Mismatch Bikin TopKarir Bantu 13.400 Lulusan SMK Biar Nggak Pengangguran

Kamis, 14 November 2019 | 10:50

Mismatch Bikin TopKarir Bantu 13.400 Lulusan SMK Biar Nggak Pengangguran

HAI-Online.com – Tahukah kamu, angka pengangguran masih cukup tinggi khususnya di tingkat lulusan SMK.

Merujuk pada data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) telah mencapai 5,28 persen atau dengan kata lain, dari 100 orang angkatan kerja terdapat 5 orang penganggur.

Sementara total Pengangguran Terbuka per Agustus 2019 sebesar 7,05 juta orang. Makanya, pemerintah Republik Indonesia tengah menjadikan Pengembangan Sumber Daya Manusia sebagai fokus penggunaan anggaran negara di tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Millennial Bisa Raih Banyak Impian, Generasi #BisaBanget Playspace Siap Tunjukin Caranya!

Salah satu yang dilakukan adalah dengan mendorong pendidikan vokasi dan SMK, Pemerintah berharap dapat mengurangi angka pengangguran terbuka di Indonesia.

Sayangnya angka pengangguran lulusan SMK masih tinggi, jika ditelusuri lagi, TPT dari jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi yang paling tinggi (10,42 persen) dibanding jenjang pendidikan lain TPT di jenjang SMA 7,92 persen dan TPT di jenjang Diploma I/II/III yang berada di level 5,99 persen.

“Hal ini cukup kontras mengingat sebagian besar atau sebanyak 80 persen posisi lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah untuk anak muda,” ucap CEO & Co-Founder TopKarir, Bayu Janitra Wirjoatmodjo dalam rilis yang diterima Rabu (13/11/2019) kemarin.

Berdasarkan analisa, hal ini terjadi karena masih banyak ditemukan mismatch antara SDM yang dibutuhkan oleh pemberi kerja dengan kualitas SDM pencari kerja khususnya lulusan di tingkat SMK.

“Lulusan SMK dianggap masih kurang memenuhi kebutuhan industri, in term of skill, sehingga perusahaan lebih baik melakukan hijack,” ungkapnya lagi.

Selain itu, berdasarkan temuan tim TopKarir, ada sejumlah hal yang menjadi catatan dalam dunia tenaga kerja di Indonesia yaitu di satu sisi, HRD perusahaan merasa kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang mumpuni, baik Hard Skill maupun Soft Skill, terutama masalah soft skill, mulai dari pembuatan lamaran, CV, respon terhadap interview sampai perilaku di kantor.

Baca Juga: 4 Negara yang Bisa Jadi Acuan Indonesia untuk Menerapkan Regulasi Skuter Listrik

Namun di sisi lain, Pencari kerja generasi milenial membutuhkan akses informasi yang cepat, tepat dan jelas tentang kebutuhan karir mereka.

Bayu menjelaskan, dua catatan tersebut menunjukkan bahwa tantangan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia semakin kompleks dari hari ke hari.

Untuk itu, diperlukan kontribusi dan kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta serta seluruh stakeholder lainnya.

Hal ini lah yang menjadi salah satu alasan TopKarir untuk berkomitmen memberikan kontribusi dalam program pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM sekaligus menyediakan akses informasi karir yang cepat dan terpusat bagi anak muda di Indonesia.

TopKarir merupakan sebuah startup portal karir karya anak negeri yang bertujuan untuk membantu mengurangi pengangguran dan meningkatkan kualitas SDM khususnya anak muda Indonesia.

TopKarir menyediakan informasi lowongan pekerjaan, magang, pelatihan, beasiswa hingga tes minat bakat serta konsultasi karir bagi anak muda Indonesia. TopKarir berfokus pada pencari kerja usia 18-29 tahun.

Hingga saat ini, aplikasi TopKarir telah diunduh sebanyak 180.000 pengunduh hanya dalam waktu lima bulan sejak aplikasi ini diluncurkan pada April 2019 lalu. Selain itu, TopKarir juga sudah menampung 1,2 juta pencari kerja dan lebih dari 26.500 lowongan per hari selama bulan November 2019.

Baca Juga: Ratusan Millennial Ikuti Program Candi Darling, Kunto Aji Gabung Hijaukan Candi Ratu Boko dan Ijo

“Guna meningkatkan keterampilan dan kompetensi hard skill dan soft skill anak muda Indonesia, TopKarir juga menyediakan kanal khusus untuk anak SMK yang menampung 40 persen dari total CV yang masuk. Dalam 3 tahun kebelakang, TopKarir telah membantu 13.400 SMK seluruh Indonesia melalui program Berdaya yang bekerjasama dengan 8 grup usaha besar di Indonesia. Serta secara rutin melakukan Job Matching di 50 kota selama 2019,” aku Bayu lagi.

Dalam kegiatan peningkatan SDM ini, TopKarir telah melakukan kemitraan strategis dengan bekerja sama secara resmi dengan pemerintah, antara lain Kementerian Koperasi dan UKM, Bappenas serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Kami berharap langkah yang dilakukan oleh TopKarir melalui kolaborasi antara Pemerintah dan swasta ini, dapat menjadi sumbangsih kecil kami dalam membantu Pemerintah menurunkan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan hidup bagi bangsa Indonesia khususnya di kalangan generasi muda,” tutup Bayu. (*)

Tag

Editor : Al Sobry