Siapa yang pernah galau dan menghapus kegalauan itu dengan cara berjalan-jalan? Hmm kayaknya kita semua hampir menyukai cara yang satu itu, bukan? Jalan-jalan ke suatu tempat baru itu menyenangkan, membebaskan pikiran. Ketika melihat pemandangan, menikmati makanan, dan kadang berkenalan dengan orang-orang baru, pastinya semua itu bakal mengisi ruang kosong di sudut hati kita dengan sedikit (mungkin banyak) kebahagiaan. Itulah makna melakukan perjalanan, kadang luka di hati kita, sedikit demi sedikit akan mengering, dan kemudian sembuh bersama kesadaran.
Yap, cara itu juga yang ditempuh seorang Mada (Abimana Aryasatya), ketika ia begitu sakit ditinggalkan dua perempuan yang dicintainya, ibunya dan Sofia (Dewi Sandra) kekasihnya. Begitulah, pada saat dia merasa kebahagiaan sudah begitu dekat, kadang Tuhan malah merenggut semuanya. Padahal sebelumnya, Mada yakin, selama ini ia sudah menjadi orang baik-baik, tidak pernah jauh dariNya, tapi entah kenapa kali itu Tuhan malah menghukumnya? Bukan, padahal itu bukan hukuman, justru itu sebenarnya ujian.
Tapi sayang, ujian itu membuat hati Mada luka, bahkan ia kecewa dan marah kepada Tuhan, juga orang-orang yang dicintainya. Dia memutuskan pergi jauh berkelana meninggalkan Indonesia. Di Negara keduanya, Thailand, dia menemukan obat sakit hatinya, tapi mungkin dengan cara yang tidak tepat. Gaya hidup bebas itu telah menjadikannya sebagai orang yang sesat. Mabuk, judi, dan sex bebas jadi jalan hidupnya. Dia memang menemukan kebahagiaan, tapi jasmani saja, sedang jiwanya kosong.
Maka, keputusannya menjadi backpacker mungkin dianggapnya tepat, tapi siapa yang tahu rencana Tuhan? Mada sudah hampir melewati batasnya, sampai tangan Tuhan kembali menuntunnya. Ia menjadi backpacker ke Negara Vietnam. Sebenarnya, dia justru masih dalam keadaan sakit hati, bahkan sebelum itu ujian berat datang lagi, Mada kehilangan ayahnya.
Tidak berhenti di situ, ia melanjutkan perjalanan sampai dengan China, di sini dia hampir menemukan titik baliknya. "Tuhan itu sempurna. Tidak ada yang tidak diberikan kesempatan untuk berubah," kata Suchun (Laura Basuki).Dari situ, Negara-negara lain pun dikunjungi Mada. Berbekal kepercayaan pada takdir Tuhan, dia datang ke India, Tibet, Nepal, Iran, dan mengakhiri perjalannya di Saudi Arabia.
Haji Backpacker pun telah menjadi kisah perjalanan inspirasional dari tokoh utama, Mada. Seperti juga yang dituangkan dalam buku berjudul sama karya Aguk Irawan MN. Adanya versi audio visual karya sutradara film Danial Rifki ini, perjalanan melintasi sembilan negara melalui darat untuk menuju Kota Mekkah jadi terasa indah dan mengharukan.
Selain penonton dimanjakan dengan pemandangan 9 negara, dan alur maju mundurnya, sebenarnya cuma mimpi Mada saja yang masih terkesan kasar ketika dituangkan dalam visual. Tapi kisah perjalanan haji ini akan berpotensi untuk kita melakukan perjalanan juga, baik haji atau perjalanan lainnya.
Kita tahu, haji adalah undangan Tuhan untuk mendatangi rumah-Nya. Namun, siapa yang dapat menduga, kalau seseorang yang sempat ingkar dan marah sama Tuhan, bahkan hampir-hampir melupakanNya, justru yang mendapatkan undangan ini? Kita nggak pernah tahu rencana-Nya.
Maka, siapapun orang yang terpilih, dia yang akan datang ke rumahNya, dengan jalan apapun. Maka, selama ada Iman dan keyakinan, maka percayalah selalu ada juru selamat, apalagi jika kita meyakini hal itu dan tidak mengubahnya sedikit pun.