Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kata Cowok Soal "Tes Keperawanan" di Sekolah

- Kamis, 22 Agustus 2013 | 09:03
Kata Cowok Soal Tes Keperawanan di Sekolah
Hai Online

Kata Cowok Soal Tes Keperawanan di Sekolah

Teman-teman cewek, belum lama ini sudah banyak yang menanggapi soal merebaknya kabar "Tes Keperawanan" yang diberlakukan di salah satu sekolah di Sumatera Selatan. Giliran para cowok yang ternyata juga mau angkat bicara soal kepentingan sekolah mensyaratkan pelaksanakan tes tersebut dengan alasan menghindari adanya hal-hal negatif para siswa di sekolah.

Glenn Fernadez Yeremia, misalnya. Teman kita dari SMA 63 Jakarta ini bilang kalau tes itu nggak perlu, Glenn punya alasan sendiri. Cek komentar cowok-cowok lainnya juga :

"Saya nggak setuju karena nggak menyelesaikan masalah, malah bikin masalah baru, dan bisa menurunkan mental korban yang ikut tes keperawanan tersebut. Lagian, fungsi pendidikan-nya nggak ada," ujarnya kepada HAI, Rabu (21/8) kemarin.

Senada dengan Gleen, warga SMA 91 Jakarta, yaitu Rahmawan atau akrab disapa Awan juga bilang kalau test itu urusan pribadi siswi dan pihak sekolah nggak berkepentingan memeriksanya."Tes itu nggak perlu karena masalah itu sangat pribadi banget. Gue rasa nggak ada sangkut pautnya juga sama dunia pendidikan, terutama pendidikan sex," katanya.

Tapi berbeda sekali dengan dua cowok di bawah ini. Sebagai cowok, Akbar Maulana atau Abbam dari SMA di Jakarta Barat menyatakan kalau tes virginity itu bagus-bagus aja. Alasannya cek di sini!

"Menurut gue bagus-bagus aja, karena biar bisa mengetahui seberapa besar sih tingkat keperawanan yang ada pada remaja saat ini!" ujar Abbam dengan tanpa bermaksud mengungkap secara personal siswi yang ikut test tersebut.

Lebih jelas ia menyatakan kalau data pribadi dari siswi yang diperiksa tidak disebarluaskan kecuali data angka yang dihasilkan. "Data keseluruhannya aja," singkatnya.

Dzulfikar dari SMA 99 Jakarta juga setuju kalau sekolah menggelar tes tersebut. Pasalnya cowok ini pengen tahu tingkat seksualitas remaja kebanyakan melalui data yang nanti diperoleh.

"Asal yang ngetesnya sesuai dengan jenis kelamin yang diperiksa. Laki-laki juga kalau perlu, cuma gimana caranya ya?" Katanya bingung.

Ditanya soal bagaimana kalau hasil tes tersebut jadi syarat masuk SMA. Cowok ini menyatakan nggak setuju. "Tapi kalau jadi syarat masuk nggak setuju, setiap anak boleh dapat pendidikan," tegasnya.

Editor : Hai





PROMOTED CONTENT

Latest

x