Follow Us

Viral, Ini 4 Fakta Cowok Berkebutuhan Khusus yang Dikeroyok di Monas

Alvin Bahar - Senin, 20 Agustus 2018 | 17:46
Ilustrasi penganiayaan
Kompas

Ilustrasi penganiayaan

HAI-ONLINE.COM - Di media sosial beredar foto seorang cowok yang disebut berkebutuhan khusus berinisial AAF atau Iyan (20). Tubuh Iyan penuh luka bekas sundutan rokok. Dalam postingan yang viral tersebut disebutkan bahwa Iyan dijemput keluarganya di Panti Sosial Kedoya, Jakarta Barat. Dalam foto-foto itu disebut Iyan disiksa oleh oknum Satpol PP. Pihak keluarga menyebutkan, Iyan merupakan penderita epilepsi.Apa saja fakta-fakta dari kasus tersebut? Ini selengkapnya:

Cek: Ngintip Cristiano Ronaldo Belanja Sneakers, Langsung Habis Rp50 Juta!

1. Dinsos bantah disiksa di pantiKepala Suku Dinas Sosial Jakarta Barat Hadi Surya membenarkan ada luka-luka di sekujur tubah Iyan. "Betul, tapi sekarang sudah berada di keluarganya," kata Kasudinsos Jakbar Hadi Surya melalui pesan singkat, Senin (20/8/2018). Hadi mengatakan, saat dibawa ke panti kondisi Iyan sudah seperti yang viral di media sosial itu. Dia mengaku nggak tahu penyebabnya, atau kapan luka-luka itu terjadi. "Kondisinya sudah seperti itu," kata dia. Ketika ditanya apakah Iyan diantar Satpol PP seperti yang tertulis dalam postingan itu, Hadi mengaku nggak mengetahuinya. "Yang ngantar saya nggak tahu," kata Hadi.

2. Diteriaki malingKepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta Yani Wahyu mengatakan, pihaknya tengah mengusut dugaan penganiayaan yang dialami Iyan. Menurut Yani, berdasarkan penelusuran sementara, penganiayaan yang dialami Iyan terjadi Jumat (17/8/2018) lalu di Pameran Flora dan Fauna di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. "Ada yang meneriaki seseorang itu maling ya. Kemudian diamankan oleh pihak keamanan EO (event organizer) Flona (flora dan fauna). Kemudian dilakukan pemeriksaan di posko EO Flona Lapangan Banteng," kata Yani di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.Yani menunjukkan foto Iyan yang memegang sejumlah uang tengah diinterogasi di pos tenda. Pria yang menginterogasi nggak mengenakan seragam Satpol PP maupun Dinas Sosial. Yani memastikan pihaknya berada di luar area Lapangan Banteng. Setelah mengamankan Iyan, pihak keamanan pameran kemudian menghubungi Dinas Sosial. "Pihak keamanan Lapangan Banteng mengontak Sudinsos Jakpus. Sabtu pagi baru diambil oleh Dinsos berdasarkan keterangan serah terima. Baru sekadar itu aja, info yang saya dapat dan saya akan telusuri terus," ujar Yani.

3. Dipukuli karena nggak ngaku maling

Iyan mengaku dipukuli berkali-kali dan dituduh mengaku sebagai maling oleh sejumlah orang yang diduga petugas pengamanan dalam Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/8/2018). "Iya (dipukuli), saya nggak maling, tapi tetap aja orang itu nggak percaya. Saya disundut-sunduti rokok begini, saya disangka maling," ujar Iyan saat ditemui usai diminta keterangan di Mapolres Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018). Sambil terbata-bata, Iyan mengatakan dipukuli berkali-kali karena nggak mengaku bahwa dia adalah maling. Orang yang memukulinya, kata Iyan, menduga uang Rp 2,4 juta yang dikantonginya merupakan hasil mencuri di kawasan Lapangan Banteng.Karena nggak mengaku, Iyan terus dipukuli hingga seluruh wajahnya mengalami lebam dan bengkak. Iyan juga mengaku diseret, diborgol di sebuah bangku yang berada di Lapangan Banteng. "Saya nggak maling, saya nggak ngambil uang. Itu hasil ngumpulin botol Aqua dan kardus-kardus saja. Kalo ada foto orangnya, saya hapal," ujar Iyan. Kakak Iyan, Sari mengatakan, uang jutaan rupiah yang dikantongi Iyan berasal dari kerja kerasnya dengan mengumpulkan botol minuman plastik, kardus, dan upah membantu warga sekitar saat pindahan.

4. Trauma kehilangan uang di rumahSari mengatakan, Iyan sangat jarang untuk menghabiskan uang hasil kerja kerasnya. Seluruh uang yang Ia dapatkan, ditabung. Seluruh kebutuhan termasuk jajan masih ditanggung oleh keluarga. Uang tersebut juga biasa dibawa Iyan saat jalan-jalan. Iyan trauma pernah kehilangan uang yang disimpan di rumahnya. "Kalo mau jajan masih minta ke saya. Dia trauma pernah kehilangan uang waktu disimpan di rumah," ujar Sari. Iyan dianiaya di Lapangan Banteng, Sabtu pekan lalu. Adapun keluarga mendapati Iyan berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat. Ia meninggalkan rumah sejak Jumat (17/8/2018). Adapun keluarga terkejut melihat kondisi Iyan yang memprihatinkan dengan luka lebam di wajah, dan luka sudutan puntung rokok di seluruh tubuh. Keluarga Iyan telah melaporkan kejadian itu ke Polres Jakarta Pusat.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Saya nggak Maling, tapi Orang nggak Percaya, Saya Disundut Rokok"",

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular