HAI-Online.com -Semenjak dipublikasikan, Rancangan Undang-undang (RUU) Permusikan langsung menjadi sorotan dan mendapatkan banyak penolakan dari berbagai macam kalangan, salah satunya oleh budayawan Sujiwo Tejo.
Melalui akun Twitter miliknya @sudjiwotedjo, pria berusia 56 tahun ini mengusulkan kepada DPR untuk membuat RUU Pernafasan guna melengkapi RUU Permusikan dan Indonesia bisa makin dikenal sebagai negara hukum.
"Pagi. Gimana kalau dibentuk RUU Pernafasan, untuk melengkapi RUU Permusikan dll. Ini agar Indonesia bisa disebut negara hukum saking banyaknya UU. Contoh pasal UU Pernafasan: Abis makan pete apalagi jengkol dilarang naik lift," tulis Sujiwo Tejo pada Rabu kemarin (6/2).
Pagi. Gimana kalau dibentuk RUU Pernafasan, untuk melengkapi RUU Permusikan dll. Ini agar Indonesia bisa disebut negara hukum saking banyaknya UU.Contoh pasal UU Pernafasan: Abis makan pete apalagi jengkol, dilarang naik lift ...Sebelumnya, Sujiwo Tejo juga sempat menyampaikan sikap penolakan terhadap RUU Permusikan melalui akun Twitter miliknya pada Senin lalu (4/2).— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) 5 Februari 2019
Baca Juga : Gara-Gara Helm, Taruna ATKP Aldama Putra Pangkolan Tewas di Tangan Senior
Dalam cuitan pertama, pria kelahiran Jember tersebut menjelaskan bahwa akan ada debat kusir imajiner apabila nantinya pemerintah benar-benar mengesahkah RUU Permusikan.
"Debat kusir imajiner ini betul-betul akan terjadi bila pasal karet dalam RUU Permusikan disahkan #TolakRUUPermusikan," tulis @sudjiwotedjo sambil memberikan contoh kasus.
1) “Selaku Jande mude yg bername Fatime gue lapor polisi karena gue gak gitu2 amat kek di Lagu Fatime Jande Mude”“Lho, Ini bukan Fatime kamu. Fatime yg lain..”Debat kusir imajiner ini betul2 akan terjadi bila pasal karet dlm RUU Permusikan disyahkan #TolakRUUPermusikanLebih lanjut, Sujiwo Tejo menjelaskan bahwa apabila RUU Permusikan disahkan, seseorang bisa dengan mudah mempolisikan musisi hanya karena lirik dalam lagu buatannya.— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) 4 Februari 2019
"Realitas khayalan ini akan jadi realitas konkret jika pasal karet RUU Permusikan disahkan #TolakRUUPermusikan," tulisnya sambil kembali memberikan contoh kasus.
2)”Naik motor gede enak bisa mengosongkan jalanan..” Dgn lirik itu pemusik bs dilaporkan polisi oleh organisasi moge, jk ada anggota moge nggak suka ke pemusik tersebut.Realitas khayalan ini akan jd realitas konkret jk pasal karet RUU Permusikan disyahkan #TolakRUUPermusikanSujiwo Tejo pun menyarankan supaya DPR membuat Undang-undang Tulisan Bokong Truk karena bisa menimbulkan ketersinggungan apabila ditanggapi secara serius.— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) 4 Februari 2019
"Ndak usah syair lagu aja. Kenapa gak sekalian bikin 'UU Tulisan-tulisan Bokong Truk'... Bikin pasal karet penistaan juga... Pasti banyak janda/kembang desa lapor polisi gegara ditersinggung-tersinggungkan oleh yg bayar dia agar melapor. #TolakRUUPermusikan," tambahnya.
3) Ndak usah syair lagu aja. Kenapa gak sekalian bikin “UU Tulisan2 Bokong Truk”... bikin pasal karet penistaan juga .. pasti banyak janda/kembang desa lapor polisi gegara ditersinggung-tersinggungkan oleh yg bayar dia agar melapor.#TolakRUUPermusikanKalau menurut kalian gimana nih? RUU Permusikan sendiri sebaiknya dicabut atau direvisi setelah mendapatkan banyak penolakan dari berbagai macam pihak? (*)— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) 4 Februari 2019