5 Strategi Untuk Mengatasi Penurunan Kondisi Fisik Pesepakbola Liga U-14

Selasa, 09 Januari 2018 | 12:15
Hai Online

Fisik Para Pemain Tetap Harus Dijaga

HAI-online.com – Kalau udah kelamaan libur, sebagian dari kita emang jadi terbiasa leha-leha, bro. Itu pula yang terjadi pada temen-temen kita pemain Liga KompasGramedia Panasonic U-14. Kekuatan fisiknya menurun gara-gara libur latihan dan kurang disiplin jago kebugaran.

Para pemain muda itu nggak berlatih sendiri di rumah dan beristirahat cukup. Akibatnya, kondisi fisik mereka turun 20-30 persen. Kalau udah gini, para pelati mesti bergerak untuk bikin menu latihan khusus agar pemain bisa optimal pada laga pecan ke-21 di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, pada Minggu (7/1) kemarin.

Cek Medis Terbukti Membantu

Hal itu dirasakan betul oleh pemuncak klasemen ASIOP Apacinti. Pelatih ASIOP Yayat Supriatna, Sabtu (6/1), mengatakan, dirinya sempat melakukan cek medis terhadap 25 pemain ASIOP sebelum tim diliburkan, 24 Desember 2017 hingga 1 Januari 2018. Hasilnya, kondisi fisik pemain dalam level optimal.

Saat pemain masuk pada 2 Januari, Yayat kembali melakukan cek medis. Hasilnya, kondisi fisik pemain sebagian besar turun 20-30 persen. Hanya empat pemain yang fisiknya masih dalam level optimal. ”Pemain nggak patuh pada perintah agar jaga kebugaran selama liburan. Mereka nggak latihan sendiri di rumah dan banyak begadang,” katanya tegas.

Latihan Bertahap Biar Mantap

Yayat menuturkan, sulit meningkatkan kebugaran pemain hanya dalam seminggu. Pada Selasa lalu, ia telah berupaya membuat pemain kembali beradaptasi dengan permainan. Kamis, ia meningkatkan intensitas latihan dengan porsi latihan fisik lebih tinggi. Jumat, ia menurunkan intensitas dengan lebih banyak memberikan pemahaman taktik.

”Namun, kondisi fisik pemain rata-rata hanya mencapai 80-90 persen. Dengan kebugaran pemain tak optimal, strategi menyerang sulit diterapkan. Jika dipaksa, hasilnya tak akan optimal,” ujar Yayat.

Hal serupa dirasakan Pelatih JFA Achmad Zulkifli. Ia mengatakan, setelah libur panjang, hanya delapan dari 27 pemain yang fisiknya pada level optimal. Pemain lain mengalami penurunan kebugaran 20-30 persen.

Zulkifli pun menyampaikan, nggak mungkin meningkatkan kondisi fisik pemain hanya dalam sepekan. ”Saya coba latihan intensif setiap hari dari Selasa hingga Sabtu. Namun, bukannya fisik meningkat, justru tiga pemain sakit karena belum siap dengan latihan seperti itu,” ujarnya.

Menerapkan Strategi Tujuh Pergantian Pemain

Karena kondisi fisik belum maksimal, jadi saat pertandingan, pergantian pemain dibuat lebih sering. Yayat akan memaksimalkan strategi rotasi memanfaatkan aturan tujuh pergantian pemain ketika ASIOP berjumpa tim peringkat kedua Jakarta Football Academy (JFA), Minggu. Ia akan membaca permainan tim setiap 15 menit. Jika ada pemain sangat kelelahan, ia akan langsung menggantinya.

”Saya juga akan berupaya supaya tim bermain efektif. Kami harus curi gol secepat mungkin, kemudian tim bertahan. Dengan ini, pemain nggak diforsir terus menyerang karena menguras tenaga,” ujar Yayat.

Memanfaatkan Bola Mati Saat Bertanding

Oleh karena itu, Zulkifli mengatakan, dirinya akan memaksimalkan bola-bola mati sebagai sumber gol, yakni lewat tendangan sudut maupun tendangan bebas. ”Saya juga minta pemain melakukan serangan balik cepat lewat umpan jauh langsung ke pertahanan lawan,” ucapnya.

Kerja Keras

Sementara itu, liburan nggak menghalangi para pemain tim papan bawah untuk terus berlatih. Hal itu dilakukan agar mereka dapat mengejar poin dan memperbaiki posisi dari laga yang tersisa. Demikian dilakukan tim peringkat ke-12 Siaga Pratama.

Pelatih Siaga Pratama Abdush Shobur menuturkan, meskipun liburan, latihan tetap dilakukan dan para pemain pun tetap datang. ”Putaran kedua ini, fokus kami mengejar poin dan memperbaiki peringkat. Itu bisa tercapai jika terus berlatih dan kerja keras,” katanya.

(Tulisan ini sudah tayang di Harian Kompas, 7 Januari 2018 dengan judul Pelatih Racik Strategi Khusus Siasati Penurunan Kondisi Fisik Pemain oleh DRI/DD18)

Editor : Hai Online

Sumber :

Baca Lainnya