Dedikasi Tinggi, Guru Ini Rela Tempuh 135 km Setiap Hari Tuk Mengajar

Selasa, 21 Mei 2019 | 08:28
New Straits Times

Ahmad Saidin Mohd Idris, guru di Malaysia yang relah tempuh perjalanan 135 km tiap hari untuk mengajar

HAI-online.com -Ahmad Saidin Mohd Idris adalahseorangpria berusia 40 tahun yangrela bepergian sejauh 135 km untuk mengajar murid-muridnya di SD Lenjang di Kuala Lipis, Pahang, Malaysia.

Ayah dua anak itu berangkatpukul 5 pagi tiap harinya dan menempuh perjalanan selama 2 jam menggunakan motor.

Dengan mengenakan pakaian biasa, ia menerjang jalan berlumpur di tengah hutan lebat, di mana banyakhewan liar dan kadang hujan lebatdemi mencapai sekolah,dan mengajar465 anak-anak Orang Asli dari 17 permukiman di sekitarnya.

Orang Asli sendiri adalah istilah di Malaysia yang merujuk kepada sejumlah kelompok etnis pribumi yang menghuni semenanjung Malaysia dannggak digolongkan sebagai orang Melayu.

Baca Juga : Bajunya Kurang Pink, Bocah Laki-laki Ini Dipulangkan dari Sekolahnya!

New Straits Times/NAZIRUL ROSELAN
New Straits Times/NAZIRUL ROSELAN

Ahmad Saidin Mohd Idris, guru di Malaysia yang relah tempuh perjalanan 135 km tiap hari untuk mengajar

Berbincang kepada New Straits Times,Ahmad menjelaskan bahwa ketika sampai,ia langsung membersihkan diri dan berganti dengan pakaian formal yang pantas untuk dikenakan untuk mengajar.

Jatuh dari motor saat menempuh perjalanan bukanlah hal baru baginya, apalagi di medan yang licin dan jadi lebih buruk ketika hujan deras.

“Jatuh dari sepeda motor bukanlah hal baru karena telah mengalaminya ketika kami masih baru di lingkungan tersebut.Namunkini, sebagian besar dari kami sudah sudah terbiasa dengan kondisi tersebut,” ujarnya.

Selama mengajar 3 tahun di sekolah itu, ia mengatakan bahwa perjalanan panjang yang ia tempuh hanyalah bagian dari pekerjaan.

Baca Juga : Siswa-Siswi SMK Ini Pilih Sumbangkan Seragam Dibanding Corat-coret Saat Kelulusan

Kolase/Straits Times
Kolase/Straits Times

Sekolahan tempat di mana Ahmad Saidin mengajar.

Menurutnya, tantangan sesungguhnya ada pada institusi tersebut yangmasih memiliki banyak kekurangan pada apa yang disebutsebagai kebutuhan dasar sehari-hari.

Mengandalkan sungai terdekat untuk persediaan air, listrik bertenaga surya dan tanpa jangkauan sinyal seluler, para guru pun telah terbiasa dengan situasi tersebut dan tetap menikmati untuk mengajar murid-murid tersebut.

Selainpelajaran biasa,Ahmad Saidin juga melatih dan mendorong murid-muridnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga. Sebab hal tersebut bisamemberi mereka kesempatan untukmengikuti turnamen-turnamen di luar sekolah.

Cerita mengenai dedikasi Ahmad yang tinggi untuk mengajar murid-muridnya ini telah menyebar luas, dan ia mendapat banyak tawaran bantuan untuk meringankan pekerjaannya.

Baca Juga : Anjing Ini Jadi Pahlawan Setelah Selamatkan Bayi yang Dikubur Hidup-hidup Ibu Kandungnya

Namun, Ahmad menolak bantuan tersebut dan menyarankan untuk memberikannya pada murid-murid Orang Asli yang membutuhkan.

“Akumenikmatimengajar di sini dan senang dengan apa yangaku lakukan.Sebaiknya, akan lebih baik jika orang dapat membantu anak-anak Orang Asli, danaku yakin mereka akan sangat berterima kasih," ujarnya.

Editor : Al Sobry

Sumber : World of Buzz, New Strait Times

Baca Lainnya