HAI-ONLINE.COM - Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih ada kemungkinan selamat dari kecelakaan pesawat.Dilansir dari Telegraph, berikut hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup:
Baca Juga : Berkaca Pada Kasus Lion Air JT 610, Mengapa Pesawat Baru Bisa Alami Kecelakaan?
Memiliki rencanaMengetahui apa yang akan kamu lakukan saat terjadi kecelakaan pesawat atau pendaratan darurat jadi salah satu dasar bertahan hidup.Pertama-tama, dengarkan baik-baik instruksi keselamatan dari awak kabin sebelum lepas landas dan baca kartu keamanan dengan baik.Selain itu, kamu juga perlu mengetahui pintu keluar terdekat. Hitung berapa baris yang harus kamu lewati agar bisa sampai di sana saat keadaan garurat. Ini penting sebab kamu akan kesulitan menemukan pintu keluar dalam keadaan pesawat gelap gulita dan penuh asap.Dalam beberapa kasus, kamu hanya memiliki beberapa menit sebelum terjadi benturan. Oleh sebab itu, bersiap-siap untuk menghadapi keadaan terburuk sesaat setelah lepas landas bisa meningkatkan kemungkinan bertahan hidup.
Kursi paling amanSebuah studi yang dilakukan Popular Mechanics dalam menganalisis kecelakaan pesawat 1971, menemukan fakta bahwa kursi belakang (setelah sayap) adalah yang paling aman – dengan tingkat keselamatannya 69%.
Kursi sebelum sayap hanya memiliki potensi keselamatan sebanyak 56% dan pada kursi paling depan 49%.Meski begitu, pendapat ini ditentang oleh pihak Boeing. Mereka mengatakan, nggak ada klasifikasi mana kursi yang paling aman.
“Semuanya sama-sama aman apabila kamu tetap memakai sabuk pengaman,” ujar juru bicara Boeing.Di lain sisi, studi yang dilakukan peneliti dari University of Greenwich menyatakan bahwa kursi di dekat pintu darurat adalah yang aman karena memudahkan saat evakuasi.Mereka menyimpulkan ini setelah melakukan penelitian pada 2.000 orang yang selamat dari 105 kecelakaan pesawat. Diketahui bahwa penumpang yang duduk enam baris jauhnya dari pintu darurat, kecil kemungkinan untuk bertahan hidup.Brace position
Sama seperti kursi paling aman, posisi brace ini juga termasuk tindakan pencegahan. Letakkan tubuh serendah mungkin untuk mengurangi efek benturan, terlempar ke depan, atau menghantam interior pesawat.Brace position juga dapat mengurangi risiko cedera kaki sehingga nggak menyulitkan kamu ketika ingin melarikan diri dari pesawat. Poin terakhir ini sangat relevan. Sebab, pada kecelakaan M1 Kegworth tahun 1989, banyak korban meninggal ditemukan dalam keadaan patah kaki.Sebaiknya, pegang kaki atau letakkan kaki di lantai sambil mendekap lutut dan tempatkan tas tangan di bawah kursi di depan kamu sebagai pelindung kepala. Kalo memungkinkan, kamu juga bisa menggunakan bantal untuk melindungi kepala. Pertahankan posisi brace sampai pesawat mendarat.
Kenakan sabuk pengamanDalam keadaan panik, orang-orang cenderung melepaskan sabuk pengamannya. Namun, yang harus dilakukan di tengah guncangan justru sebaliknya: kamu harus mengencangkan sabuk pengaman sebisa mungkin. Setiap sentakkan yang mengendurkan sabuk pengaman akan meningkatkan risiko benturan yang diterima.
Halangi asapApi jadi salah satu penyebab kematian dalam kecelakaan pesawat. Namun, asapnya pun tak kalah buruk. Menghirup asap dalam beberapa detik bisa membuat kamu kehilangan kesadaran. Kalo memungkinkan, sebaiknya basahi sapu tangan atau kain yang akan digunakan untuk menutup hidung dam mulut. Kalo air nggak tersedia, gunakan urine – di tengah masalah hidup dan mati, nggak ada waktu untuk memikirkan kebersihan.Tinggalkan barang-barangDemi kebaikan Anda, sebaiknya tinggalkan semua barang bawaan. kamu memerlukan kedua tangan yang bebas untuk menghalau rintangan, menutup hidung dari asap, atau menahan dorongan penumpang lain yang panik.
Bergerak cepat“Periode emas” untuk menyelamatkan diri hanya berlangsung selama dua menit. Meski sulit, namun gunakan waktu ini untuk mendengarkan arahan awak kabin dan bergerak secepat mungkin untuk keluar dari pesawat.
Artikel ini pertama kali tayang di National Geographic