HAI-ONLINE.COM -Dikutip dari artikel CBC News (30/01), sekitar pertengahan bulan Januari lalu, para pekerja di Port Klang Malaysia terkejut mendengar ketukan dari dalam salah satu kontainer pengiriman yang baru aja turun dari kapal Bangladesh.
Nggak lama, mereka membukanya dan semakin terkejut karena melihat seorang bocah laki-laki keluar dari sana.
Bocah tersebut nggak bisa berbicara bahasa lokal Melayu, jadi saat itu mereka nggak tahu kenapa bocah tersebut bisa berada di dalam sebuah kontainer.
Kemudian, para pekerja melaporkan hal tersebut ke penegak hukum setempat, yang langsung menduga bahwa itu adalah kasus perdagangan manusia.
"Dia adalah satu-satunya yang ditemukan di dalam kontainer. Laporan polisi diajukan. Dan karena saat itu dia demam, jadi dia dibawa untuk pemeriksaan kesehatan," kata Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail, selaku Menteri Dalam Negeri Malaysia.
Akhirnya bocah itu dibawa melalui ambulans ke rumah sakit setempat, di mana dia tetap dalam perawatan medis.
Nggak lama kemudian, penyelidikan mengungkapkan kalau bocah tersebut berusia 15 tahun dari Kota Chittagong, Bangladesh, yang jauhnya sekitar 1.600 mil dari TKP.
Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Kata 'Vrindavan' Seharusnya Nggak Jadi Bahan Ejekan
Dilansir dari CBC News, anak laki-laki yang diidentifikasi dengan nama Fahim tersebut, telah memilih kontainer pengiriman sebagai tempat persembunyian selama permainan petak umpet bareng teman-temannya.
Tapi, karena hal itu, Fahim secara nggak sengaja malah terkunci dari luar.
Kontainer tersebur akhirnya dimuat ke kapal tujuan Malaysia dan memulai perjalanannya sejak tanggal 11 hingga 17 Januari.
Dalam hasil akhirnya, investigasi yang dilakukan oleh polisi Malaysia nggak menemukan teori perdagangan manusia.
"Penyelidikan tidak menemukan unsur perdagangan manusia. Bocah itu diyakini masuk ke dalam kontainer, tertidur, dan menemukan dirinya di sini," tutur Menteri Dalam Negeri Malaysia.
Pemerintah Malaysia memulai proses administrasi untuk memulangkan Fahim pada minggu lalu.
Meurut CBC News, saat ini ada laporan bahwa Fahim akhirnya dapat melakukan perjalanan pulang ke Bangladesh dengan kapal yang sama.