Bagi teman-teman kelas XII, ujian nasional bukanlah “raja” terakhir yang mereka hadapi. Karena ujian sesungguhnya adalah ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Banyak siswa berambisi belajar deminya.
Nabyl (18) misalnya, tiap Senin hingga Sabtu selalu berangkat ke tempat bimbelnya. Di sana, ia belajar dari pukul 13.00 hingga 21.00. Sementara Mega (18) memilih hari Senin hingga Jumat dari pukul 08.00 hingga 20.00. Keduanya ikut bimbel kelas intensif demi mempersiapkan diri menghadapi ujian SBMPTN serta ujian mandiri PTN impiannya.
Apa yang dirasakan ketika mesti belajar keras 8-12 jam seperti itu?
“Tercerahkan, sih, tapi sempat sakit. Ya, hidup memang perjuangan,” tukas Nabyl.
“Laper kronis,” kata Alifa (18) peserta bimbel intensif lainnya.
“Bosen. Malah jadi nggak ada mood belajar. Alhasil besoknya bolos, deh,” jawab Fahni yang ikut bimbel intensif dengan waktu fleksibel.
Belajar keras itu wajar adanya. Fhardian Putra, psikolog remaja pemerhati pendidikan sekaligus founder Altru.ID, yang menyatakan. “Belajar keras itu bisa efektif. Cuma perlu memperhatikan metode belajarnya,” kata Putra
Karena itu, ketika memutuskan untuk intensif belajar keras demi persiapan ujian, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan. Di antaranya adalah:
Pastikan Bimbel Menerapkan Kelas Yang Asik
Cara guru mengajar di kelas itu sangat berpengaruh dengan tingkat pemahaman yang kita dapat, loh. Karena itu, pastikan tempat Bimbelmu menerapkan kelas yang asik.
“Rentang atensi remaja sekitar 10-20 menit, lebih dari itu perhatian mereka akan teralih, apalagi kalau pengajarnya monoton,” kata Putra.
Karena itu, sang pengajar mesti bisa membuat situasi belajar jadi tetap asik senggaknya setiap 20 menit. Putra mengusulkan, pengajar bisa menyelipkan jokes saat mengajar, menyampaikan materi dengan metode story telling, serta menerapkan sistem belajar aktif.
“Jadi libatkan murid. Misalnya, dengan meminta mereka mengerjakan latihan soal, presentasi, atau membaca materi,” lanjut Putra.
Jangan Diforsir Tanpa Istirahat.
Nggak ada yang salah dengan memforsir diri untuk belajar. Tapi, kamu perlu memperhatikan tubuhmu juga.
“Istirahat dan tidurlah yang cukup. Karena di saat tidur itu informasi yang ada di otak direstrukturisasi. Kurang tidur itu nggak bagus untuk remaja yang lagi getol-getolanya belajar,” papar Putra.
Tetap Makan dan Minum Yang Cukup.
Kalau udah keasikan belajar, kadang kita suka mengabaikan rasa lapar dan meninggalkan makan. Padahal, kalau kita lapar justru konsentrasi kita jadi gampang buyar.
“Senggaknya mesti ada break untuk makan. Kalau diforsir, kayaknya nggak bakal masuk tuh pelajarannya,” ujar Putra. Selain itu, makan itu penting karena energi untuk otak berpikir itu didapat dari glukosa.
Begitu juga minum air putih. Karena otak butuh oksigen, dan oksigen itu diantar oleh darah, maka air menjadi penting. “Banyak minum membuat darah kita nggak kental, jadi penyaluran oksigen ke otak lebih lancar.”
Harus Punya Motivasi Belajar
Motivasi itu bukan Cuma motivasi besar yang berisi keinginan mendapat PTN, loh. Dalam belajar, kita juga perlu motivasi yang lebih dasar dulu. Menurut Putra, motivasi dasar itu adalah motivasi untuk mengikuti dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. ‘
“Biasakan baca dulu sebelum masuk kelas. Jadi, saat guru menyampaikan materi kita bisa mengait-kaitkan dan nyambung antara apa yang sudah kita baca dengan apa yang disampaikan.”
Siap Menerima Apapun Hasilnya
Bagian akhir dari perjuangan ini adalah pengumuman penerimaan. Nah, selama berjuang, kamu juga perlu mempersiapkan untuk menerima segala kemungkinan. Kalau berhasil, jangan sampe kamu lupa berempati dengan teman-temanmu yang lain. Lalu, kalau belum berhasil, jangan sampe sedih berkepanjangan.
“Sedih itu wajar saja. Perlu malah. Tapi jangan terlalu larut. Cukup satu hari saja. Setelahnya kembali menentukan solusi,” tutup Putra.
Selamat belajar wahai para pejuang PTN.