HAI-Online.com – Bukan demo atau pasang status di facebook lagi, kini Aldi Irpan, siswa kritis yang nggak diluluskan kepseknya menempuh jalur hukum.
Warga SMAN 1 Sembalun itu nggak bakal tinggal diam apalagi berhenti memperjuangkan kebenaran yang diyakininya. Bersama ayahnya, Amaq Ruin, dan didukung Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram, Aldi akan menempuh jalur hukum.
“Kemarin dihubungi dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di Mataram, kami diminta mengirim surat kuasa,” kata Aldi, dikutip HAI dari Lombokpost, Rabu kemarin.
Baca Juga: 5 Pelajar SMK yang Ikut Aksi 22 Mei Tertembak Peluru Karet
Menurut Aldi, jalur hukum ini diyakini akan memperjelas duduk perkara yang sedang dihadapinya. Meski sebelumnya dia telah meminta kelunakan hati Kepala SMAN 1 Sembalun lewat hearing namun jalur itu tak mengubah apa-apa.
Dia semakin yakin, kepseknya Sadikin Ali telah sengaja tidak meluluskan karena ketidaksukaan pribadi. Ia pun berani membuktikan, bahwa ia sebenarnya sangat layak diluluskan.
Baca Juga: Pro Kontra Kelulusan Aldi Irpan, Pelajar SMA yang Kritis dan Bikin Kesel Kepseknya!
“Jika persoalan tidak disiplin, banyak sekali teman-temannya yang berkali-kali melanggar atau bahkan ditemukan merokok di sekolah. Tapi tetap diluluskan. Ia melihat, kasek (kepsek SMAN 1 Sembalun.red) sudah mempersiapkan untuk tidak meluluskannya. “Ini memang sudah dia katakan sebelumnya,” jelasnya.
Secara akademik, Aldi yakin nilainya bagus. Ia memperlihatkan nilai UNBK. Total 192 di raihnya. Angka itu menjadikannya di peringkat kedua tertinggi di kelasnya.
Ayah Aldi, Amaq Nuin mengatakan, heran melihat sikap kasek kepada anaknya.
Padahal upaya keluarga meminta maaf atas kesalahan anaknya sudah tiga kali dilakukan juga sudah ditempuhnya. Terakhir satu bulan sebelum UNBK berlangsung, namun kepsek tak merestui.
“Tapi katanya maaf itu tidak diterima karena saya datangnya hari minggu. Itu hari liburnya,” terang Amaq Nuin kesal.
Maka kini, Amaq Nuin mengatakan akan membantu anaknya melalui jalur hukum.
Ia mengatakan hanya ingin melihat Aldi mendapatkan haknya untuk diluluskan.
Selebihnya, ia tidak sampai untuk menuntut kasek SMAN 1 Sembalun diberhentikan.
Sebelumnya dijelaskanKepala Sekolah SMAN 1 Sembalun, Sadikin Ali mengatakan, ada tiga alasan mengapa pihak sekolah nggak meluluskan siswanya, Aldi Irpan. Aldi merupakan siswa kelas XII jurusan IPS yang diduga nggak diluluskan karena mengkritisi kebijakan sekolah.Tiga alasan tersebut, pertama, karena Aldi menggunakan jaket, kedua, Aldi parkir sembarangan. Alasan ketiga adalah karena Aldi beberapa kali terlambat."Saya nggak mengambil keputusan sepihak dari saya sendiri sebagai kepala sekolah, tetapi itu hasil rapat Dewan Guru, 17 guru yang hadir dalam menentukan kelulusan Aldi. Jadi kenggaklulusan Aldi bukan dilihat semata-mata karena nilainya saja, tetapi juga perilaku Aldi yang melanggar aturan yang kami buat jadi bahan penilaian kami," katanya saat ditemui di SMAN 1 Sembalun, Selasa (21/5/2019).Sadikin mengatakan, salah satu perilaku yang jadi penilaian, misalnya ketika Aldi mengkritik kebijakan yang telah digodoknya dengan tim kesiswaan. Aldi mengkritik pengunaan jaket di sekolah dan juga melanggarnya.Sadikin mengatakan, dalam peraturan yang dibuatnya, siswa dan guru diizinkan menggunakan jaket hanya sampai di gerbang sekolah.Sebelum masuk ke lingkungan sekolah, jaket harus dimasukkan dalam tas. Jika merasa kurang enak badan atau cuaca sangat dingin, bisa mengunakan jaket setelah melapor ke guru BP dan kesiswaan."Jadi inilah sebenarnya harus dipahami, saya ini Master (lulusan S2) yang berusaha mencoba mengkaji, kenapa jaket itu begitu mendominasi dalam proses penilaian karakter siswa. Hasil pengamatan saya waktu banyak jaket, banyak macam jaket sehingga nggak mencerminkan anak sekolah. Ada juga yang mengunakan jaket karena nggak memakai seragam, mengunakan kalung perak. nggak mengunakan jaket agar ciri khas sebagai siswa kelihatan," katanya.
(*)