Sebuah band unit death metal asal Jakarta, Orestes, baru saja mengeluarkan single terbaru mereka berjudul The Pledge. Single ini menjadi karya pertama mereka dalam lima tahun ini, sebelumnnya mereka telah menelurkan sebuah album perdana bertajuk Equivocal Paragraph di tahun 2011 oleh Rottrevore Records.
Orestes yang berisikan Herdityo Wibowo (vokal), Fachri Baru (gitaris), Florentino Ariza (gitars) dan Johan Franklin (Bass), mendapatkan kendala dalam perekaman The Pledge. Penabuh drum mereka yang absen dalam proses rekaman, akhirnya digantikan dengan sosok muka lama yang terjun di scene metal.
“Drummer kami, Adhityatama, terpaksa harus absen pada proses rekaman. Karena ada faktor penyebab yang benar-benar tak bisa kami ungkapkan. Sebagai gantinya, sahabat kami, Kusuma Widhiana, atau yang lebih dikenal sebagai drummer salah satu band metal paling berpengaruh di Bali, Parau. Menggantikan posisinya dalam proses rekaman,” Ujar Orestes lewat rilis pers yang diterima pada hari Jumat (24/6).
Lagu ini sudah dapat didengarkan di berbagai media berbasis internet seperti Youtube, Soundcloud dan Bandcamp lewat akun resmi Orestes. The Pledge sendiri adalah lagu yang didekasikan untuk Orestes sendiri semua pelaku kancah musik metal, yang merasa terkekang.
“The Pledge” sendiri berhasil tercipta berkat kegundahan kami akan hal-hal tersebut. Kami juga menganggap sudah terlampau banyak penyeragaman di berbagai subgenre musik metal yang sebenarnya terasa menjemukan bahkan memuakkan,” Ujar sang basis, Johan.
Selain sebagai proses dedikasi terhadap diri mereka sendiri, The Pledge juga menandakan sebagai perubahan warna musik Orestes. Di mana musik mereka menjadi lebih berat, namun di saat yang bersamaan juga mampu menawarkan unsur kuat yang manis. Kami mencoba meninggalkan segala bentuk intensitas tingkat tinggi di masa lalu yang saat ini kami anggap tak perlu diulang kembali.
“Kami mencoba meninggalkan segala bentuk intensitas tingkat tinggi di masa lalu yang saat ini kami anggap tak perlu diulang kembali. Dan selanjutnya, dengan hadirnya berbagai macam pengaruh musikalitas baru ke telinga kami—mulai dari kebengisan death metal, keresahan black metal, hingga semangat membara musik hardcore, kami bebaskan kawan-kawan untuk menilai ataupun mendefinisikan sendiri musik yang kami sajikan,” Pungkas Johan.