HAI-online.com -Badan antariksa nasional Amerika Serikat, NASA, sedang mencari sejumlah relawan yang bersedia tiduran di kasur selama dua bulan.
NASA bahkan bersedia membayar para relawan yang terpilih hingga 14.000 poundsterling atau lebih dari Rp 262 juta.
Dilansir The Sun, melalui tes itu, NASA bermaksud ingin meneliti dampak sebuah perjalanan luar angkasa terhadap tubuh manusia.
NASA telah membuka pendaftaran bagi relawan dan akan ditutup pada 24 Mei mendatang. Sementara tes dijadwalkan dimulai pada September tahun ini.
Laporan dari The Sunnggak menjelaskan persyaratansecara detail yang dibutuhkan untuk menjadi relawan, namun salah satunya adalah harus dapat berbahasa Jerman, karena tes akan dilakukan di Jerman.
Baca Juga : Doomsday Vault, Gudang untuk Nyimpan Kebutuhan Manusia Saat Kiamat Datang Dibangun Norwegia
Tes akan dilakukan NASA bersama dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) di Pusat Luar Angkasa Jerman (DLR).Sebanyak total 24 relawan akan menjalani tes berbaring di tempat tidur selama 60 hari di fasilitas di Kota Cologne, Jerman.
Para relawan benar-benar diharuskan untuk tetap berbaring saat menjalankan semua aktivitasnya, termasuk makan dan buang air. NASA akan menyiapkan televisi, buku bacaan, hingga hiburan lainnya agar peserta tesnggak merasa bosan.
Disampaikan ESA, studi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi tanpa bobot, radiasi kosmik, isolasi, dan batasan spasial bakal mempengaruhi astronot, saat melakukan perjalanan luar angkasa.
Secara khusus, penelitian bertujuan untuk melihat tingkat pengurangan otot yang terjadi ketika para astronot menghabiskan waktu lama di luar angkasa.
Baca Juga : Fenomena Equinox, Begini Situasi yang Terjadi di Kalimantan Selatan
Saat ini, para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) harus berolahraga secara teratur menggunakan mesin resistensi untuk menghindari pengurangan otot.
Para ilmuwan ingin menguji ruang gravitasi buatan dalam menghentikan proses kerusakan tubuh astronot selama misi jarak jauh.
"Penggunaan gravitasi buatan mungkin dapat menjadi solusi terbaik dalam melindungi kesehatan para astronot selama misi luar angkasa jangka panjang," kata Dr Edwin Mulder, ilmuwan dari Institut Medis Ruang Angkasa DLR, kepada The Sun.
Para ilmuwan mengharapkan hasil pengujian ini akan dapat membantu para astronot dalam misi luar angkasa jangka panjang.
Tes akan berlangsung total selama 89 hari, termasuk di antaranya lima hari masa pembiasaan, 60 hari berbaring, dan 14 hari masa istirahat dan rehabilitasi.