Sambut Hari Kemerdekaan Indonesia, Cokelat Rilis Single Garuda

Selasa, 01 Agustus 2017 | 02:54
Alvin Bahar

Cokelat

Negara kita baru saja dapet cobaan berat yang menyinggung perpecahan, yang menodai toleransi, kebersamaan hingga pengingkaran Bhinneka Tunggal Ika.

Padahal sejak dulu, Indonesia telah dikenal sebagai sebuah bangsa besar dengan keragamannya, negara besar nan hebat, yang bagaimana pun - disadari atau nggak - (masih) menyimpan potensi masif yang sangat layak dibanggakan.

Sisi kehebatan itu seperti tenggelam oleh lautan hasutan, yang nyaris menggerus rasa kebanggaan dan menjadi terlupakan oleh banyak orang. Sedih ya!

Cokelat, sebagai band yang sejak awal selalu konsisten terhadap pembangkitan rasa nasionalisme ingin kembali memupuk rasa bangga itu, lewat “Garuda”, sebuah single baru yang digarap bekerja sama dengan produser Irwan Simanjuntak dan label HaloHei Entertainment.

Cokelat
Lewat single tersebut - yang diluncurkan untuk turut merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-72 - Edwin (gitar), Ronny (bass) dan Jackline (vokal) ingin mengajak untuk mengesampingkan perbedaan, mengesampingkan opini-opini politik, dan fokus pada hal-hal yang patut dibanggakan sebagai bangsa Indonesia, hal-hal yang bisa kembali mengangkat harkat dan martabat bangsa kita.

“Ini nggak ada hubungannya dengan dunia politik,” cetus Edwin menegaskan. “Kami merilis single ‘Garuda’ sebagai ajakan. Sebuah gerakan non-politik. Kami nggak berbicara perbedaan, kami nggak berbicara tentang Bhinneka Tunggal Ika, nggak berbicara tentang pilihan politik.

“Kami ingin mengajak orang-orang untuk lebih positif memandang Indonesia. Kita semua, siapa pun itu, bisa menjadi #GarudaBanget walau lewat hal-hal kecil sekalipun, tapi positif dan berdampak bagus terhadap lingkungan. Misalnya, membuang sampah pada tempatnya, atau membudayakan antri. Itu semua bisa membuat kita hebat, dan layak disebut #GarudaBanget,” seru Jackline menimpali.

Pastinya udah pada tau kan kalo Garuda adalah simbol negara Indonesia? Tapi Garuda versi Cokelat di sini bukan dimaksudkan sebagai lambang negara.

Tepatnya, Cokelat mengajak untuk menggunakan simbol ‘Garuda’ sebagai sesuatu yang bisa mewakili rasa kebanggaan.

“Jadi kita harus mencari sebuah simbol dimana semua orang yakin bahwa simbol itu memang sebuah lambang kehebatan, atau kekerenan, yang bisa dibanggakan,” urai Ronny memperjelas.

Lebih jauh, Ronny, Edwin dan Jackline menuturkan keprihatinannya terhadap gunjingan banyak orang yang kerap atau cenderung mengedepankan konotasi negatif tentang Indonesia.

“Misalnya, yang nggak bisa antri itu Indonesia banget, yang membuang sampah sembarangan itu Indonesia banget, tim sepak bola-nya selalu kalah itu Indonesia banget…. Kenapa Indonesia banget itu selalu yang buruk. Kenapa gedung-gedung yang tertata rapi itu selalu dianggap bule banget? Amerika banget, atau Jepang banget…? Menurut kami, anggapan itu justru menyakitkan hati jika melambangkan Indonesia pada sesuatu yang berkonotasi negatif,” tutur Ronny menyesalkan.

Fenomena itulah yang lantas menjadi salah satu alasan Cokelat memilih simbol ‘Burung Garuda’, sebuah simbol yang tak pernah mewakili keburukan.

Garuda nggak pernah melambangkan sesuatu yang buruk. Saat kita membicarakan Garuda, maka kita akan membayangkan sesuatu yang megah dan membanggakan. Seperti Indonesia, yang punya banyak sumber daya manusia yang hebat, kekayaan alam berlimpah, dan potensi lainnya, yang bahkan diperebutkan oleh negara-negara lain.

Demi untuk menegaskan komitmen untuk membangkitkan rasa kebanggaan itu, maka Cokelat berinisiatif untuk mengumandangkan lagu “Garuda”, yang akan dibarengi sebuah kampanye positif di berbagai media sosial, yang didukung berbagai tokoh dan seniman - terutama artis dan musisi Indonesia - yang juga memiliki keyakinan bahwa Indonesia itu hebat dan #GarudaBanget! Setuju sama Cokelat?

Tag

Editor : Alvin Bahar