Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali mendapatkan tanda cinta dari penggemarnya. Setelah karangan bunga, kini dia mendapatkan balon.
HAI sih ngasih tau aja nih, kamu nggak boleh kirim balon untuk Pak Ahok.
Eits, ini bukan berarti HAI haters Pak Ahok atau memihak lawan politiknya ya.
Sekilas kiriman balon nggak masalah. Lalu, kalau ada yang mempermasalahkan, maka orang itu akan dituduh hater.
Baca Juga: Kalo Kemarin Banyak Yang Kirim Bunga Ke Pak Ahok, Cewek Ini Malah Dapet Bunga Dari Pak Ahok
Tapi tau nggak? Balon tanda cinta bagi Ahok itu mungkin jadi bencana untuk lingkungan.
10.000 balon yang dikirim kepada Ahok pada Senin (8/7) pada akhirnya jadi sampah yang sulit terurai dan berpotensi membunuh hewan-hewan di sekitar kita.
"Balon gas, apalagi yang nitrogen, awalnya memang akan terbang tapi pada suatu titik akan meledak dan pecahannya akhirnya turun lagi ke permukaan," kata Rahyang Nusantara dari Greeneration Indonesia.
"Pecahan itu bisa jatuh di mana saja tanpa kita ketahui. Bisa jatuh ke laut atau sungai dan akhirnya dimakan oleh hewan liar," imbuhnya ketika dihubungi Kompas.com, Senin.
Baca Juga: Folk vs Dangdut: Ini Dia Lagu Favorit Pak Ahok dan Pak Anies, Pilih Siapa Ya...
Balon terbuat dari bahan lateks yang sulit terurai lingkungan. Ada balon yang diklaim "biodegradable" tetapi nyatanya masih butuh waktu bertahun-tahun untuk terurai.
Kalo sampai termakan, balon akan jadi materi yang sulit dicerna. kalo berakhir di lingkungan, balon bisa menjerat beragam burung dan reptil yang melata.
Dampak buruk balon bagi lingkungan bukan hanya bualan. Sejumlah foto yang termuat di balloonblow.org ini menunjukkannya.
Sementara itu, situs One Green Planet menyarankan, dukungan bisa dilakukan dengan meniupkan gelembung. kalo dilakukan banyak orang sekaligus, gelembung akan menimbulkan efek yang sama dramatisnya dengan balon.
Balon untuk tujuan lain, misalnya ulang tahun dan ucapat selamat, bisa diganti dengan penanaman jenis pohon tertentu.
Lampion dan pelepasan kupu-kupu sebaiknya dihindari. Lampion tetap berbahaya. Sementara kupu-kupu, kalo nggak berasal dari lokasi yang sama, akan jadi spesies invasif. (Yunanto Wiji Utomo/Kompas.com)