HAI-Online.com - Saga X-Men akhirnya resmi berakhir. Kemunculan trailerDark Phoenix pada 14 Juni lalu jadi tanda terakhir bahwasaga yang udah berlangsung hampir selama 20 tahun ini akhirnya beres juga.
Hanya disayangkan, menurut banyak review dan hasil box office yang mengecewakan, installment yang kedua kalinya mengangkat saga Dark Phoenix ini nggak berhasil jadi penutup sempurna.
Berfokus pada Jean Grey (Sophie Turner) yang terkena dampak kekuatan kosmik ruang angkasa yang luar biasa kuat. Kekuatan kosmik inilah yang kemudian bikin Jean jadi luar biasa kuat, tapi nggak bisa mengendalikannya.
Dari sinilah kemudian ia berubah menjadi Dark Phoenix, didorong dengan rasa amarah dan bingung karena berbagai hal, Jean jadi jahat dan berlawanan dengan para X-Men.
Baca Juga: Tom Holland: Mysterio itu Bukan Musuh, Dia Temen Baru Spider-Man! (Spoiler Alert)
Jadi film penutup saga yang punya sejarah panjang tentu aja berat banget. Banyak beban untuk memuaskan fans sambil memastikan adanya closure yang nendang buat menutup perjalanan sebuah cerita yang keren. Sayangnya, Dark Phoenix kurang banget untuk jadi hal itu.
Muncul pasca Avengers: Endgame yang notabene jadi penutup paling keren sepanjang sejarah, Dark Phoenix tentu aja punya standar yang luar biasa tinggi. Menurut HAI sih itu jadi salah satu hal kenapa ketika film ini rilis dan nggak sempurna, langsung deh jatuh banget.
Film ini emang jauh dari kata sempurna. Kalau mau ngomongin yang jelek-jeleknya sih banyak banget, sob. Dan salah satu yang paling fatal adalah gimana Simon Kinberg sang sutradara membangun storyline-nya.
Storyline ngebingungin bikin karakterisasi kerasa sia-sia
Sosok sentral dalam Dark Phoenix adalah Jean Grey, dan gimana dia menghadapi kekuatan kosmik yang luar biasa ini. Digambarkan kekuatan ini luar biasa kuat, dan Jean kesulitan untuk mengendalikannya.
Ditambah banyak banget tekanan dari trauma masa lalunya yang membuat Jean sering hilang kendali. Rasa hilang kendali ini yang diam-diam Jean nikmati, yang kemudian bikin dirinya makin bingung.
Baca Juga: 10 Skill Mantap yang Bakal Didapetin Kalo Kuliah Sambil Kerja!
Sayangnya, semua emosi itu nggak bisa tersampaikan dengan baik dalam cerita. Sophie Turner emang tampil luar biasa keren. Dia bagus banget! Tapi porsi karakternya sering kepotong gitu dan banyak aksi Jean yang kerasa nggak masuk akal untuk bisa punya kedalaman emosi yang baik. Rasanya jadi hampa aja gitu ngeliat Jean meledak-ledak kayak cewek lagi PMS.
Kesalahan lainnya yang dibikin Kinberg adalah, arc para karakter sentral yang kerasa yaudah gitu aja. Arc milik Magneto, Professor X, Beast, Storm, Kurt, Quicksilver, dan bahkan Raven bener-bener kerasa nggak masuk akal. Porsi mereka masing-masing terlalu sedikit, dengan cerita yang ngebingungin dan ngebosenin.
Banyak hal yang dilakukan para karakter terasa lemah dan minim motivasi. Seakan-akan tiap karakter cuman jadi pemanis aja, dan apa yang mereka lakukan tuh cuman agar jalan ceritanya berjalan seperti yang direncanakan. Nggak ada kedalaman emosi di situ.
Lagi-lagi itu ngeselin banget karena penampilan tiap aktornya kerasa bagus banget. Punya pendalaman yang asik, tapi jalan cerita yang aneh banget bikin semua itu jadi sia-sia. Selain Jean, nggak ada satu pun karakter X-Men next generation yang bersinar.
Nggak cuma itu aja, spoiler alert buat lo yang belom nonton, ada 1 major character death di bagian 1/3 pertama film yang kerasa flat banget.
Seharusnya itu jadi titik balik buat sisa film, tapi jadinya malah menyia-nyiakan karakter tersebut. Itu menurut HAI yang jadi salah satu kesalahan paling besar yang Kinberg lakukan.
Baca Juga: Daftar Gosip yang Muncul Seputar Rumor Reunian My Chemical Romance
Cukup oke walau nggak sempurna
Tapi selain berbagai kesalahan yang ada dalam film ini, Dark Phoenix sebenernya nggak sejelek itu kok, bro. Ya seenggaknya bukan film X-Men paling buruk sepanjang masa, karena titel itu masih dipegang sama X-Men: Origins Wolverine, hahaha.
Beberapa hal yang secara cukup baik dilakukan salah satunya adalah akting para pemainnya yang brilian banget! Selain Sophie Turner yang super keren, Nicholas Hoult juga tampil luar biasa kuat.
Selain itu, HAI juga cukup suka gimana Kinberg berusaha untuk menebus kesalahan-kesalahan yang diperbuat pada The Last Stand. Fokus cerita yang cukup baik dan penggambaran yang lebih akurat pada komik Dark Phoenix jadi poin plus buat film ini.
Nggak cuman itu aja, scoringnya pun keren parah! Jelas aja, maestro Hans Zimmer yang nanganin scoringnya. Berbagai scene dengan elemen action yang cukup banyak kerasa kena banget gara-gara scoring-nya Zimmer ini.
Baca Juga: Meski Kangen, Raditya Dika Ungkap Alasan Belum Mau Balik Ke Twitter
Apalagi di scene final battle yang kerasa cukup keren walaupun nggak sememuaskan itu juga. Tapi HAI terhibur kok, dengan battle yang dilakukan di atas kereta api yang lagi bergerak itu. Asik!
Kesimpulanyang bikin Dark Phoenix panen hasil buruk sebenernya karena film ini nggak sempurna. alhasi;, dia nggak bisa jadi penutup yang mantap untuk sebuah saga yang udah berjalan selama 20 tahun.
Apalagi tekanan dari Endgame yang luar biasa berhasil, jadi faktor tambahan kenapa standarnya begitu tinggi buat Dark Phoenix.
Selain berbagai hal yang bikin Dark Phoenix kerasa kurang, sebenernya film ini cukup oke kok. Nggak seburuk itu. Filmnya masih bisa dinikmati dan menyenangkan untuk ditonton.
Buat lo yang emang pengen closure untuk X-Men, sebaiknya nonton aja deh. Nggak rugi-rugi amat, kok! (*)