Main di depan publik yang sama sekali nggak familiar dengan lagu-lagu atau aksi kita, tentu bukan perkara yang mudah. Bahkan buat band sekelas The Changcuters yang kita kenal sangat atraktif dan komunikatif di atas panggung, sehingga nyaris selalu bisa menaklukkan simpati penonton hampir di manapun mereka tampil.Maka waktu harus tampil di Island Stage, Summer Sonic Festival 2015, hari pertama, Sabtu (15/8), Tria cs merasa harus menyiapkan senjata pamungkas. Namanya “pamungkas”, senjata tersebut biasanya paling ampuh buat meluluh-lantakkan pertahanan musuh.
Begitulah. Seperti HAI saksikan sendiri, dan sudah banyak dikutip oleh media lain, baik dalam negeri maupun Jepang, penampilan kuintet ini sore itu emang terbukti mampu menarik cukup banyak massa. Dari yang tadinya malu-malu, penonton yang rata-rata asli Jepang dan sedang ngelurusin kaki di area makan minum yang memang terletak persis di depan Island Stage (tempat The Changcuters manggung), perlahan mulai tertarik untuk maju ke sekitar bibir panggung. Terutama setelah memasuki lagu kedua, dan sang senjata pamungkas mulai beraksi. Total penonton yang akhirnya berkumpul di situ saat The Changcuters mengakhiri aksi 30 menit kemudian kurang lebih sekitar 200 an orang. Sama sekali nggak buruk buat band yang sama sekali nggak dikenal keberadaannya sebelumnya.
“Kami The Changcuters dari Bandung, Indonesia! Walaupun kamu nggak mengerti lagu dan bahasa kami, saya minta kalian ikuti apa yang saya katakan. Kita nyanyi bareng! Gampang kok!” seru Tria dengan bahasa Inggris yang lumayan (pas-pasan).
Di situlah sang senjata pamungkas itu beraksi. Tiba-tiba dari PA bergaung terjemahan dari apa yang disampaikan oleh Tria. Dalam bahasa Jepang dengan logat dan lafal yang sangat fasih pula. Nggak hanya itu. Bagian yang harus dinyanyikan oleh penonton pun terdisplay via poster baik dalam tulisan kanji maupun latin. Yang memegang poster itu, adalah orang yang sama yang menerjemahkan perkataan Tria. Namanya adalah Firman Brader, yang nggak lain keyboardis additional The Changcuters. Sebelum gabung dengan band ini, Brader sempat tinggal dan bekerja di Jepang selama beberapa tahun. Nggak heran kalau bahasa Jepangnya cas-cis-cus.
Dan aksi yang sebenarnya super sederhana ini, terbukti manjur buat menarik simpati penonton. Soalnya penonton jadi paham dan nyaman dengan maksud The Changcuters, sehingga makin banyak penonton yang tertarik buat berkumpul di depan panggung. Dan ikut larut dalam aksi Tria cs sampai akhir.“Kami nyoba cari gimmick yang simpel tapi efektif. Biar nggak terasa mengada-ada tapi tetap kena,” bilang Dipa seusai manggung, dengan tampang sumringah.
Cakep, lurr!