HAI-Online.com - Pendidikan kedokteran selama ini selalu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Apalagi sejak terbitnya UU No.20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran.
Pada era revolusi industri seperti ini, pendidikan kedokteran punya tantangan baru untuk bisa menerapkan tiga elemen literasi baru yaitu data, teknologi, dan kemanusiaan.
Di Indonesia, udah ada 83 fakultas kedokteran dengan kualitas yang berbeda-beda.
Berdasarkan data status akreditasi prodi kedokteran dari LAM-PTKes, ada 22 prodi yang punya akreditasi A (27%), 37 prodi dengan akreditasi B (44%), dan 24 prodi dengan akreditasi C (29%).
Untuk menilai kualitas sebuah fakultas kedokteran, nilai akreditasi emang jadi salah satu elemen penilaian, sob.
BACA JUGA:14 Universitas Swasta Terbaik Indonesia 2018 Versi Kemenristekdikti. UII Peringkat Pertama
Selain akreditasi, hasil Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) juga bakal dinilai.
Berdasaran data dari Panitia Nasional UKMPPD, sejak Agustus 2014 sampai Mei 2018, udah ada sekitar 39.000 dokter yang lulus. Jumlah itu masih menyisakan jumlah sekitar 2.400 retaker yang belum lulus UKMPPD.
Banyaknya jumlah retaker ini, adalah dampak dari sistem seleksi mahasiswa yang belum baik pada 10 tahun sebelumnya.
Yang menarik, ternyata ada prodi kedokteran yang punya akreditasi C, tapi sistem seleksi mahasiswanya baik.
Tingkat kelulusannya mencapai 80%. Padahal prodi dengan akreditasi C masih tergolong prodi baru, sob.
Masalah retaker ini emang udah jadi permasalahan utama sejak UKMPPD digunakan empat tahun lalu. Makanya, sejak 2015 Kemenristekdikti udah membentuk tim ahli yang diisi sama pakar dan stakeholders pendidikan kedokteran buat menyusun kajian. Kajian ini nantinya bakal dijadiin dasar rekomendasi kebijakan penanganan retaker UKMPPD.
Selain itu, Kemenristekdikti juga udah menjalankan program bimbingan khusus buat para retaker. Program ini bakal membantu fakultas kedokteran yang hasil UKMPPD-nya kurang dari 50%.
Dan di tahun 2018 ini, strategi pembinaan yang digunakan sama Kemenristekdikti bakal menggunakan model kemitraan.
Di mana, fakultas kedokteran yang mendapatkan pembinaan, bakal dapet juga asistensi dari fakultas kedokteran yang punya akreditasi A, yang udah ditentukan sama Kemenristekdikti.
Penulis: Syifa Nuri Khairunnisa/ HAI