Mengenang 'Omong Kosong' Deklarasi Damai Suporter Persija, Persib, Dkk Dua Tahun Silam

Senin, 24 September 2018 | 14:36
Kompas.com

Mengenang Deklarasi Damai Supporter Indonesia

HAI-Online.com - Dunia sepak bola Indonesia kembali diterpa kabar nggak menyenangkan.

Bukan karena gagal meraih prestasi, tetapi karena pertandingan yang harus merenggut korban jiwa.

Setelah Persija Jakarta gagal meraih kemenangan saat bertandang ke kandang Persib Bandung Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9) 2018 kemarin, terjadi adu jotos antara The Jakmania dan Bobotoh.

Keributan tersebut terjadi diParkiran Gerbang biru Stadion GeloraBandungLautan Api (GBLA),Bandung, pada Minggu (23/9/2018) sekitar 13.00 WIB.

Kali ini Haringga Sirila, seorang Jakmania, harus meregang nyawa akibat perkelahian tersebut.

Anggota Jakmania asalKelurahan Cengkareng Timur Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat tersebut diduga kuat dikeroyok oknum Bobotoh.

Menurut pantauan Tribun Jabar, lokasi tempat Hariangga ditemukan tewas terdapat banyak bercak darah terutama di bagian trotoar.

Baca Juga : Ridwan Kamil: Lebih Baik Nggak Ada Liga Sepak Bola Jika Harus Mengorbankan Nyawa

Banyak pihak yang mengecam keras oknum Bobotoh yang tega melakukan perbuatan keji tersebut.

Yang jelas, meninggalnya Haringga menjadi bukti kuat bahwa unsur kekerasan masih jadi momok buat sepak bola Indonesia.

Padahal dua tahun silam tepatnya pada 2 April 2016, pernah ada deklarasi damai yang dipelopori oleh lima supporter sepakbola dari lima klub di Indonesia.

Ada pun lima kelompok suporter itu adalah The Jak Mania dari Persija Jakarta, Viking dari Persib Bandung, Aremania dari Arema Malang, Sriwijaya Mania dari Sriwijaya FC, dan Semeton Dewata dari Bali United.

Deklarasi damai itu ditandatangani menjelang pertandingan final Piala Bhayangkara antara Persib Bandung melawan Arema Malang, di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu (3/4/2016).

Dalam deklarasi tersebut terdapat tujuh poin yang dituliskan dalam sebuah kertas.

Antara lain menjunjung tinggi sportivitas, saling menghormati antar supporter, menjaga konduksivitas dan keharmonisan antar suporter, dan turut menjaga keamanan dan ketertiban seluruh ketentuan hukum dan undang-undang yang berlaku selama pertandingan.

Umur deklarasi itu baru genap dua tahun. Namun peristiwa ini menjadi bukti bahwa deklarasi tersebut masih menjadi omong kosong belaka.

Soalnya, janji deklarasi tersebut gagal melewati 'ujian' pada pertandingan yang sejatinya benar-benar panas.

Nggak bermaksud melebih-lebihkan, partai Persija Jakarta dan Persib Bandung bisa dikategorikan sekelas 'El Clasico' di La Liga.

Kalo terus-terusan makan korban begini, apa lo rela sepakbola Indonesia terus jalan?

Yang jelas kejadian ini jadi indikasi kalo supporter Indonesia masih banyak yang belum dewasa dalam bersikap.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya