Curhatan Siswa Yang Laptopnya Dipinjam Sekolah Lebih Dari Sebulan Demi UNBK

Senin, 10 April 2017 | 02:30
Rizki Ramadan

Ujian Nasional Berbasis Laptop eh komputer

Sejak 2014, pemerintah mencoba menerapkan ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Dari tahun ke tahun, jumlahnya terus meningkat. Bahkan, sekarang ini UNBK sudah bisa diikuti nggak kurang dari 7 juta siswa dari tingkat SMP dan SMA.

Di satu sisi, penyelenggaraan UNBK ini ngebawa kabar baik, sih. Ujian jadi lebih praktis dan karena terhubung dengan jaringan, penilaian jadi lebih mudah serta cepat.

Tapi, peningkatan jumlah kuota peserta UNBK ini nyatanya nggak mulus-mulus amat. Karena ternyata, masih banyak sekolah yang mesti minjem laptop siswanya untuk memenuhi kuota. Walau dari tahun ke tahun jumlah peminjamannya sudah berkurang, tapi tetap aja, nggak sedikit sekolah yang masih melakukannya.

"Waktu itu, sekitar bulan lalu ada guru yang nanyain di kelas, ada laptop yang bisa dipinjem nggak untuk UNBK, karena masih kekurangan. Karena gue ada laptop dua, jadi gue pinjemin aja. Lagian nggak tega juga masa nanti sekolah gue nggak UNBK," tukas Yanti, nama samaran, dari SMA negeri di Jakarta Timur.

Nggak lama setelah gurunya yang menanyakan, Yanti membawa laptopnya ke sekolah lengkap dengan perangkat pendukungnya kayak mouse.Menurut data yang ia dapat, di sekolahnya ada 54 siswa yang meminjamkan laptopnya untuk UNBK. Bahkan, karena pinjaman dari siswa kelas XII masih kurang, pihak sekolahnya meminjam laptop dari siswa kelas XI yang notabenenya nggak mengikuti UNBK.

"Jadi, nanti gue akan ujian pake laptop gue sendiri," lanjut Yanti.

Sekolah meminjam laptop dari jauh-jauh hari karena perlu melakukan pemasangan perangkat lunak untuk ujian serta melakukan pengaturan server. Laptop akan dikembalikan setelah UNBK selesai.

Untuk peminjaman ini, sekolah nggak memberikan biaya apapun serta tidak memberikan surat jaminan apapun. Nama peminjam hanya sekedar di catat saja.

"Itu sih, kadang cemas juga. Waktu itu gue pernah liat laptop gue dicolok ke listrik seharian penuh. Akhirnya gue cabut sendiri aja colokannya saat lagi nggak ada yang pake," kata pemilik laptop dengan spesifikasi lumayan tinggi. Untuk UNBK ini, laptop yang dipinjam dari siswa mesti laptop yang senggaknya punya RAM 2 Gb.

Peminjaman laptop ini menimbulkan ketidaknyamanan di kalangan siswa. "Kadang, gue suka kangen juga sih sama laptop gue. Walau masih ada laptop satu lagi di rumah, tapi semua file gue ada di laptop yang dipinjam itu."

Sekarang ini, Yanti cuma berharap saja laptopnya tetap baik-baik saja saat dikembalikan nanti.

Catatan penting nih untuk Kemdikbud. Tahun depan, kalau mau meningkatkan lagi UNBK-nya harus dipastikan juga fasilitas sekolahnya juga ditingkatkan.

Tag

Editor : Rizki Ramadan