#KaleidoskopHAI 11 Indie Rising Star terbaik 2017

Jumat, 29 Desember 2017 | 09:00
Hai Online

Kaleidoskop HAI 2017

HAI-ONLINE.COM- Setiap tahunnya, selalu bermunculan rising star dari ranah musik Indonesia. Dari yang benar-benar meledak kayak Rich Chigga, atau yang kini lebih banyak kontroversinya seperti Young Lex, mereka sukses bikin dunia musik Indonesia terus hidup. Begitu juga tahun 2017 ini. Ada sejumlah nama yang mengusik redaksi HAI untuk dibahas. Mulai dari band yang dikira kerja sama dengan agensi, hingga produser yang sering bikin meme. Berikut ini 11 rising star di dunia musik Indonesia 2017:

Ariel Nayaka

A. Nayaka

2017 sepertinya menjadi tahun di mana rapper baru nggak terkenal dari kontroversi, tapi dari karya yang memang benar-benar bagus. Setelah ada Ramengvrl, ada Ariel Nayaka.Sosok satu ini benar-benar menggeluti hip-hop dari nol. Awalnya terkenal lewat Soundcloud, Ariel sudah diajak kolaborasi dengan beragam produser dan rapper, seperti Emir Hermono dan BAP. Nilai lain yang bikin HAI nggak bosen dengerin Ariel Nayaka adalah bahasa Inggris yang baik dan kemauan untuk mengeksplor subgenre hip-hop.

Eleventwelfth

Eleventwelfth

Banyak yang bilang, beberapa tahun belakangan emo naik lagi. Di Indonesia pun, bermunculan band-band emo baru, dan yang paling kedengeran adalah si Eleventwelfth ini. Lewat sebuah EP yang dirilis 630 Recordings, Eleventwelfth terasa mencurahkan perasaannya ke dalam lagu-lagu tersebut. Emosi yang dihadirkan terasa jujur, nggak lebay atau maksa. EP tersebut ternyata menarik perhatian label Jepang untuk dirilis di negeri Sakura sana. Eleventwelfth pun membuka konser Turnover saat mereka bertandang ke Jakarta. Good job!

(BACA JUGA:INILAH BAND INDIE, ALBUM MUSIK DAN FILM LOKAL TERBAIK 2017 PILIHAN HAI)

Feast

.Feast

"Nggak, semuanya kami kerjakan sendiri," tulis .Feast di Instagram, ketika ditanya apakah mereka pake agensi untuk marketing album perdananya, Multiverses. Yap, album perdana mereka emang mencuri perhatian banget. Nggak cuma dari lagu-lagunya yang ngajak kolaborasi para musisi, desain dan artwork untuk promosi Multiverses juga patut ditunggu. Strategi sukses. Mereka pun main di banyak panggung bergengsi, dari We The Fest hingga membuka konser Pond. Sepertinya .Feast bisa jadi standar band baru buat berpromosi.

Figura Renata

Figura Renata

Indie folk meraih puncak popularitas di tahun 2017. Berkat lagu Akad dari Payung Teduh, genre ini makin disimak orang banyak. Namun tentunya ada konsekuensinya ketika sebuah genre jadi lebih mainstream. Kini banyak band indie folk yang seperti kehabisan ide: hanya meromantisasi senja dan hujan yang lama-lama malah menjadi meme. Pengecualian buat Figura Renata. Duo folk pop asal Semarang ini terdengar segar dibanding para kawannya yang masih terjebak di senja dan hujan.

Di album perdananya, duo Deviasita (vokalis & kibordis), dan Bima Sinatrya (vokalis & gitaris) ini lebih milih bahas tema keseharian dan sosial. Masih sedih Banda Neira bubar? Maka kamu harus dengerin Figura Renata sekarang juga.

Grrrl Gang

Grrrl Gang

Cukup dua lagu untuk membuktikan eksistensi band Yogyakarta ini. Batthrom dan Thrills emang lagu yang pas buat remaja kayak kita: lirik blak-blakan, catchy, dan (mungkin) pernah kita rasakan. Ya, dengan dua lagu aja Grrrl Gang kini jadi favorit remaja. Musik pop mereka selalu disambut dengan crowdsurfing di setiap panggung. Album pertama pastinya ditunggu banget. Prestasi lain: ngebuka Fazerdaze di Jakarta!

Mardial

Mardial

Mungkin kalian follow akun Twitter-nya karena sering nyebar meme, tapi yang jelas Mardial adalah produser dan musisi yang berbakat. Kolaborasinya dengan rapper asal Papua, Joe Million yang berjudul Sakaratul adalah salah satu lagu favorit HAI tahun ini. Doi juga bikin kejutan di akhir tahun, dengan rilis EP Mardial & Friends yang salah satu lagunya, Digital Love, nyempil di Spotify Top 50 Viral Indonesia. Ia memiliki beat yang menarik dan beda dari yang biasa kita dengar. Sihir tangannya dapat membuat siapapun yang berkolaborasi dengannya menjadi karya wajib dengar. Well kalo boleh jujur, karya-karya meme Mardial juga boleh disimak. Buat hiburan segar

Pelteras

Pelteras

Nggak banyak band post punk lokal yang menonjol. Apalagi nyari band post punk dengan lirik bahasa Indonesia yang bagus, cukup sulit. Namun, Pelteras punya dua hal itu. Berdiri pada akhir 2015 silam dengan personel Achmad Raditya (drummer), Adam Pribadi (gitaris), dan Adam Bagaskara (bassist), lalu dilengkapi vokalis Techa Aurellia pada 2016, Pelteras mencuri perhatian lewat dua lagu aja.

Meranggas/Pusaran yang dirilis Lawless Records ini berhasil ngebawa Pelteras main di banyak gig, dari acara punk sampai metal. Yang terbaru, mereka ngebuka band shoegaze/post punk Amerika Serikat, A Place To Bury Strangers, pada 22 Desember lalu.

Ramengvrl

Ramengvrl

Doi salah satu rapper paling nonjol tahun ini, meski nggak pernah nyebut dirinya adalah rapper. Pemilik nama asli Putri Soeharto ini emang cukup nyentrik. Dari ngangkat topik umum tapi lirik berani, plus track catchy I'm Da Man, cewek ini dapet banyak atensi dan pujian dari komunitas hip-hop. Dari yang awalnya cuma iseng-iseng di Soundcloud, kini Ramengvrl udah ngerasain panggung We The Fest, hingga kolaborasi dengan Elephant Kind dan Rock N Roll Mafia. Well, she's the man!

Reality Club

Reality Club

Menurut HAI, Reality Club bukan sekedar "bandnya Fathia Izzati." Pertama dengar Reality Club, HAI cukup terkejut karena ternyata mereka dari Indonesia.

Music comes first. Jujur aja, pas dengerin si Reality Club ini HAI nggak tau kalo ada Fathia Izzati sebagai vokalis. Toh, sosok Fathia bisa jadi faktor X yang bakal bikin nama band ini makin dikenal. Kita lihat saja di 2018.

Saptarasa

Saptarasa

Nggak seperti Nella Kharisma atau Via Vallen, HAI secara nggak ironis menyukai Saptarasa. Band ini dibentuk oleh putra legenda dangdut Jhonny Iskandar, yakni Dewo Iskandar bersama Alexander Bramono, Ayu Novianti, Erick Tegar dan Gemawan Geri. Mungkin Saptarasa bisa disebut band hipster dangdut. Musik dasar band ini memang dangdut, tapi juga mengambil akar musik folk, indie pop, psychedelic, blues dan Rock ’n’ Roll. Jelas, band ini beda dengan Ridho Rhoma & Sonet 2. Siapa tahu kalo tahun depan makin banyak band yang bereksperimen dengan dangdut dan hasilnya menarik.

Teddy Adhitya

Teddy Adhitya

Kalo penyanyi seperti Tulus saja merekomendasikan Teddy Adhitya, maka ada yang salah kalo namanya nggak HAI masukin ke list ini. Tulus pun nggak asal ngoceh. Penyanyi ini emang berbakat. Punya vokal ala RnB dan soul yang kuat, nggak heran kalo lagu-lagu Teddy selalu dapet sambutan positif. Coba saja search nama Teddy Adhitya di YouTube.

Kamu akan melihat beberapa lagu dan aksi live-nya yang mendapat ratusan ribu views dalam waktu kurang lebih setahun saja. Sama seperti Tulus juga, Teddy mengawali kariernya dari jalur independen. Menarik untuk melihat ke arah mana ia akan bergerak di masa depan.

Tag

Editor : Rizki Ramadan

Sumber