HAI-ONLINE.COM - Cowok-cowok SMA yang berani gondrongin rambutnya harus siap berhadapan dengan peraturan sekolah, kecuali di SMA Kolese Gonzaga.Yap, bukan rahasia lagi kalo beberapa sekolah homogen, menjadikan model rambut sebagai ukuran prestasi akademik. Nggak percaya? Coba aja main ke SMA Pangudi Luhur, atau Kolese Gonzaga. Di sekolah ini, rambut gondrong justru jadi hal yang bisa dibanggain di depan guru. Soalnya, perlu punya nilai rata-rata 75 kalo emang pengen manjangin rambut. Artinya, makin panjang rambut, makin berprestasi di sekolah. "Kami emang memberikan kesempatan bagi para siswa untuk bisa berprestasi. Imbalannya, mereka boleh manjangin rambut mereka," jelas Pak Adi, Guru Fisika di SMA Kolese Gonzaga.Udah dari tahun 2000 Gonzaga bikin kebijakan kayak gini. Alhasil, cowok-cowok di sekolah ini banyak yang gondrong.
Nggak cuma gondrong, beberapa bahkan ada yang sengaja tampil gaya dengan potongan rambut khasnya. Para guru di Gonzaga percaya, siswa mereka bakalan makin semangat berprestasi dengan kebijakan tersebut. Soalnya, mereka tau betui kalo manjangin rambut adalah idaman buat para siswa cowok. "Kami sudah membuktikan sendiri. Rambut gondrong nggak identik sama kebodohan. Justru siswa kami yang gondrong adalah anak baik-baik. Mereka nggak suka ngerokok, bikin onar, tapi malah punya prestasi," tambah Pak Adi lagi.Yang dibilang Pak Adi emang bener. Terbukti, penghuni Gonzaga emang semangat berprestasi kalo mereka emang kebelet pengen manjangin rambut. Contohnya aja Anton yang ngaku belum pernah motong rambut sejak sekolah di Gonzaga."Gue sih nggak pinter-pinter amat kok. Tapi paling nggak, nilai gue bagus dan stabil nggak pernah turun. Makanya gue tetap bisa manjangin rambut," cerita Anton sambil belai-belai rambutnya. Meski kalo gondrong di Gonzaga itu pintar, kalo botak, bukan berarti bodoh banget, kan ya?
(Dikutip dari HAI 34 / XXXII / 25 Agustus 2008)