Anak Kost Wajib Tau, Ini 5 Bahaya Tidur Pakai Kipas Angin!

Sabtu, 24 Februari 2018 | 13:00
Hai Online

Tidurnya pakai kipas deket banget!

HAI-ONLINE.COM - Tinggal dalam sekotak kamar sederhana atau kosan kadang membuat tubuh kita menjadi gerah dan berkeringat. Kita pun jadi sering melepas pakaian, terutama saat jam tidur datang.

Bahkan, seringnya menjelang tidur tidak sedikit kita yang menyalakan kipas angin sampai ke level tertinggi. Biar apa? Biar udara bisa berputar-putar dan akhirnya menurunkan suhu tubuh kita yang kepanasan.

Yeah, itu berhasil. Sesimpel itu membuat badan jadi tidak berkeringat, namun yang perlu diketahui adalah jika terus-menerus tidur memakai kipas angin, justru hal ini akan bisa menimbulkan sejumlah bahaya yang bisa berakibat fatal. Pasalnya, dampak negative tidur memakai kipas angin bisa saja merenggut nyawa seseorang. Duh!

BACA JUGA:Cuma Pelajar SMA Sekolah Asrama Yang Merasakan Suka-Duka Ini.

Karena HAI juga suka banget nih dikipasin pakai mesin kipas angin dan atau pendingin udara yang fan-nya dibiarkan berputar-putar, mulai sekarang harus dikurangi sedikit demi sedikit biar bahayanya tidak menjangkit di tubuh kita!

Yuk, buat anak kos terutama, awasi 5 bahaya tidur pakai kipas angin!

Tubuh kekurangan oksigen

Dampak negatif pertama yang terjadi pada tubuh jika sering tidur menggunakan kipas angin adalah tubuh akan kekurangan oksigen.

Hal ini terjadi apabila arah kipas angin langsung ditujukan ke wajah, terkena bagian hidung dna mulut di dalam ruangan yang tidak memiliki fentilasi. Alhasil, udara yang berputar-putar di dalamnya tidak diperbaharui sehingga oksigen tidak dapat berfungsi dengan baik ketika dihirup tubuh kita.

Suhu tubuh menurun drastis

Saat hembusan angin menerpa tubuh kita di dalam kamar, suhu tubuh kita akan menurun. Hal itu pasti dan tentu belum berbahaya. Hanya saja, saat sudah lebih adem, kadang kipas angin masih terus berputar dan menurunkan suhu kita menjadi lebih rendah lagi. Terutama saat dalam keadaan tidur. Hasilnya suhu tubuh kita bisa saja menurun drastis.

Nah, umumnya, kondisi ini terjadi secara tiba-tiba pada saat tekanan darah dan sistem pernafasan lagi terganggu. Dampak fatal, sebab bisa menggangu fungsi jantung dan paru-paru dalam tubuh.

Jadi kalau pakai kipas angin lagi tidur dan suhu tubuh kamu turun drastis, kamu perlu memeriksa jantung dan paru-paru, tuh!

Dehidrasi

Bahaya selanjutnya ialah kamu akan mengalami dehidrasi bahkan hipotermia. Kejadian ini pernah dijabarkan oleh Dr. Wendra Ali, soerang ahli syaraf.

Menurut dokter Ali, ketika seseorang berada dalam ruangan dingin dalam waktu yang lama maka tubuh akan mengalami kekeringan akibat dari kerja udara dingin yang menyerap air dalam tubuh. Nah, apabila terjadi terus menerus sepanjang malam, maka kelembaban tubuh akan menurun sampai akhirnya kita merasa kehausan bahkan dehidrasi. Ada kemungkinan juga terserang gejala hipotermia. What?

Gejala Hipotermia

Iya, hipotermia memang lebih sering terjadi di daerah ketinggian, biasanya disebut juga penyakit anak gunung. Namun gejalanya bisa saja terjadi dalam kondisi dimana tubuh merasa teramat sangat kedinginan meski kita sedang berada di daratan rendah.

Nah, kedinginan yang teralu lama ini bisa menyebabkan tubuh membeku akibat pembuluh darah mengerut yang bisa memutus aliran darah yang menuju ke hidung, telinga, jari tangan dan jari kaki. Tubuh pun kadang menggigil, sebab suhu tubuh di dalam sudah gagal dijaga dalam suhu yang normal.

Gejala awal hipotermia terjadi apabila suhu kurang dari 36°C atau kedua kaki dan tangan terasa dingin. Selanjutnya disebut hipotermia berat bila suhu tubuh kurang dari 32°C. Ingat, ini suhu dalam tubuh, bukan ruangannya!

Penyakit Bell Palsy

Jangan anggap remeh soal dampak negatif memakai kipas angin. Kamu bisa saja terserang penyakit yang disebut bell palsy. Ini adalah penyakit dimana sistem syaraf wajah berubah menjadi tegang, sulit senyum, dan susah berekspresi. Hal ini diakibatkan suhu dingin yang fokus menerpa bagian wajah secara terus menerus sepanjang malam.

Nah, Samuel Zylgwyn kabarnya pernah mengidap Bell’s Palsy pada 2010 lalu. Meski sembuh dengan antibiotik, sebenarnya sejauh ini, belum ditemukan penelitian ilmiah bagaiman cara mencegah Bell’s palsy ini. Namun Samuel Zlygwyn pernah memperingatkan agar jangan terkena udara dingin terlalu sering, terutama yang langsung menerpa wajah kita.

Oh iya, biasakan juga untuk melakukan olahraga wajah. Selain itu, menjaga tubuh agar tidak kelelahan dan mengkonsumsi makanan bergizi adalah cara yang bisa dicoba untuk mengurangi risiko Bell’s Palsy.

Daripada punya wajah asimatris dan kaku? Lebih baik jauhkan kipas dari muka!

Tag

Editor : Hai Online