Marak Tren Penonton Gigs Naik ke Panggung, Ini Pendapat Dongker

Kamis, 02 Februari 2023 | 13:00
@dirgaah

Dongker.

HAI-ONLINE.COM -Kebanyakan event musik, terutama genre rock, punk rock, danheavymetal, lumrahnya diwarnai sama banyak aksi penonton yang unik.

Dari mulai crowd surfing, stage diving, hingga moshing jadi ekspresi para fans dalam menikmati penampilan langsung dari musisi idolanya.

Tetapi, terkadang beberapa aksi fans tersebut terkesan berlebihan hingga bikin musisi dan penonton lain nggak nyaman.

Bukan cuma itu, akhir-akhir ini sering banget terjadi kerusakan pada sejumlah alat-alat performers maupun vendor.

Nggak cuma kerugian secara material, beberapa kasus pelecehan seksual oleh penonton kerap ditemukan pada beberapa kesempatan.

Hal ini tentunya bukan jadi sesuatu yang baik, karena telah merugikan banyak pihak termasuk bagi musisinya itu sendiri.

Terbaru, dalam postingan Instagramnya (30/01), band punk asal Bandung, Dongker, menceritakan sebuah kejadian nggak mengenakan saat mereka lagi manggung dalam acara ‘Sounds from the Corner’ (SFTC) Goblin Mode, di Jakarta, pada 28 Januari lalu.

Lewat postingannya, Dongker bilang kalau acara tersebut seru dan berkesan, namun ada beberapa part penonton yang bikin perform mereka saat itu sedikit terganggu.

Pasalnya, beberapa fans yang naik ke atas stage cukup membatasi gerak mereka, sehingga set up wiring panggung terinjak, dan menyebabkan suara dari instrumen stage monitor hilang serta mengecil.

Mengenai kejadian tersebut, HAI udah ngobrol bareng gitaris mereka, yakni Delpi Suhariyanto, yang bisa lo baca dalam wawancara di bawah ini.

Baca Juga: Sarah Records: Label Indie Pop Paling Punk Sepanjang Masa

Gimana sih kronologi awal dari kejadian ‘chaos’ kemarin? Kenapa hal tersebut bisa terjadi?

Chaos seperti kemarin sebenarnya selalu terjadi di setiap panggung kami, dan kami selalu meresponnya dengan positive, karena hal tersebut bagi kami memang menyenangkan.

Cuma, ada beberapa poin yang cukup menganggu keberjalanan pertunjukan, terutama di panggung Goblin Mode 28 Januari lalu.

Pertama, microphone yang selalu direbut oleh audiences karena vocalist Dongker manggung sambil membawa gitar. Jadi, kurang leluasa untuk tetap menjaga mic agar tetap di posisi, saat kami bernyanyi.

Kedua, kabel dan sound monitor yang diinjak-injak hingga mengakibatkan kerusakan untuk pihak vendor, dan kami jadi sering berhenti di setiap pergantian lagu. Hal ini terjadi sejak lagu kedua dari total 14 lagu yang kami bawakan.

Ketiga, karena aksi naik panggung yang dilakukan oleh banyak orang pada set lagu “Bertaruh Pada Api” dilakukan tanpa concern kami dan terjadi cukup lama, maka hampir sepanjang lagu, penonton di bagian belakang merasa terganggu dan nggak bisa menikmati pertunjukan dengan maksimal.

Faktor audiences yang banyak ternyata jadi alasan hal tersebut bisa terjadi ya?

Salah satunya mungkin audiences, namun keberjalanan acara didukung berbagai elemen termasuk penampil dan panitia yang memegang control lebih besar dibanding audiences.

Buat Dongker, Goblin Made adalah panggung terbesar dengan audiences kurang lebih 500 penonton.

Di samping itu, Goblin Mode menjadi program SFTC yang memang akan dinaikkan menjadi konten YouTube mereka, yang membuat kami berekspektasi akan bermain dengan nyaman dan cukup rapi.

Ekspektasi ini yang membuat kami berempat sedikit merasa bersalah pada diri sendiri karena nggak menyangka akan banyak yang naik stage di kondisi panggung yang cukup tinggi, sehingga nggak ada persiapan terkait hal tersebut.

Buat kerugiannya sendiri, apakah lo masih ingat alat-alat apa saja yang mungkin rusak atau hilang?

Alat yang rusak ini baiknya dikonfirmasi ke SFTC. Kalau dari pihak Dongker, aman semua sih.

Jadi, sejauh ini aman dan nggak ada anggota yang terluka kan?

Nggak ada kok, nggak se-chaos itu. Masih fun kok acaranya. Semua senang.

Karena beritanya tersebar dengan cepat melalui video saya yang menendang salah satu audiences, serta video ketika “Bertaruh Pada Api” dibawakan lebih dari 50 orang naik ke panggung, jadi terkesan chaos.

Dan saya mau minta maaf jika ada teman-teman yang merasa tersakiti atau tersinggung ketika saya tendang.

Nyatanya, di lapangan semua orang senang dan tidak dirugikan.

Jadi, kami, audiences, dan pihak SFTC masih merasa bahwa kemarin adalah acara yang berjalan dengan baik.

Ada sebuah unggahan fans di Twitter yang menyatakan kalau mereka merasa terganggu sebagai penonton. Selain itu, beberapa reply bilang bahwa hal tersebut terkesan ‘norak.’ Kalau dari lo pribadi, gimana tanggapan lo selaku orang yang memang perform di sana?

Kalau terkait penyematan ‘norak,’ menurut saya cukup subjektif. Saya tidak ada komentar untuk ini.

Sedangkan untuk konteks terganggu yang dimaksud di panggung kemarin, aksi naik panggung tersebut mengakibatkan banyak penonton di bagian belakang nggak bisa menikmati.

Dan beberapa kali mic yang diambil mengakibatkan Arno ataupun saya tidak bisa bernyanyi dengan kondusif.

Ada nggak sih, pesan yang pengen lo sampaikan buat mereka?

Jangan takut untuk bersenang-senang di gigs ataupun konser, karena musik ada buat bersenang-senang.

Tapi, jangan lupa untuk saling menjaga antar audiences, penyelenggara, dan band, agar ekosistem yang kita sukai (musik) bisa terus bertahan.

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya