Ada banyak hal yang bisa membuat sesuatu yang sudah direncanakan nggak berjalan dengan seharusnya. Lepas dari faktor teknis alam turut memberikan pengaruhnya. Itulah yang terjadi dengan konser band postrock asal Jepang, Mono. Gelaran yang berlangsung di Dago Tea House, Bandung hari Sabtu (6/4) kemarin nyatanya nggak terlaksana dengan lancar dimana hujan menjadi penyebab utamanya.
Konser yang terkonsep dengan pertunjukan outdoor tersebut akhirnya benar-benar terganggu setelah hujan yang menimpa kota Bandung nggak juga berhenti seharian penuh. Rasa was-was dirasakan panitia penyelenggara hingga beberapa jam Mono naik panggung. Nggak juga berhenti, yang ada malah semakin deras. Pihak penyelenggara dari Nada Promotama dan StarD Protaiment pun akhirnya terpaksa memundurkan waktu mulainya konser tersebut.
Yang paling berpengaruh adalah jumlah penonton. Hingga konser ini dimulai kurang lebih pukul sembilan malam, ruang di pelataran Dago Tea House lengang. Hanya ada ratusan penonton yang terlihat menikmati pertunjukan di tempat yang bebas dari hujan. Sebagian lagi di antara mereka menonton dengan menggunakan jas hujan atau payung. Hujan yang nggak juga reda akhirnya membuat konser ini nggak ramai dikunjungi penikmat konser.
Nggak hanya ke jumlah penonton, hujan juga membuat teknis konser ini terganggu. Alat pendukung seperti lampu yang sudah disiapkan nggak bisa digunakan secara maksimal. Biar nggak begitu terasa, namun kedua hal ini dinilai cukup fatal.
"Peralatan pencahayaan banyak yang nggak nyala. Kena juga ke soal penjualan tiket," ujar Ryan Novianto dari StarD Protaiment.