HAI-ONLINE.COM -Kemunculan band indie yang bagus nggak akan lengkap tanpa adanya gigs yang mewadahi. Ibaratnya kayak makanan tanpa garam, hambar.
Banyak sekali band-band independen yang berpotensi dan memiliki karya yang unik di Indonesia ini, namun tentu saja, nggak semuanya terekspos karena mungkin belum mendapatkan tempat untuk manggung atau belum tau akses untuk manggung di suatu tempat.
CEK JUGA: Nge-gigs Bareng The Berandals: Protes dari Para OTG (Orang Tanpa Gaji)
Di tanggal 9 Maret ini, masyarakat Indonesia sedang merayakan Hari Musik Nasional, dan karena itu, HAI ingin membahas tentang 5 gigs atau panggung yang sangat penting bagi skena musik independen di Indonesia sebagai bentuk apresiasi untuk mereka yang sudah rela dengan susah payah memberikan wadah untuk band-band manggung.
Apa saja keempat gigs itu?
1. Bar Blues
Mungkin anak-anak muda zaman sekarang nggak tau terdapat sebuah bar bernama Bar Blues di bilangan Menteng, Jakarta Pusat. Ya tentu aja, kafe itu sudah ditutup.
Jadi, Bar Blues merupakan sebuah tempat yang dipilih oleh anak-anak muda di era 2000-an awal sebagai tempat manggung atau gigs rutin setiap minggunya.
The Upstairs, The Brandals, The SIGIT hingga Seringai besar dan tumbuh di sana. Nggak sedikit dari mereka yang merilis album-album perdana mereka di bar tersebut.
Tempatnya kecil, pengap, apalagi kalau The Brandals sudah manggung kala itu. Semuanya rusuh, tapi saling bergandengan tangan, dan disitulah serunya.
Sejarah dan keseruan dari skena indie di Bar Blues pun terekam abadi di kompilasi JKT:SKRG yang dirilis oleh Aksara Records.
2. Thursday Riot dan Monday Mayhem
Kalau kamu pernah mendengar atau datang ke Thursday Riot dan Monday Mayhem, berarti setidaknya umur kamu sudah mencapai 25 tahun ke atas. Pasalnya, dua acara musik yang legendaris itu dihelat secara rutin sejak 2002 hingga 2006 silam!
Parc sendiri dibuat oleh seorang cewek bernama Nasta Sutardjo yang bekerjasama dengan teman-temannya untuk membuat acara musik indie di bar.
Parc dulu terletak di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang kelak menjadi bar legendaris.
Mulai dari The SIGIT, C'mon Lennon, Goodnight Electric, semuanya pernah manggung di situ.
Thursday Noise merupakan acara khusus untuk band-band-nya. Sedangkan Monday Mayhem, yang dihelat setiap Senin malam, dikhususkan untuk DJ-DJ.
Semua itu terekam abadi walau pada 2006 Parc harus tutup. Yap, skena pergerakkan musik indie di Parc dijadikan kompilasi bernama Riot: The Thursday Riot Compilation. Mulai dari The Milo, The Safari, Bangku Taman hingga The Sastro ada di dalam kompilasi itu.
3. Thursday Noise
Namanya emang agak mirip sama Thursday Riot, dan diadakannya pun selalu hari Kamis malam. Yap, Thursday Noise, sebuah acara musik yang diinisiasikan Jimi Multhazam selaku vokalis The Upstairs.
Thursday Noise sendiri biasanya diadakan di Eco Bar, Kemang, percis di sebelah toko buru Aksara. Jimi sering memberikan kesempatan untuk band-band baru manggung di sana.
Nggak hanya itu, orang-orang bebas memberikan ide untuk poster dari setiap edisi Thursday Noise. Tentu saja, ini merupakan bagian penting bagi pergerakkan skena musik independen di Indonesia.
4. Superbad
Kalau ngomongin acara musik indie di sebuah bar nggak lengkap rasanya kalau kita nggak membahas Superbad, sebuah acara bulanan yang dihelat oleh The Secret Agents (Indra Ameng dan Keke Tumbuan).
Superbad sendiri sudah berjalan sejak 2008 silam dan selalu diadakan di salah satu pub tertua di Jakarta, The Jaya Pub.
The Secret Agents ingin sekali memberikan wadah bagi para band-band yang ingin unjuk gigi dan memperkenalkan karyanya kepada anak-anak muda yang rutin datang ke Superbad.