Kabar duka datang dari dunia sepakbola Indonesia. Salah seorang suporter Persib Bandung, atau yang biasa disebut Bobotoh meninggal dunia hari ini.
Seperti yang diberitakan Kompas.com, korban bernama Ricko Andrean (22) suporter Persib Bandung yang menjadi korban pengeroyokan oleh sesama bobotoh akhirnya meninggal dunia Kamis (27/7) sekitar pukul 10.30 WIB di Rumah Sakit Santo Yusuf, Bandung.
Reza, rekan Ricko membenarkan kabar tersebut. "Iya kang meninggal saat ini masih di Rumah Sakit Santo Yusuf, " kata Reza saat dihubungi Kompas.com via pesan singkat.
Pantauan Kompas.com di RS Santo Yusuf, sejumlah kerabat korban telah berdatangan. Sejumlah keluarga dan teman kerja Ricko tampak menangis histeris.
Seperti diberitakan Ricko Andrean (22) hanya bisa tergeletak lemah di ranjang ruang Lukas No. 7 Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung. Suaranya parau, merintih menahan rasa sakit dari luka yang ada di sekujur tubuhnya.
Ironisnya, Ricko merupakan salah seorang bobotoh yang jadi korban pengeroyokan salah sasaran sesama bobotoh pada laga Persib kontra Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (22/7) lalu.
Menurut informasi yang HAI rangkum dari Kompas.com, kronologi kejadian versi kerabat korban kejadian tragis ini bermula ketika istirahat babak pertama pertandingan.
"Kemarin ada yang sempat cerita, Ricko itu lagi makan di tribun atas utara stadion. Kemudian ada kegaduhan (pengeroyokan) di tribun atas. Dia inisiatif ke atas karena ingin tahu. Ternyata ada orang dipukulin karena diduga Jakmania (suporter Persija). Saat Ricko mau melihat, korban yang dikeroyok itu lari ke arah dia dan bersembunyi di belakang badannya," kata Eten, salah satu kerabat korban saat ditemui di RS Santo Yusuf, Jalan Cikutra, Senin (24/7).
Lantaran dikira temannya, Ricko pun tak luput dari sasaran pengeroyokan bobotoh. Seketika, tubuh Ricko ambruk dihujani pukulan.
Eten mengatakan, Ricko sempat menunjukan kartu identitas untuk meyakinkan bahwa ia seorang bobotoh.
"(Ricko) sempat menunjukan KTP tapi tetap saja dihajar," ucap Eten.
Sandi (25), kerabat korban lainnya, mengaku baru mendapat kabar kondisi Ricko pada Minggu (23/7) pagi. Ia pun tak kuasa melihat kondisi Ricko yang sangat memprihatinkan.
"Dia itu karyawan supermarket di Lucky Square Mall, dia bobotoh asal Cicadas. Dia yatim piatu. Kemarin tangannya sempat diikat dokter karena meronta terus. Dia mengigau terus, seolah dia sedang berada di stadion," tuturnya.
Sandi berharap kejadian anarkistis suporter nggak lagi terulang. Dia pun tak berharap banyak pelaku bisa tertangkap.
"Kalau boleh mungkin jangan langsung main hakim sendiri, meminimalisir supaya nggak ada salah sasaran. Kalau soal pelaku saya kira susah untuk ditangkap," jelasnya.
Gambar kondisi Ricko yang babak belur pun sempat viral di media sosial. Ricko akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya setelah empat hari kritis.
Pihak rumah sakit menyatakan Ricko mengalami trauma di bagian kepala (gegar otak) akibat hantaman benda tumpul.
Semoga kejadian tragis ini menjadi yang terakhir, jangn sampai ada dan nggak terjadi lagi dari sepakbola Indonesia. Amin. Rest in peace Ricko.
Artikel ini pertama kali ditayangkan di Kompas.com, dengan judul Bobotoh Korban Pengeroyokan Akhirnya Meninggal Dunia dan Jadi Korban Salah Sasaran Pemukulan, Seorang "Bobotoh" Gegar Otak