Tompi Rela Jadi Miskin Sementara Demi Garap Pretty Boys

HAI-Online.com- Kebanyakan orang mengenal Tompi sebagai penyanyi. Belakangan, dia sering memamerkan profesi utamanya sebagai dokter bedah plastik dan seorang host juga. Namun sedikit sekali yang tahu kalo pria asal Lhokseumawe, Aceh ini juga menggeluti sinematografi.

Cerita Tompi saat didaulat Desta untuk menjadi sutradara dalam film romantis komedi "Pretty Boys", ia mengaku hobi terakhirnya itu sudah dijalani sejak lama dan bisa menjadi modal untuknya menggarap satu film layar lebar debutannya.

"Nggak ujug-ujug (jadi sutradara.red), video Asian Paragames itu saya yang garap, beberapa iklan juga. Cuma profile sebagai sutradara nggak dijual ke publik," ucapnya di acara press screening film Pretty Boys di Epicentrum, Jakarta.

Tompi mengaku, dirinya tak punya background filmografi, namun bekal beberapa proyek yang sudh digarapnya cukup untuknya mengiyakan ajakan Desta menggarqp layar lebar.

"Saya nggak punya ilmu untuk directing, tapi dari hobi saja. Saya juga movie freak, selalu nonton film yang baru keluar. Dan ngulang-ngulang hal yang mau saya tau," terangnya lagi.

Lagipula, cerita Tompi soal dunia film ini sudah diikutinya sejak masih sekolah menengah atas.

"Yang jadi dasar juya kenapa saya sekatang mau jadinl sutradara karena sejak sekolah sma pernah main teater, di kampung saya, rasanya itu cukup untuk modal," katanya lelagi tetap percaya diri.

Meski begitu, ada risiko Tompi mengambil proyek ini. Pasalnya sumber penghasilannya di praktik bedah plastik harus disetop dulu biar fokus selama 6 minggu menggarap filmnya. Dia pun rela pendapatannya jadi berkurang drastis.

"Saya harus siap nggak praktik, siap miskin beberapa waktu," terangnya.

Film Pretty Boys bakal mulai tayang tanggal 19 September 2019 di seluruh bioskop di Indonesia. Diperankan dan diproduseri oleh Desta dan Vincent Rompies, film ini merupakan debut pertama Tompi sebagai sutradara. Selain itu, film ini juga menjadi debut bagi Onadio Leonardo sebagai aktor layar lebar. Dimeriahka juga oleh Danilla, Tora Sudiro dan Imam Darto. (*)