HAI-Online.com – Ngomongin soal film yang ngambil banyak cast dengan etnis non kaukasia di Hollywood akhir-akhir ini emang lagi cukup ngetren, bro!
Sebut aja Black Panther, Moonlight, Straight Outta Compton, yang kesemuanya dibintangi sama cast dengan etnis Afrika-Amerika.
nah padatahun ini, adasatu film sejenis yang muncul. Bedanya, film ini mengambil hampir seluruh cast mereka dengan etnis Asia.
Yap, Crazy Rich Asians, film ini sendiri jadi film dengan hampir seluruh cast-nya orang Asia kedua, setelah film The Joy Luck Club di tahun 1993.
Baca Juga : Ini 6 Perbedaan Film dan Novel Crazy Rich Asians, Spoiler Alert!
Hal itu bikin film ini punya resiko gede banget buat bisa dapet tempat di jajaran elit Hollywood. Apalagi mereka mengusung genre yang seringkali susah buat dapet posisi terhormat, genre komedi-romantis. Tapi untungnya, mereka berhasil ngebayar tuntas semua resiko itu, sob!
Diadaptasi dari novel berjudul sama tahun 2013 karya Kevin Kwang, Crazy Rich Asians bercerita soal Nick Young (Henry Golding) dan Rachel Wu (Constance Wu), pasangan professor dari New York University (NYU) yang liburan ke Singapura dalam rangka pernikahan sahabatnya Nick. Dan perkenalan Rachel sama keluarga besar Nick, terutama sama ibunya Nick, Eleanor (Michelle Yeoh).
Sebelum dateng ke sana, Rachel nggak tahu kalo ternyata Nick adalah pewaris keluarga super kaya yang jadi pemilik hampir seluruh Singapura.
Nick dan keluarganya juga super terkenal di sana. Dan Nick sendiri bahkan jadi selebriti dambaan para wanita, yang bikin Rachel nggak disukai sama banyak orang. Termasuk Eleanor, ibunya Nick.
Kedekatan dengan kehidupan
Film ini disutradarai sama John M Chu. Sebelumnya doi sempat megang proyek macem film biografi Justin Bieber, sekuel G. I. Joe, Now You See Me 2, dan Step Up.
John M Chu sendiri adalah sosok sutradara kelahiran Malaysia, dia sendiri punya garis keturunan Asia. Yang menurut HAI sih pas banget karena doi terlihat punya kedekatan personal sama film ini yang bikin film ini jadi punya nilai istimewa dan emosional, khususnya buat kita orang Asia.
Kedekatan itu yang menurut HAI sih sukses banget bikin penonton relate dengan cerita dalam film. Digambarkan dalam film ini kalo keluarga Nick itu khas banget keluarga Asia.
Hubungan keluarga kental, sampe apapun hal buruk yang dilakukan sama keluarga pasti bakal disembunyikan.
Terus, keluarga Nick khususnya Eleanor dan Ah Ma (neneknya Nick), selalu pengen Nick buat meneruskan perusahaan keluarga padahal Nick nggak terlalu tertarik untuk ngelakuin itu. Khas banget keluarga Asia yang emang sedikit banyak selalu mengontrol masa depan anak.
Storyline yang sederhana
Storyline-nya sendiri sih, film ini cukup sederhana, sob. Cuman nyeritain soal seorang cewek yang pacarnya adalah orang nggak biasa. Dan gimana cara si cewek bisa fit in sama keluarga cowoknya.
Formulasi yang kayak gini jujur sih, udah banyak banget dipake. Sebut aja Ever After, The Prince and Me, pokoknya film komedi-romantis standar gitu deh.
Tapi, Crazy Rich Asians bisa nunjukin kalo mereka berbeda. Chu ngemas film ini dengan cara yang fun, ringan, tapi tetep punya twist unik yang beda dari kebanyakan film sejenis. Salah satunya adalah gimana tokoh cewek-cewek di sini dikasih porsi yang cukup gede.
Kebanyakan kalo lo nonton film kayak gini, biasanya pasti happy ending kan. Tapi struggle yang dilalui sama si cewek polanya gitu-gitu aja. Si cewek yang nggak kuat sama tekanan dari keluarganya, terus cabut. Dan si cowok yang harus ngelakuin grand gesture gitu buat ngedapetin si cewek lagi.
Jarang deh, ceweknya digambarin jadi sosok yang emang kuat dan bisa fight buat dirinya sendiri. Tapi di Crazy Rich Asians ini, Chu malah ngambil pendekatan ini. Baik karakter cewek dan cowok, ditampilkan setara.
Misalnya, Rachel sebagai tokoh utama digambarkan sebagai orang yang kuat,imigran Amerika jadinya doi punya pemikiran terbuka dan nggak mau kalah sama nasib.Dan setelah ditekan kanan kiri sama kerabat Nick dan Eleanor, Rachel yang sempet putus asa dibangkitkan semangatnya lagi sama Goh Peik Lin (Awkwafina), sahabatnya.
Kalo Rachel nggak boleh takut. Dia harus ngelawan buat dirinya sendiri. Kata di Peik Lin sih, ibaratnya mereka kayak lagi main ayam-ayaman. Eleanor ngejar Rachel, tapi Rachel nggak boleh ngehindar dan harus bales dengan elegan.
Selain Rachel, Astrid(Gemma Chen) juga digambarkan sebagai sosok yang kuat. Spoiler alert bro, Astrid tahu kalo Michael, suaminya, selingkuh. Awalnya doi down banget. Dan mikir, apa yang salah dari dia. Apakah karena dia selalu menyembunyikan belanjaan dari Michael, dan bikin Michael ngerasa rendah.
Baca Juga : Kabar Baik, Orang yang Sering Merinding Cenderung Menyenangkan!
Tapi di akhir film, Astrid digambarkan jadi cewek kuat. Yang sadar kalo apa yang Michael lakukan tuh bukan semuanya kesalahan dia. Bahwa nggak seharusnya Michael ngerasa lemah, padahal Astrid udah berusaha bikin dia ngerasa nyaman. Michael juga punya andil cukup besar, yaitu doi yang nggak jantan dan berjuang buat fit in.
Selain itu, karakter cowok juga tetep kok ditampilin sebagai orang yang romantis dan mau berjuang buat si cewek. Elemen romantisnya tetep ada, dengan potret pernikahan Colin sama Araminta misalnya. Yang BTW super keren banget, sob! Terus juga grand gesture yang dilakukan sama Nick di beberapa kesempatan.
Karakterisasi berlapis
Tapi yang paling keren menurut HAI sih, karakterisasi yang coba dibangun sama film ini. Setiap karakter, mau itu karakter utama atau pendamping, semua punya porsi yang sama bagusnya. Setiap karakter ditampilin dengan cukup mendalam.
Setiap karakter awalnya ditampilkan sebagai orang yang strong, mandiri, dengan keinginan yang kuat.
Tapi seiring berjalannya film, beberapa karakter juga ditampilin sisi emosionalnya. Bahwa di balik permukaan, mereka tuh sebenernya sesitif juga, atau lemah juga dan butuh bantuan.
Misalnya, Astrid yang super kaya dan doyan belanja, ternyata orangnya sensitif parah dengan selalu ngejaga perasaan suaminya, Michael yang emang bukan berasal dari keluarga kaya.
Sama juga Rachel. Dia yang besar di Amerika, belajar untuk jadi orang yang kuat, mandiri, dan berpikiran terbuka. Sebagian besar film menampilkan Rachel yang seperti itu, bahkan pas Eleanor mulai ngancem-ngancem doi. Tapi kalo udah ada kejadian menyangkut ibunya, Rachel langsung down dan bener-bener emosional banget.
Baca Juga : Coldplay Sempat Tolak Lagunya jadi OST Crazy Rich Asians, Sutradara Nekat Lakukan Ini!
Ada gejolak emosi yang coba ditawarin sama Chu. Dan ada lapisan-lapisan dalam karakter, yang bikin karakter itu nggak cuman jadi pemanis aja. Mereka semua punya peran yang pas dan berdampak dalam film.
Dan itu berhasil bikin penonton ngerasa punya engagement sama karakter-karakter tersebut. Chu bikin penonton bisa ikut ketawa sama tingkah-tingkah lucu para karakternya, dengan jokes asik yang Asia banget. Tapi nggak lama kemudian, kita bisa dibikin nangis gitu aja.
Elemen yang seimbang
Adanya beberapa genre dalam film ini ternyata berhasil ditampilin seimbang sama Chu. Mulai dari drama, romantis, dan komedi, semuanya tampil cakep. Dramanya dapet banget, apalagi ini kan backstory-nya tentang keluarga gitu. Ya, lo setuju lah ya sob, kalo hal-hal yang berkaitan sama keluarga pasti drama banget.
Penonton disuguhi bahwa jadi orang Asia itu susah banget. Ikatan keluarga yang kuat, ungkapan darah lebih kental daripada air tuh beneran diliatin. Sebagian dari lo mungkin relate banget dengan cara keluarga Nick yang banyak melakukan nepotisme.
Selain drama, komedinya sih yang jadi juara. Jokes yang dilemparin beneran lucu parah! Berkali-kali HAI dibikin ketawa ngakak cuman sama kelakuan para karakternya. Terutama si Peik Lin dan keluarganya, yang termasuk orang kaya baru (OKB). Ngakak deh ngeliat kelakuan mereka dengan baju-bajunya yang norak, dan rumahnya yang kayak istana emas gitu.
Apalagi dari jokes omongan Peik Lin yang emang ngaco banget, tapi bener juga sih. Kayak saran doi ke Rachel tentang Eleanor yang main ayam-ayaman sama Rachel. Kalo Rachel tuh nggak boleh kayak ayam. Frasa "pok pok chicken-pok pok bitch"-nya terbaik sih.
Tapi elemen romantisnya juga nggak bisa dilupain. Apa jadinya film komedi-romantis kalo nggak punya feel romantis yang bikin mata berkaca-kaca? Chu berhasil nunjukin seberapa cintanya Nick sama Rachel lewat beberapa grand gesture yang dia lakukan. Selain itu, ada juga event nikahan Colin sama Araminta yang wagelaseh, keren banget! Wedding of the decade, dengan dekorasi set yang keren parah.
Kekurangan yang cuman sedikit
Tapi yang namanya film pasti nggak mungkin deh nggak punya kekurangan. Seberapa bagusnya film ini, ada aja sedikit hal yang agak ganggu. Salah satunya sih gimana keluarga Young ditunjukan.
Kata Peik Lin, keluarga Young itu tajir melintir 7 turunan. Mereka udah kaya sejak Singapura masih hutan gitu bentuknya. Dan mereka yang bangun Singapura. Otomatis, itu bikin mereka jadi old-money. Dan biasanya yang namanya old-money tuh nggak terlalu nunjukin kekayaan mereka.
Old-money biasanya hidup dalam privasi. Nggak ada yang tahu siapa mereka, seberapa besar kekayaan mereka, bahkan gaya berpakaiannya juga nggak parlente. Tapi, dalam film ini malah sebaliknya, sob.
Keluarga Young dikenal seantero Singapura. Bahkan acara-acara keluarga mereka, kayak nikahan Colin aja didatengin sama wartawan. Aset mereka diketahui di mana aja. Dan yang lucunya, mereka diperlihatkan bergaya parlente dengan no privasi. Pakaian yang keliatan kayak orang kaya, hobi belanja sampe itu toko abis, dan norak banget.
Menurut HAI sih itu agak kurang pas aja, karena di novelnya pun Kevin Kwang menceritakan keluarga Young sebagai sosok yang tertutup dan cuman kalangan tertentu aja yang kenal mereka.
Tapi masuk akal juga sih perubahan ini, karena buat layar lebar pastinya perlu perubahan tertentu buat nambah efek dramatisasi dalam film. Yah, untung aja sih elemen glamour ini ditampilkan dengan sempurna sama Chu. Bikin Crazy Rich Asians berhasil nunjukin kemewahan yang nggak norak.
Buat lo yang belom sempet nonton, HAI saranin mending cepetan deh! Terus, jangan lupa bawa banyak temen lo ya. Jadi pas nonton, bisa sambil gosip bareng dan mengkhayal gimana sih kalo lo jadi sekaya keluarga Young, hehehe. (*)
Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa/ HAI