Ngakak, Ini 10 Nama Unik yang Cuma Ada di Indonesia

Jumat, 21 Juli 2017 | 08:06
Alvin Bahar

cewek bernama satu huruf, y (foto: kompas.com)

Indonesia memang sebuah negara yang sangat menarik. Selain kaya akan sumber daya alam dan potensi wisatanya juga keren-keren, Indonesia juga kaya akan sumber daya manusia yang unik!

Unik yang HAI maksud dari sumber daya manusia Indonesia di sini adalah memiliki sesuatu yang nggak umum.

Contohnya dari nama yang digunakan seseorang. Mulai yang namanya cuma satu huruf, hingga nama seseorang yang selalu ditunggu-tunggu saat bulan puasa.

Cek aja nih nama-nama orang yang unik di Indonesia!

1. Tuhan

Warga Dusun Krajan Desa Kluncing Kecamatan Licin memiliki nama unik yaitu Tuhan. Sehari-hari Tuhan berprofesi sebagai tukang kayu.(KOMPAS.com/Ira Rachmawati)
Di dusun Krajan, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi, ada seseorang yang namanya Tuhan. Wah? Tenang, Tuhan disini bukan sebuah pelecehan kok.

Jadi, Tuhan ini adalah seorang pria berusia 44 tahun. Tuhan juga sebenarnya nggak tahu mengapa ia diberi nama seperti itu oleh orangtuanya.

Ia berujar bahwa sebelumnya ia enjoy-enjoy aja pake nama Tuhan. Tapi setelah foto KTP-nya viral di dunia maya, ia banyak mendapat keluhan dari orang-orang yang menyuruhnya untuk ganti nama.

2. Saiton

SIM milik Saiton yang menggegerkan dunia maya, Kamis (27/8/2015). (SRIPOKU.com/Odi Aria Saputra)
Dunia maya juga dihebohkan dengan seseorang yang bernama Saiton. Meski terdengar lucu, namun orangnya beneran ada loh.

Saiton adalah nama seorang pria yang berasal dari Sukajaya, Palembang, Sumatera Selatan. Seperti Tuhan tadi, ia berujar bahwa nama Saiton adalah pemberian dari orangtuanya, dan terkesan seperti sosok jahat. Namun, Saiton berkilah dengan mengatakan bahwa sifatnya nggak sesuai namanya.

”Nama boleh Saiton, tapi sifatnya nggak seperti itu," ujarnya.

3. Nabi

KTP milik Nabi, warga Desa Bulangan Timur, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan.(KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN)
Nama ini juga beneran ada yang pake loh. Tapi, Nabi disini adalah seorang manusia normal pada umumnya, hehe.

Nabi adalah seorang warga asal Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Nabi mengaku bahwa ia diberi nama Nabi karena usulan dari ayahnya.

Walaupun ia awalnya bingung diberi nama seperti itu oleh ayahnya, namun Nabi mengaku bangga diberi nama Nabi.

”Iya, karena ini salah satu warisan dari ayah saya,” katanya.

4. Andy Go to School

Andy Go To School, yang menjadi anggota Polres Magelang Kota, memperlihatkan KTP yang memuat nama uniknya itu.(Kompas.com/Ika Fitriana)
Di balik nama unik ini, Andy Go to School adalah sebuah nama dari seorang perwira polisi yang isinya merupakan doa dan harapan dari orangtua!

Menurut Pak Goto, sapaan akrab pak Andy Go to School, nama tersebut diberikan orangtuanya agar Pak Goto rajin bersekolah, nggak seperti kakak Pak Goto yang kerap bolos sekolah.

Usut punya usut, orantuanya juga memberi nama unik kepada saudara-saudara pak Goto. Misal saudara laki-lakinya yang diberi nama Rudy A Good Boy, dan Friday Back to School.

5. Y

Y, seorang perempuan warga Gedungkiwo MG1 no 1025 Kota Yogyakarta sedang menunjukkan KTP nya. (KOMPAS.com/ WIJAYA)
Mungkin ini nama orang paling singkat di Indonesia, bahkan di dunia. Y adalah nama yang disematkan kepada seorang pelajar asal Yogyakarta.

Nama Y diberikan ayahnya yang mungkin salah ngomong saat mendaftarkan namanya di kantor pencatatan sipil Yogyakarta. Y kerap kali diejek oleh teman-temannya karena punya nama satu huruf doang.

Dengan bercanda, Y beralasan bahwa ia lahir di tahun yang sedang krisis, jadi orangtuanya harus irit dalam memberikan nama untuknya.

6. Slamet Hari Natal

Slamet Hari Natal saat menunjukkan KTP miliknya di rumahnya, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Selasa (27/12/2016)(Kontributor Malang, Andi Hartik)
Nama unik ini adalah nama seorang pria Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Namanya yang unik membuat Slamet seringkali mengalami masalah.

Salah satunya ketika ia mengurus administrasi akta untuk anaknya. Ia dianggap bercanda karena memiliki nama yang nyeleneh.

Usut punya usut, Slamet diberi nama itu karena memang lahir bertepatan dengan hari natal.

7. Halimah Rus Tsunami

Halimah Rus Tsunami (tengah), salah satu anak yang bernama Tsunami, bersama ibunya bernama Siti Dahliati (kanan) dan kakaknya bernama Salsabilah Mardi (kiri) ketika ditemui Kompas di rumahnya di Gampong/Geundrieng, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Aceh, Kamis (4/2/2016).(KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH)
Lahir tepat sebelum bencana alam Tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 silam, perempuan ini diberi nama sesuai bencana yang memporak-porandakan Aceh itu.

Halimah Rus Tsunami adalah nama yang diberikan oleh orangtuanya 5 hari setelah bencana besar itu terjadi. Pemberian nama Tsunami adalah sebagai bukti bahwa Tuhan maha Besar.

Halimah pun nggak mempermasalahkan nama pemberian orangtuanya tersebut.

8. Es Bon-Bon

Namanya persis jajanan anak tahun 90-an. Nama ini diberikan pada Bon-Bon, pria berusia 30 tahun karena saat kecil, yang bersangkutan adalah anak yang cengeng.

Punya nama kecil M. Fadli, Bon-bon kecil ternyata anak yang sering banget nangis. Karena nggak kunjung berhenti, almarhum ayahnya memutuskan mengganti nama Fadli menjadi Bon-bon. Awalnya, Bon-bon merasa malu menggunakan nama yang mirip nama jajanan. Namun, Bon-bon merasa bangga karena hal tersebut adalah pemberian ayahnya yang telah tiada.

9. Alhamdulillah Lanang Anakku

Nama tersebut adalah nama dari seorang anak asal Surabaya yang disematkan orangtua sebagai ucapan bahagia karena dianugerahi seorang anak.

Elak, nama sapaannya, menganggap namanya adalah sebuah doa. Dalam bahasa jawa, memang nama tersebut berarti ucapan syukur karena telah diberi seorang anak laki-laki.

10. Adzan Maghrib

Diliat dari namanya, pria asal Tanahbumbu, Kalimantan Selatan ini sangat ditunggu-tunggu disaat bulan puasa, hehehe.

Bapak Adzan ini dinamai berdasarkan waktu ia dilahirkan, yaitu tepat pada saat adzan maghrib.

Walaupun begitu, saat maghrib juga memiliki arti tersendiri bagi pak Adzan. Pasalnya semua kakaknya meninggal pada saat adzan Maghrib. (Lingga)

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya