Swastamita: Pembawa Senandung Merdu dari Bandung

Minggu, 01 Juli 2018 | 15:00
Doc. Swastamita

Swastamita

HAI-Online.com - Bandung sepertinya nggak akan pernah kekurangan musisi dan band-band berkualitas. Di setiap era dari berbagai genre musik yang ada, selalu banyak nama-nama baru dan keren bermunculan.Kali ini, HAI akan memberikan "panggung" untuk band asal Bandung yang baru terbentuk pada 2017 lalu bernama Swastamita, sebagai band HAI Demos Terpilih. Swastamita sendiri saat ini diperkuat oleh Ikhsan (vokal/gitar), Gumilar Aria (gitar/gitarlele), Bayu Aulianur (bas), dan Galih (drum/perkusi).Apa yang membuat Swastamita menjadi spesial dan layak dipilih sebagai band HAI Demos Reborn minggu ini? Ada beberapa hal yang bisa disebut, tapi kelebihan utamanya tentu aja berada di kekuatan materi musik yang mereka sajikan.Silahkan dengar single kojo mereka yang bertajuk Kala, (silahkan dengar Kala di sini).

sebuah alunan musik yang kuat akan nuansa folk dengan aransemen musik sederhana, namun memiliki "racun" yang sangat kuat ketika telah terdengar di telinga.Mungkin nggak sedikit yang akan menyebut nama-nama seperti Banda Neira, Angsa dan Serigala, atau kaliber Kings of Convenience sebagai benang merah musik mereka, sah-sah saja.

CEK JUGA: #HAIDemosReborn: Bekstun, Penyegar Rock Tegangan Tinggi dari Kota KembangTapi, jika disimak lebih seksama, Swastamita tetap punya "kearifan lokalnya sendiri", kuatnya karakter suara sang vokalis salah satunya. Bukti sahihnya tentu aja bisa didengar di Kala.Cengkok dan bagaimana cara Ikhsan bernyanyi mampu memberikan "nyawa" dalam tiap bait lirik bahkan hingga part humming yang dapat dirasakan menyatu penuh dengan lagu, sehingga Kala terdengar punya "nyawa".Selain itu, string section yang ditampilkan pun mampu membuat Kala menjadi lebih dramatis namun masih cukup "manis" dan mampu membuat kita ikut bersenandung merdu ketika menikmati karya dari band asal Bandung tersebut.Sedikit catatan dari kami untuk teman-teman di Swastamita berikut ini mungkin bisa dijadikan momentum yang pas untuk evaluasi dan terus mengembangkan diri. Memainkan folk, pop minimalis, atau apapun sebutannya saat ini memang cukup banyak memiliki peminat dan pasar yang luas, tapi dalam sebuah pasar yang luas tersebut, tentu bakal semakin banyak pula para "penjual" yang bertebaran dan menyajikan barang dagangan mereka masing-masing.Sebuah pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan adalah bagaimana "produk" dan karya-karya yang ditampilkan Swastamita bisa punya identitas yang kuat, sehingga dapat dikenali dengan mudah oleh para calon pembeli, hingga nantinya punya langganan yang setia.Menurut kami, untuk mempunyai identitas dan para pelanggan yang setia bukanlah hal yang sulit untuk Swastamita, karakter vokal yang kuat dan cara mereka menyajikan sebuah aransemen musik seperti di Kala sudah bisa jadi modal yang cukup.

Hanya saja, jangan lupa juga untuk perhatikan sisi visual dan memaksimalkan peran dan pengaruh media sosial.

Dalam era digital seperti sekarang ini, telah menjadi sebuah kewajiban untuk semua pihak, termasuk band, untuk menjadikan media sosial sebagai sarana promosi paling efektif demi memperluas audience lewat cara yang mudah dan murah.

Seperti mengaktifkan channel YouTube dan mengisinya dengan konten unik, serta memberikan sajian informasi tentang Swastamita dalam bentuk visual yang fresh di Instagram patut dicoba.

Setelah itu, tinggal dua hal yang harus terus dijalani, berani eksplorasi dan menjaga konsistensi.

Good luck, boys!

Tag

Editor : Rian Sidik