Berburu Madu Hutan Langsung dari Asalnya di Duntana, Flores Timur

Minggu, 21 Oktober 2018 | 06:35
HAI/Dewi Rachmanita

Berburu madu hutan di Flores, NTT

HAI-Online.com -Jangan takut duluan dengar judulnya nyaris tersengat lebah. PengalamanHAIberburu madu hutan di Duntana, Flores penuh dengan keseruan sob. Cocok buat lo yang berjiwa petualang. Selain perlu masuk hutan, meskipun emang nggak terlalu dalam sih, lo juga bakal berhadapan dengan lebah-lebah raksasa dan rasa deg-degan lihat proses pengambilan madunya.

Sabtu (13/10) lalu,HAIbersama Rumadu dalam DBS Daily Kindness Trip berpetualang ke Duntana, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) buat berburu madu hutan.Fyi,madu hutan tuh beda ya dengan madu yang diternak khusus. Madunya lebih cair dan enak serta alami.

Menuju hutan, perjalanan cukup panjang mestiHAItempuh dari Larantuka. Sesampainya di tepi hutan, udah ada cowok calon pemanjat yang bakal "beraksi" ambil madu hutan langsung dari pohon.

Baca Juga : Du'Anyam: Kenalkan dan Lestarikan Budaya Anyaman Flores ke Dunia

Nggak main-main sob, tinggi pohon belasan sampai puluhan meter yang biasa dinaiki para pemburu madu hutan.

HAI/Dewi Rachmanita

Berburu madu hutan di Flores

Mula-mula nih, para pemburu atau petani madu hutan emang udah memantau dulu pohon-pohon yang mana aja yang bisa dipanen. Satu pohon biasanya ada beberapa sarang lebah.

Satu sarang bisa menghasilkan sampai 30 botol madu. Bahkan kalau lagi panen, dalam satu malam bisa menghasilkan 300-400 botol madu dari banyak pohon. Malah pernah suatu waktu, dalam satu pohon menghasilkan 1 ton madu hutan! Mantul nggak tuh sob.

Baca Juga : 7 Tanda Cewek Gebetan Udah Siap ‘Ditembak’, Jangan Tunda Guys!

Umumnya mereka sih berburu malam hari. Hal itu disinyalir biar makin mengurangi resiko tersengat lebah, baik bagi pemburu yang ambil di atas pohon maupun yang nunggu di bawah.

Setelah tahu pohon mana yang akan jadi incaran, petani madu pun memanjat pohon tersebut dengan membawa ijuk yang nantinya bakal dibakar. Fungsi ijuk tersebut untuk mengasapi sarang lebah bro. Yap, ini tergolong cara yang efektif dan mementingkan keberlanjutan ekosistem. Jadi, pohon nggak ditebang ya biar lebah tetap bisa bersarang di pohon yang sama.Waktu naiknya pun, pohon nggak dipaku biar kalau hujan air nggak masuk dan bikin lembab pohon lalu tumbang.

HAI/Dewi Rachmanita

Berburu madu hutan di Flores

Setelah diasapi, sarang dipotong dari pohon bro lalu dibawa ke bawah dengan ember. Nah, ini titik mendebarkan juga buatHAIdan rombongan di bawah. Lebah-lebah raksasa mulai berhamburan dan mulai terbang ke sana ke mari. Nyaris ajaHAItersengat sob! Buru-buru dekat asap api biar lebah kabur.

Triknya nih kalauotwdisengat lebah, lo jangan panik. Tetap kalem aja lalu jongkok. Perlahan menuju api dan biar diri lo terasapi. Kalau pun tersengat, jangan langsung pukul lebah. Periksa bagian tubuh yang tersengat dan ambil sisa bagian lebah yang masih tersangkut di tubuh. Habis itu, olesi dengan madu.

HAI/Dewi Rachmanita

Udah jadi petani madu hutan dari SD atau lebih dari 25 tahun!

Kalau para pemburu sih udah kebal sob dengan lebah. Hal itu diungkap langsung oleh Abang yang jadi petani waktu HAIdatang. Dia udah jadi nyari madu sejak SD loh kira-kira lebih dari 25 tahun deh.

Menikmati madu hutan diasalnya langsung

Setelah dibawa ke bawah, sarang dibersihkan dan dipisahkan dari bagian lilinnya. Wah mantap sih, waktuHAIcoba emang rasanya manis banget sob. Benar-benar alami! Apalagi sensasi makan madu liar langsung dari sarangnya itu loh. Tapi, emang mesti hati-hati, takut nanti ada lebah yang tiba-tiba menyengat.

HAI/Dewi Rachmanita

Menikmati madu hutan secara langsung di Flores

Menikmati madu hutan langsung di hutanya emang punya sensasi tersendiri. Rasa penasaran ingin terus makan madu dihantui kewaspadaan disengat lebah. Cuma, sebenarnya emang jarang bro kasus sengat lebah.

Madu itu disaring dan dikumpulkan dalam wadah. Nantinya baru diolah khusus di unit pengelolaan Rumadu. Baru deh lo bisa menikmati madu dalam kemasan tanpa pengawet.

HAI/Dewi Rachmanita

Madu hutan yang diolah Rumadu

"Kita emang sangat sederhana karena maunya yang alami tanpa ada intervensi apa-apa, tapi kita tetap menjaga standar kualitas agar madu layak dikonsumsi," kata Yohannes dari Rumadu.

HAI/Dewi Rachmanita

Yohanes menjaga kualitas madu hutan Rumadu maupun ekosistem lingkungan

Lebih lanjut, dia bilang emang mau nampilin apa adanya dan menjaga kearifan lokal. Nggak sekadar ambil madu untuk sesaat, Yohannes pun menjaga ekosistem biar ada keberlanjutan.

Rumadu pun punya kordinator di tiap desa buat menjaga kualitas madu maupun ekosistem.

Kalau mau menikmati madu hutan, tapi di rumah lo bisa beli kok madu yang udah dikemas. Harganya cuma Rp80.000 aja. Cuma ya sensasinya bakal beda sih kalau langsung menikmatinya di hutan. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya