STORIA : Back to 90's

Sukses bermain di event berskala besar Java Jazz Festival 2010 kemarin memang makin memantapkan Storia untuk serius di dunia musik. Band yang terbentuk tahun lalu ini pada dasarnya memang telah lama bersama.

"Kami memang udah sering ngumpul sejak 5 tahun lalu. Sebelumnya pun sempet punya band masing-masing, ada yang ngiringin orang juga. Tapi, kami sepakat untuk serius ya tahun lalu," jawab Rama, sang drummer.

Maka terkumpullah, Witrie (vokal), Aldhan (keyboard), Kitut (keyboard), Joel (bass) dan Rama (drum). Dengan megusung warna pop manis, Storia ternyata punya kekuatan tersendiri kalo diliat-liat.

"Karakter yang ngebedain antara band lain adalah kita nggak ada gitaris. Kalo ditanya pop apa, ya pop power keyboard karena pake dua keyboardist. Semuanya didominasi oleh keyboard, tetep pop manis ada tapi pake keyboard." Jawab Aldhan.

Buat mereka, tumbuh dan berkembang di tahun 90-an menjadi keuntungan tersendiri. "Influence kami toh memang berasal dari tahun 90-an. Mulai dari Backstreet Boys, N'Sync, Ultra, seperti itulah," timpal Joel.

Keputusan untuk nggak memakai gitar di band ini pun memang bukan untuk dibuat-buat. Barangkali, dengan dua keyboard memang mengakomodir kebutuhan sound mereka akan gitar. Dan itu terbukti bisa!

"Secara musikalitas, kami memang pop tapi bukan yang mainstream juga. Kami berusaha mengembalikan warna yang pernah ada dan berjaya yaitu tahun 90-an," jelas Rama lagi. Yap, seperti itulah kira-kira.

Seiring berjalannya waktu, layaknya semua band yang sedang berkembang, Storia pun pengen banget segera merilis albumnya.

"Kami sih berharap dengan label nanti, semua keinginan kami dapat terakomodir dengan baik," tutup Aldhan.

Dengan mencampurkan kekuatan upbeat dan downbeat secara bersamaan, lagu-lagu macam BBSK (Benar-Benar Sayang Kamu), Hanya Aku Yang Bisa dan Kaulah Segalanya dipercaya mampu menjadi senjata pamungkas Storia. Hmmm, sounds 90's without guitar?? Interesting!