Sweet seventeen adalah masa yang menggembirakan bagi banyak orang, nggak terkecuali Davi Ardiansyah. Waktu merayakan usia ke-17-nya, cowok yang duduk di kelas 2 SMK itu sudah berani mengambil keputusan untuk melakukan hubungan sexual, bukan dengan lawan jenisnya, tetapi dengan teman cowoknya.
Ya, Davi mengakui dirinya adalah seorang homosexual. Ia menyebutnya LSL (Lelaki Sex Lelaki). Sejak masa itu, ia begitu akrab melakukan percintaan sesama jenis, bukan hanya dengan pasangan homonya, ia yang keasyikan berada di "dunia"-nya juga sempat bergonta-ganti pasangan, sampai kemudian human immunodeficiency virus menginfeksinya.
"Waktu itu gue lagi magang di luar kota. Gue kenal cowok dan pacaran sama dia. Selama itu terjadi, gue nyaman sama dia dan merasa bahagia, sampai akhirnya gue mau melakukan hubungan sexual pertama gue, sama dia," ceritanya.
"Tapi..., dia udah jadi mantan gue," tambahnya sedikit menyesal, sebab dari situlah semuanya bermula.
Mantan pacar yang disebut-sebut Davi adalah seorang pembawa (karir) virus HIV yang kemudian menyerang sistem kekebalan tubuhnya. Pengakuannya, selama melakukan transmisi sexual, ia cuma tahu enaknya aja, sedang selama itu juga, dia nggak pernah tahu kalau apa yang telah dilakukannya nggak cukup aman, baginya dan kemungkinan besar bagi (bekas) pasangannya.
"Gue nggak pakai kondom. Nggak tau apa-apa juga soal pencegahan HIV, bahkan HIV/AIDS aja gue nggak tau kaya apaan? Orang di sekolah gue nggak pernah dapat pelajarannya," kenang Davi, lebih menyesal lagi karena terlambat menerima pengetahuan seputar HIV/AIDS.
"Iya, coba aja gue tau dari dulu tentang pentingnya kondom untuk pencegahan HIV/AIDS, nggak mungkin gue kena virus kayak sekarang," ujar Davi menyesal untuk ke sekian kalinya.Kisah orang muda kena musibah AIDS nggak hanya Davi, ada juga Tesa dan Indra, lewat mana mereka terjangkit? Simak laporannya di HAI magazine edisi 48 yang terbit 2-8 Desember ini.