Cerita di Balik 9 Lagu Barasuara di Album Terbaru, 'Pikiran dan Perjalanan'

Sabtu, 09 Maret 2019 | 08:10
Twitter.com/barasuara

Pikiran dan Perjalanan

HAI-ONLINE.COM - Pada tanggal 8 Maret 2019 mendatang, tepatnya hari Jumat minggu ini, Barasuara bakal merilis album keduanya yang bertajuk Pikiran dan Perjalanan.

Pada hari Senin (3/3) kemarin, tepatnya di Qubicle Center, Jakarta Selatan, HAI diundang Barasuara untuk menjadi orang-orang beruntung yang bisa mendengar keseluruhan album kedua mereka sebelum dirilis pada Jumat mendatang.

Di sana, Iga Massardi, selaku vokalis dan gitaris Barasuara, bercerita panjang lebar terkait cerita dan makna di balik kesembilan lagu baru yang ada di dalam album Pikiran dan Perjalanan.

Baca Juga : Tersingkir dari Liga Champions, Real Madrid Bakal Puasa Gelar Musim Ini?

Yuk kita kupas satu-persatu cerita dan makna dari kesembilan lagu Barasuara menurut cerita Iga.

1. Seribu Racun

"Secara tema, kami mengambil sebuah cerita yang mungkin menjadi pemikiran banyak orang. Ceritanya tentang depresi, kebetulan temen deket gue ya dia memiliki depresi dan ia sering menceritakan apa yang terjadi. Gue coba buat lagu tentang itu," ujarnya.

2. Pikiran dan Perjalanan

Lagu yang judulnya menjadi nama dari album kedua mereka ini ternyata menceritakan tentang pengaruh kuat orang lain dalam mempengaruhi pilihan yang kita buat.

"Kita selalu ada di persimpangan, memilih mana yang pantas dan mana yang baik, namun itu nggak pernah jadi sesuatu yang mudah. Pengaruh eksternal dalam pemilihan memang selalu kuat, mungkin ada baiknya sekali-kali kita tentukan sendiri," papar Iga.

Baca Juga : CEO Muda Ini Pemilik Hati Maudy Ayunda! Cemburu Boleh, Marah Jangan…!

3. Guna Manusia

Kali ini, Gerald Situmorang, selaku bassist Barasuara, bercerita tentang proses pembuatan single pertama dari album kedua mereka.

"Jujur lagu ini garis besarnya (dibuat) 5 sampai 10 menit. Kebanyakan nge-jam, gue bara chord dan melody yang udah ada (ke studio). Gue lumayan nyoba-nyoba, gue bikin intro-nya ada time signature yang ganjil, tapi Marco (drummer Barasuara) demen yang ketukan 4 per 4. Gue nulis lagu ini abis mandi terus tulis lagunya cuma 5 menit," katanya.

4. Pancarona

"Salah satu lagu yang gue tulis sangat personal. Gue secara personal sempat mengalami, lah. Dalam segala macam titik terndah kita selalu punya pikiran ini oke nggak, sih, itu oke nggak, sih? Sebenernya gue bisa lakuin apa untuk keluar dari sini dan jadi berguna.

Pancarona artinya warna-wari, warna-warni ini nggak mesti jadi lambang kebahagiaan, tapi juga lambang kebingungan, lambang ketidaktahuan. Pancarona secara sederhana adalah orang yang mencari arti dari warna-warni yang ada di sekitarnya," paparnya.

Baca Juga : Duh! Gitaris Cilik di School of Rock Dikabarkan Ketahuan Mencuri Gitar

5. Tentukan Arah

Gerald memaparkan kalau sebenarnya, Tentukan Arah adalah lagu lama. Sebetulnya, lagu ini nggak terpisah dari lagu Sendu Melagu, yang dulu memiliki durasi 6 menit. Akhirnya, lagu ini dibagi menjadi dua; Sendu Melagu masuk ke alum Taifun, sedangkan Tentukan Arah bakal masuk ke Pikiran dan Perjalanan.

6. Masa Mesias Mesias

"Keadaan dimana semua orang berlomba-lomba jadi juru selamat untuk orang lain, dalam konteks mengajak orang lain ikut apa yang menurut orang ini benar," jelas Iga.

7. Haluan

"Haluan ini mengambil soal tentang maraknya berita bohong, kita selalu dikasih sesuatu yang berbeda dari apa yang terjadi di lapangan lalu menjadi kultur dan gelombang kebencian," kata Iga.

8. Samara

Awalnya, lagu ini ingin dimasukkan ke dalam album Taifun, namun ternyata dianggap nggak cocok. Terdapat lirik yang menyebutkan tiga nama, Samara, Ani, Jiyana. Lantas, apa maksudnya?

"Jadi, Samara, Ani, Jiyana arti nama-nama di mana Samara artinya dilindungi Tuhan, Ani dicerminkan sebagai perempuan yang cantik, lalu Jiyana adalah kekuatan," paparnya.

9. Tirai Cahaya

"Di Barasuara, kita punya Marco, Ucup, dan Iga yang sudah punya anak, jadi ini kayak merayakan kehdiupan baru. Ini kayak proses bayi keluar dari vagina ibunya. Mungkin untuk umat Muslim, kita kumandangkan adzan, dan itu ada di lirik, 'Tertunduk bersimpuh menyambut hidup', lalu anaknya jadi dewasa, punya pilihan sendiri, mereka udah dewasa, kita sebagai orang tua hanya bisa melihat mereka," pungkasnya. (*)

Tag

Editor : Al Sobry