Catatan Dari Lalala Festival 2018: Pertunjukan Asik, Penyelanggaraannya Pun Lebih Baik

Senin, 12 Maret 2018 | 04:15
Rizki Ramadan

Lalala Fest 2018

HAI-online.com -Menjadi salah satu festival musik yang cukup ditunggu di tahun 2018, LaLaLa Festival kembali hadir untuk kedua kalinya di hari Sabtu (11/3). Kali ini, LaLaLa Festival 2018 hadir dengan Line-up musisi yang cukup menarik massa.

Sebut saja Oh Wonder, Blackbear, Tom Odell, Blonde, Wafia, RKCB, Bondax, hingga Route 94. Selain itu, musisi tanah air juga nggak luput menambah keseruan acara ini seperti The Groove, Pusakata, Dipha Barus x Kallula x Nadin, Ten2Five, Adhitia Sofyan, Rendy Pandugo, Reality Club, ROYCDC, hingga 4 musisi audisi yaitu Moko Discover dan Dizzyhead, Gabriel Mayo, Radak Banu.

Dengan dua stage terpisah, LaLaLa Festival kali ini diselenggarakan di Orchid Forest Cikole, Lembang, Bandung. Hari itu, Orchid Forest Cikole dipadati oleh penonton yang berpakaian unik dan nyentrik. Karena menurut panitia penyelenggara acara, acara ini bukan hanya acara musik saja, tapi mereka ingin lebih dari sekedar itu. Mereka menawarkan berbagai tempat dan kegiatan untuk para pengunjung seperti neon park, ping-pong table, area F&B yang luas, dan spot-spot yang lain yang tak kalah bagusnya.

Pertunjukan di Ombre Stage dimulai dengan 4 penampilan musisi audisi dari jam 12.45 hingga 15.30 oleh Radak Banu. Sedangkan di Stage utamanya, yaitu Navajo Stage, acara baru dimulai pukul 14.00 dimana ROYCDC dan Ten2Five dipilih sebagi musisi pembuka.

Reality Club dan Adhitia Sofyan mengambil alih Ombre Stage yang semula tak terlalu ramai menjadi ramai. Apalagi lagu Adhitia Sofyan sangat cocok dimainkan di tengah hutan dengan udara yang sejuk mampu membuat pendengarnya baper. Di Novajo Stage Proyek solo Mas Is (mantan vokalis Payung Teduh) yaitu Pusakata dan Randy Pandugo juga mampu membuat hati yang hadir saat itu merasa sejuk.

Matahari mulai tergelincir, udara mulai mendingin, orang-orang mulai memadati venue. Menurut rundown acara, jam 18.30 adalah waktunya RKCB dan The Groove unjuk gigi. Dan benar saja sesuai rundown, mereka tepat waktu. The Groove dan Duo elektronik asal AS, RKCB membuat pembukaan malam semakin meriah dengan lantunan musik mereka. Para penonton di Navajo Stage yang awalnya duduk akhirnya pada berdiri ke depan untuk berdansa dengan The Groove.

Makin malam udara makin dingin, tapi para penonton masih setia di depan panggung. Apalagi saat Wafia dan Tom Odell mulai naik ke atas panggung menyanyikan lagu-lagu andalan mereka. Seperti Tom Odell yang membawakan “Grow Old With Me” dan “Hold Me.

Foto: Fiqri
Memasuki pukul 21.00 Blackbear siap tampil di Navajo Stage dan Dipha Barus di Ombre Stage. Kedua stage ini penuh dipadati penonton. Walau massa di Ombre Stage saat Dipha tak sepadat di Navajo Stage saat Blackbear, tetap saja Dipha Barus berhasil membuat para penonton berdansa dengan lantunan darinya apalagi saat Kallula dan Nadin naik ke atas panggung. Di Navajo Stage pun Blackbear yang saat itu memakai baju batik berwarna merah berhasil membakar semangat penonton dan mengundang banyak teriakan dan tepuk tangan padahal saat itu hujan besar mengguyur Orchid Forest sekitar setengah jam.

Pukul 22.45 hujan mulai mereda dan tibalah duo alt-pop asal London, Oh Wonder yang baru pertama kali datang ke Indonesia ini mengambil alih Navajo Stage. Dengan background panggung yang dihiasi tulisan “OW” Josephine Vander Gucht dan Anthony West berhasil membuat suasana yang dingin menjadi hangat dengan sajian penampilan mereka.

Foto: Fiqri
Penonton tak henti-hentinya sing-along di setiap lagu yang dibawakan oleh Oh Wonder. Lagu-lagu seperti “Lose It”, “Landslide”, “Without You”, dan “Drive” yang menghentak membuat beberapa penonton menggerakan badannya untuk berdansa sembari mengangkat tangan mereka.

“Kalian Luar Biasa. Terimakasih.” Ucap Anthony di penghunjung aksi panggung Oh Wonder diiringi tepukan dan teriakan penonton

Di tempat yang lain di waktu yang sama, Ombre Stage diambil alih oleh musisi beraliran Deep House asal London, Inggris juga, yaitu Route 94.

Acara belum selesai, masih ada Blonde di Novajo Stage dan Bondax di Ombre Stage. Penonton masih berdansa dengan diiringi lantunan musik elektro oleh duo DJ tadi.

Hingga jam menunjukkan sekitar pukul setengah satu yang berarti acara sudah berakhir, para penonton pun mulai membubarkan diri dengan memasang wajah suka cita di wajah mereka.

Bisa dikatakan, tahun ini gelaran LaLaLa festival lebih baik daripada tahun sebelumnya. Banyak yang sudah diperbaiki oleh panitia seperti tanah yang sudah di-paving block, kemacetan yang tak separah seperti tahun kemarin dengan solusi seperti lahan parkir yang luas hingga disediakannya shuttle bus, dan yang paling menyenangkan adalah tepat waktunya jadwal para musisi.

Dibalik semua perkembangan itu, masih ada beberapa kekurangan yang tak luput terjadi di LaLaLa tahun sekarang. Pertama, jarak stage satu dan stage lainnya yang lumayan jauh dan menanjak hingga menyebabkan beberapa orang kewalahan untuk bulak-balik melihat musisi kesayangan mereka jika ternyata berbeda stage.

(Foto: Fiqri)
Kedua, keamanan yang kurang di malam hari hingga ada beberapa orang tanpa tiket masuk lewat samping gerbang. Lalu apa artinya mereka yang membayar tiket mahal jika masih ada yang masuk tanpa tiket. Ketiga, tercecernya sampah jas hujan plastik di depan Novajo Stage bekas dipakai oleh para penonton.

Bila dibandingan tahun kemarin, LaLaLa Festival 2018 ini sudah nyaris sempurna dan layak untuk diacungi jempol. Salut kepada panitia yang belajar dari pengalaman dan kepada para musisi yang tampil dengan apik juga mengagumkan. Sampai jumpa di LaLaLa Festival tahun berikutnya!

Penulis: Fiqri Fajrin - SMAN 17 Bandung

label hsc - fiqri

Tag

Editor : Rizki Ramadan