Follow Us

Penis Berhias, Seni tapi Risiko Tinggi!

- Senin, 28 April 2014 | 09:59
Penis Berhias Seni tapi Risiko Tinggi
Hai Online

Penis Berhias Seni tapi Risiko Tinggi

Pernah dengar berita cowok menindik penisnya? Ah tren ini udah ada sekitar empat tahunan lalu, bro! Tapi, ini jelas masih menjadi salah satu kelakuan nekat yang sama sekali nggak patut dicontoh, tuh!

Kalo dirunut ke belakang, tren tindik di bagian penih, sebenarnya udah ada sejak jaman dulu banget. Nggak perlu melongok orang-orang luar negeri deh. Tindik penis ternyata juga jadi bagian dari budaya (buruk) kita!

Katanya nih, bangsawan di Jawa lumayan banyak melakukannya. Dugaan ini muncul karena banyaknya gambar relief candi yang merujuk ke arah situ. Jangan sedih, nggak cuma para bangsawan Jawa jaman dulu aja yang melakukannya. Cowok-cowok dari suku Dayak Kayan, Kenyah, Kelabit, dan Iban gosipnya hobi juga memasang aksesoris mirip barbel pada bagian ujung penis, yang disebut palang.

Infonya, alasan mereka menjalankan tradisi menindik penis adalah sebagai simbol kedewasaan. Praktik menindik penis juga dikenal dalam ajaran Hinduisme. Beberapa patung di Candi Sukuh dan Candi Ceto misalnya, memperlihatkan sosok patung dengan penis ditindik. Beberapa kelompok masyarakat modern juga mempraktikkan tindik dan rajah penis, alasannya untuk estetika dan rekreasi. Duh, emang penis itu dikira wahana bermain kali ah!

Intinya, perilaku menindik penis ini udah barang tentu nggak aman alias berbahaya. Bukan apa-apa, coi! Penis itu kan tempat ngumpulnya banyak pembuluh darah. Di situ juga banyak terdapat saraf-saraf. Nah, coba bayangin gimana kalo salah satu atau beberapa pembuluh darah dan saraf itu kena tusukan jarum tindik. Apa nggak bisa fatal risikonya?

Kalau dari hasil penelitian di Jerman, tindik penis bisa menyebabkan susah ereksi dan impotensi. Ihh serem kan, nggak bisa tegak berdiri, bahkan mempertahankan durasi!

Nah, bagaimana dengan yang bertato?

Editor : Hai

Latest