Fakta-fakta Seputar Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Jayapura

Senin, 18 Maret 2019 | 14:54
ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc

Foto pasca bencana banjir bandang di Sentani

HAI-online.com -Sabtu (16/3/2019) hingga Minggu (17/3/2019) dini hari, kawasan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, diterjang banjir bandang.

Bencana ini mengejutkan warga yang tengah beristirahat pada malam hingga dini hari itu. Air deras yang membawapohon, batu, lumpur dan material lainnya menerjang tanpa ampun.

Pada saat yang bersamaan, terjadi juga bencana tanang longsor diAmpera, Kotamadya Jayapura.

Bencana ini telah menewaskan puluhan korban jiwa dan diperkirakan masih akan terus bertambah. Berikut fakta-fakta seputar bencana banjir bandang dan tanah longsor di Jayapura:

Baca Juga : Istrinya Terbunuh dalam Aksi Teror di Selandia Baru, Suami Korban: Aku Memaafkan Pelaku

1.Korban capai 73 jiwa

Hingga Minggu (17/3/2019) pukul 20.00 WIT, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di Jayapura mencapai 73 orang.

Berdasarkan sumber data Posko Induk Penanggulangan Bencana di Kantor Bupati Jayapura, untuk korban tewas akibat banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Jayapura berjumlah 66 orang.

Sedangkan korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Ampera, Kotamadya Jayapura berjumlah tujuh orang.

Korban yang belum ditemukan berjumlah 43 orang yang tersebar di Kampung Milimik Sentani berjumlah 34 orang, Kompleks Perumahan Inauli Advent 6 orang, dan Doyo Baru 3 orang.

Baca Juga : Timpuk Kepala Senator Anning, Egg Boy Dapat Donasi Rp 627 Juta buat Beli Telur Lagi

2.Pengungsi mencapai 4.273 orang

Banyak tempat tinggal warga rusak diterjang banjir. Kapala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua Kombes Pol AM Kamal di RS Bhayangkara mengatakan, para pengungsi tersebar di sejumlah titik.

AM Kamal mengemukakan, para pengungsi berasal dari sembilan kawasan yang terdampak banjir, yaitu BTN Gajah Mada (1.450 orang), BTN Bintang Timur (600 orang), Doyo Baru (200 orang), Kemiri (200 orang), Panti Jompo (23 orang), HIS (300 orang), Gunung Merah (200 orang), kediaman bupati (1.000 orang), dan SIL (300 orang).

Bantuan logistik, pakaian, dan obat-obatan mulai berdatangan, baik dari pemerintah, BUMN, perusahaan swasta dan organisasi kerukunan masyarakat. Kamal menyebutkan, para pengungsi masih membutuhkan bantuan, terutama makanan dan pakaian.

Baca Juga : Chatroom Bongkar Kejahatan Seksual Jung Joon Young, Ganjarannya 5 Tahun Penjara!

3. Curah hujan sangat tinggi saat terjadi bencana

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat curah hujan yang sangat tinggidi atas 200 mm pada saat banjir bandang terjadi di Sentani.

Hujan yang terjadi disebabkan karena adanya daerah pumpunan di wilayah Papua bagian Utara dan didukung oleh kondisi suhu muka laut yang cukup hangat.

Kondisi tersebut berpotensi memicu pertumbuhan awan hujan di Papua termasuk Jayapura saat banjir bandang terjadi.

Baca Juga : Atta Halilintar Dikomentari Netizen Gara-gara Postingan Tentang Teroris Selandia Baru

4. Seorang bayi selamat di tengah reruntuhan

Seorang bayi berusia lima bulan selamat dari banjir bandang yang melanda meski sempat terjepit reruntuhan kayu rumah selama enam jam.

Korban ditemukan sekitar pukul 08.00 WIT, di Kampung Taruna, Jalan Sosial Sentani oleh prajurit TNI dari Satuan Yonif RK 751/ VJS.

Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi mengatakan, awalnya Sertu Hanafi, Sertu Samsi, Prada Yacob, Prada yusril dan Prada Syahril melaksanakan penanggulangan bencana banjir di sekitar Kampung Taruna.

Saat melaksanakan penyisiran, Prada Syahril menemukan bayi di kolong rumah warga dengan posisi terjepit kayu runtuhan rumah.

"Korban masih berusia lima bulan. Bayi tersebut orang asli Papua," kata Aidi dalam keterangan tertulisnya, Minggu siang.

5. Presiden Jokowi soroti kerusakan di hulu

Presiden Joko Widodo menyoroti kerusakan lingkungan yang menjadi salah satu faktor utama bencana alam serupa banjir.

Presiden Jokowi menganggap kerusakan di bagian hulu menyebabkan banjir bandang menerjang permukiman warga di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

“Penanganan di hulu, kerusakan di hulu, inilah yang memang harus diselesaikan,” ujar Presiden Jokowi dilansir dari Kompas.com.

Nggak cumaitu, Presiden Joko Widodo juga mengucapkan duka cita yang mendalam terkait dengan banjir bandang di Sentani tersebut. (*)

Editor : Al Sobry

Sumber : Kompas.com, Antara

Baca Lainnya