Hotspur.

Dalam upaya pembangunan klub, mereka baru saja memecat pelatihnya, Mauricio Pochettino pada hari ini.

Baca Juga: Pelatih Jerman Ternyata Nggak Yakin Timnya Jadi Juara Euro 2020, Lho Kok?

Prestasi Pochettino nggak bisa dibilang bagus, meski nggak jelek-jelek amat juga.

Sejak kepemimpinannya, Tottenham berubah jadi klub yang diperhitungkan di Liga Inggris. Empat musim berturut-turut masuk ke empat besar, sampai masuk final Liga Champions untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.

Tapi hal itu nggak cukup buat menyelamatkan posisinya, karena ada empat hal ini, sob:

1. Melempemnya Performa Musim Ini

Musim 2019/20, Tottenham memang sedang dalam masa sulit. Mereka terjerembap di posisi 14 klasmen. Bahkan lebih rendah dari tim promosi Sheffield United!

Kompetisi emang masih lama sih. Tapi, kandidat mereka untuk seenggaknya masuk ke 4 besar aja dirasa sulit, sob.

Baca Juga: Pengering Tangan di Toilet Umum Ternyata Sebarkan Lebih Banyak Virus, Ini Penjelasannya

2. Nggak Pernah Juara

Sejak melatih Spurs musim 2014/15, Pochettino belum mampu memberikan satu trofi pun.

Kesempatan terbaik sebetulnya ada pada musim 2018/19 saat dia mampu membawa Tottenham ke final Liga Champions. Tapi sayang, mereka kalah dari Liverpool.

3. Kegagalan di Liga Champions

Desas-desus nasib buruk Pochettino sebenarnya sudah berembus sejak Spurs ditekuk Liverpool di Final Liga Champions. Ditambah tren buruk di musim ini, desas-desus tersebut akhirnya nggak cuma jadi hisapan jempol belaka.

Sebagai informasi tambahan, final Liga Champions 2018/19 yang berakhir kekalahan tersebut merupakan final Liga Champions pertama bagi Tottenham Hotspur.

4. Manajemen Klub Yang Nggak Sabar

Sejak musim keduanya melatih Tottenham, Pochettino selalu berhasil membawa tim asal London Utara itu finis di posisi empat besar. Bahkan, di tiga musim terakhir, Spurs selalu berhasil finis diatas Arsenal, yang merupakan pesaingnya sesama klub asal London Utara.

Sebelum kedatangannya, Spurs hanya mampu 2 kali finish di 4 besar sejak 1992. Pun keberhasilan finis diatas Arsenal merupakan sesuatu yang nggak pernah terjadi sejak tahun 1996.

Tapi rupanya, karena tanpa gelar, manajemen Tottenham ngerasa belum ada inovasi yang dilakuin Pochettino. Sehingga konsistensi finis di posisi 4 besar selama 4 tahun berturut-turut dan cuma jadi runner-up Liga Champions aja dirasa nggak cukup untuk memperpanjang umurnya di Tottenham.

Baca Juga: Jangan Sampai Ketipu, Ini Cara Bedain iPhone Rekondisi dan Asli

Meski gitu, jasa Pochettino selama lima tahun menahkodai Tottenham nggak bisa dilupain begitu aja. Seperti diberitakan di beberapa media, Pochettino mampu mengubah wajah Tottenham selama masa kepemimpinannya. Dia berhasil membangun pondasi untuk Tottenham, yang lagi bertransformasi jadi klub besar.

Beredar kabar, Jose Mourinho bakal yang gantiin Pochettino sebagai pelatih Tottenham.

Menurut lo, kira-kira Mou bisa nggak ya ngelanjutin fondasi klub yang udah dibangun Pochettino dalam lima musim, sehingga Tottenham jadi tim raksasa? (*)

Tag

Editor : Al Sobry