HAI-Online.com -Beberapa waktu belakangan, kayu bajakah tengah jadi bahan perbincangan publik setelah tiga orang siswa SMA Negeri 2 Palangkaraya berhasil menemukan bahwa tanaman satu ini merupakan obat yang ampuh untuk mengobati kanker.
Meskipun begitu, di balik penemuan cemerlang ini, guru pembimbing dari ketiga siswa tersebut, Helita khawatir, hutan-hutan di Kalimantan Tengah akan dieksploitasi pihak-pihak tertentu demi mencari keuntungan semata.
“Saya tidak mau kalau ini nanti justru akan menjadi masalah, khususnya dalam hal eksploitasi hutan Kalimantan Tengah,” ungkap Helita.
Benar saja, beberapa saat setelah tanaman tersebut viral, banyak orang yang kini mulai masuk ke dalam hutan di Kalimantan Tengah untuk memburu pohon satu ini, sebelum akhirnya ditebang dan dijual dengan harga tinggi.
Baca Juga: GIGI Rasakan Pengalaman Rayakan HUT RI ke-74 Dalam Gerbong Kereta Api
Seperti yang dilansir HAI dari Intisari-Online, fakta ini sendiri terungkap melalui postingan salah satu pengguna Facebook dengan akun Stalino Tanoto Saerang pada Kamis (15/8) lalu.
"Butuh waktu lama, tahunan, puluhan, bahkan ratusan tahun untuk tumbuh & dalam beberapa hari akan 'lenyap' seluruh bajakah berbagai jenis dari hutan Borneo karena kesalahan informasi.
Musnah sudah tanaman harapan untuk kesembuhan umat manusia & untuk stasiun TV yang memviralkan selamat kalian menyebarkan informasi tanpa validitas data & penelitian serta uji klinis.*Fyi: bajakah ada yang beracun, bijaksanalah sebelum jatuh korban..," tulis Stalino.
Selain dari postingan tersebut, sejumlah penjual di situs e-commerce Indonesia diketahui juga telah menjual tanaman yang dikabarkan ampuh untuk mengobati kanker ini, di mana harganya bisamencapai Rp 2 juta per kilogram.
Sebelumnya, Ibunda Yazid, salah satu siswa penemu obat kanker dari tanaman bajakah, telah terlebih dahulu menyampaikan kegundahan yang dia alami pasca pemberitaan mengenai sang anak dan kayu bajakah.
Semenjak kabar tersebut viral, Islamiah mengaku banyak orang yang datang ke rumah untuk meminta bantuan sementara bahan bajakah sendiri sudah habis.
"Ada senang ada juga sedihnya. Senang karena Yazid dapat penghargaan dan sedih karena enggak bisa membantu orang yang membutuhkan kayu Bajakah itu, karena bahannya habis," ujar Islamiah seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Hmm, kalau pendapat kalian sendiri mengenai fenomena ini sendiri gimana sob? Jadi merasa dilema nggak sih kalau ujung-ujungnya berakhir dengan eksploitasi besar-besaran? (*)