Konser Keane Jakarta : Minimal Yang Maksimal

Jumat, 28 September 2012 | 20:08
Hai Online

Konser Keane Jakarta Minimal Yang Maksimal

Jumat (28/9) akhirnya grup band asal Inggris, Keane menyambangi Jakarta untuk pertama kalinya. Tennis Indoor Senayan didapuk menjadi venue oleh sang promotor, Trilogy Live. Setelah ditunggu cukup lama oleh penggemarnya di depan panggung, pukul 20.30 WIB band yang digawangi oleh Tom Chaplin (vokal), Tim Rice-Oxley (piano/kibor), Richard Hughes (drum) dan Jesse McQuin (bass) ini pun muncul. Dengan menyapa melalui lambaian tangan para personel menempati posisinya masing-masing dan langsung menghentak dengan lagu Your Are You Young yang kemduain disusul dengan Bend And Break. Berikutnya nomor-nomor seperti Day Will Come, Nothing in My Way dan We Might as Well Be Strangers pun turut dimainkan.

Sesekali Tom Chaplin terlihat pendiam, namuan dirinya nggak ragu untuk sesekali berinteraksi dengan penggemarnya di Jakarta ini.

"Is everbody okay? It's first time we came here and nice to be here," ujar Tom Chaplin menyapa.

Nama Keane sudah nggak asing lagi di telinga pendengar musik Indonesia. Single yang mereka rilis nyatanya menjadi bukti jika musik Keane diterima di tanah air dengan sangat baik. Terbukti ketika hits single mereka seperti Everybody's Changing, Somewhere Only We Know dan This Is The Last Time dimainkan, seisi venue kompak bernyanyi bersama. Nggak heran jika raut puas terlihat di wajah masing-masing personel.

Menjadi band kelas dunia nggak lantas membuat mereka menjadi tampil berlebih dan mewah. Semua yang ada di panggung terlihat sederhana dan minimalis. Set panggung dan istrumen yang apa adanya serta background yang nggak banyak variasi memang membuat konser ini terpaku dengan sang penampil. Tetapi di sisi lain, permainan tata cahaya yang ditunjukan cukup memukau. Irama yang terus mengikuti nuansa satu lagu ke lagu lainnya membuat lagu demi lagu semakin kuat dengan dukungan tersebut.

Begitu juga dengan hadirnya instrumen gitar dari mereka di lagu Spiralling, Your Eyes Open, dan The Lovers Are Losing. Gitar menjadi spesial karena instrumen tersebut boleh dibilang "nggak penting" untuk musik mereka. Namun di beberapa lagu, akhirnya Keane turut menggunakan instrumen tersebut.

Hampir dua jam lamanya Keane menghibur publik Jakarta. Lewat 23 lagu yang terkemas dengan apik, Tom Chaplin dkk sukses memberikan kenangan yang sayang untuk dilewatkan. Setelah encore tiga lagu penutup Sea Fog, Sovereign Light Cafe dan Crystall Ball menjadi salam perpisahan untuk panggung konser Strangeland ini.

Cukup menyenangkan bisa menyaksikan langsung aksi live Keane. Dengan konser yang sederhana namun tetap nggak mengurangi ekspektasi penontonnya yang sudah menunggu mereka sejak lama.

Tag

Editor : Hai Online