Rutin Masuk Sekolah Jam 5.30 Pagi Dapat Merusak Irama Sirkadian Remaja

Rabu, 08 Maret 2023 | 11:00

Rutin Masuk Sekolah Jam 5.30 Pagi Dapat Merusak Irama Sirkadian Remaja

HAI-Online.com - Tidur malam tepat waktu dan minimal 8 jam perhari menjadi penting bagi perkembangan fisik, mental emosional, dan kehidupan sosial remaja.

Hal ini disampaikan dosen Jurusan Psikologi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Fuad Nashori pada Minggu (5/3/2023) lalu menyoal adanya aturan masuk sekolah jam 5 pagi di Kupang, NTT.

Menurut Fuad, proses evolusi manusia membuat tubuh manusia aktif saat hari terang dan istirahat serta tidur saat hari sudah gelap. Untuk itu, Fuad Nashori mengatakan, ”Jika waktunya tidur, tidurlah. Jika waktunya sadar dan berkarya, berpikirlah dan bertindak optimal,” ujar Fuad dikutip dari harian Kompas.

Namun, tuntutan hidup manusia modern membuat irama sirkadian tubuh itu terganggu hingga mengacaukan sistem tubuh.

Baca Juga: Sepekan Tuai Kritikan, Aturan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT Berubah Sedikit

Ritme sirkadian adalahproses biologis yang sesuai dengan siklus 24 jam atau siklus pagi-malam yang mempengaruhi sistem fungsional tubuh manusia.

Jam sirkadian otak mengatur tidur, pola makan, suhu tubuh, produksi hormon, regulasi glukosa dan insulin, produksi urin, regenerasi sel, dan aktivitas biologis lainnya.

Nah, selama jam tidur malam, mulai pukul 21.00 hingga 03.00, tubuh secara alamiah mendetoksifikasi sejumlah organ tubuh secara berkelanjutan, mulai dari kelenjar getah bening, sistem antibodi, lever, hingga empedu. Proses detoksifikasi ini hanya terjadi saat manusia tidur malam

Proses pertumbuhan tubuh anak/remaja juga masih berlangsung hingga usia 18 tahun. Tidur yang cukup dibutuhkan untuk mematangkan pertumbuhan fisiknya. Berbagai sistem dan jaringan tubuh diperbaiki selama tidur.

Akibatnya, seperti ditulis Eric Suni di Sleep Foundation, 1 Maret 2023, remaja yang kurang tidur cenderung punya metabolisme buruk, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.

Bagi otak remaja, tidur cukup, tidak kurang dan tidak lebih waktunya, membantu remaja lebih fokus, mudah mengingat atau menghafal, berpikir lebih tajam dan analitis, memudahkan menemukan informasi penting selama pembelajaran, hingga membantu cepat memahami keterampilan kerja.

Baca Juga: Bau Badan Orang Bahagia Dapat Menularkan Kebahagiaan, Kok Bisa?

Artinya, kurang tidur pada remaja justru tak hanya mengubah irama sirkadian tapi juga akan merusak potensi akademik mereka.

”Semakin berkualitas tidur seseorang, semakin tinggi prestasi belajarnya,” ujar Fuad lagi.

Kurang tidur juga memengaruhi proses pematangan otak, khususnya bagian lobus frontal yang mengontrol perilaku impulsif atau sistem kendali diri. Akibatnya, remaja kurang tidur cenderung memiliki perilaku berisiko, mulai dari mabuk-mabukan, konsumsi obat terlarang, tawuran, balapan motor, hingga membawa senjata tajam. Perilaku ini tak hanya membahayakan dirinya, tetapi sering juga merusak hubungan remaja dengan keluarga dan teman. (*)

Editor : Al Sobry

Baca Lainnya