HAI-ONLINE.COM - Band pop-punk asal Tangerang, Private Number berkolaborasi dengan band pop asal Yogyakarta The Rain. Di project kolaborasi ini kedua band tersebut bekerja sama dalam mengerjakan ulang aransemen lagu “Tembak”.
Lagu “Tembak” ini merupakan lagu pertama yang diciptakan oleh Private Number dan diciptakan oleh M. Farid Kelly dan Mugie Tadarus yang merupakan personil lama Private Number.
“Lagu ini sebenarnya sederhana, karena lagu itu dibuat saat kita masih SMA. Kalo dilihat secara lirik juga simple lagunya, bukan lirik yang puitis tapi cuma menceritakan tentang kita suka sama cewek tapi takut untuk bilang rasa suka itu, jadi dipendam aja gitu," ulas Bengkak.
“Lagu ini juga nggak pernah kita rilis sebagai single dan nggak pernah dipromosikan juga. Jadi kita juga nggak kepikiran kalo ini lagu bakal banyak orang dengar. Bahkan sepanjang kita manggung, lagu ini malah yang selalu mendapat respon yang baik dari penonton. Justru kesederhanaan liriknya yang bikin lagu ini disukai banyak orang”.
Baca Juga: Kisah Lagu Mistis Geby: Karya Cupu yang Diperebutkan Dua Band
Di lagu “Tembak ini, The Rain bukan hanya ikut bernyanyi dalam. Namun mereka juga mengaranseman lagu ini dan juga bertindak sebagai produser dalam lagu ini.
Private Number juga merilis lagu ini dibawah naungan Heavy Rain Records yaitu label yang dibangun oleh The Rain.
“Ini adalah label independen The Rain yang berdiri sejak 2013. Single pertama yang dirilis The Rain lewat Heavy Rain Records adalah Terlatih Patah Hati. Hingga tahun 2022, The Rain adalah satu-satunya band di Heavy Rain Records.” Jelas Indra The Rain
Baca Juga: Konser Petisi Cinta: Manusia Setengah Dewa Iwan Fals Ditunda, Ini Cara Refund Tiketnya
“Seiring berjalannya waktu, kami mulai membuka peluang untuk bekerjasama dengan musisi-musisi lain, dan Private Number menjadi band selanjutnya yang dirilis oleh Heavy Rain Records.”
Kolaborasinya mereka juga termasuk dalam pengerjaan musik videonya. Cerita di musik video ini berkaitan dengan dua musik video single The Rain sebelumnya, “Mendengar Kabar” dan “Kita dan Ketidakmungkinan”.