HAI-ONLINE.COM - Memilih album terbaik bukan perkara gampang. Tapi tentunya adalah kewajiban, atau seenggaknya bisa jadi catatan. Yang jelas sih, kami milihnya nggak ngasal. Sulit juga nentuin 9 album dari ratusan karya yang hadir dalam setahunan. Yang jelas sih, karya musik yang nggak masuk di list ini bukan berarti jelek atau nggak layak dengar, ya.Meski pastinya ada yang berpendapat harusnya album ini yang masuk, atau album itu nggak layak, tapi kami yakin yang terpilih memang layak jadi 9 karya musik terbaik 2022. Here it is, HAI Online Top 9 Albums of 2022!
9. Matter Mos - Pronoia 2.0 (PROTOPIA Records)
PRONOIA 2.0 adalah pembuktian Matter Mos sebagai rapper. Setelah sebelumnya cuma sering hadir sebagai featuring di lagu orang lain, di PRONOIA 2.0 alias album debutnya, Matter Mos membuktikan kalo ia pantas jadi bintang.Megah sejak awal, taburan eksplorasi tanpa harus terlihat pretensi, pilihan artis tamu yang tepa, hingga urutan tracklist yang pas mantap adalah 4 hal yang bisa lo temuin ketika dengerin PRONOIA 2.0.
8. Blckhwk - Decomposing Rotten Flesh (Disaster Records)
Blckhwk - Decomposing Rotten Flesh
Lihat deh artwork-nya. Nah, itulah yang akan lo rasakan ketika mendengar "Decomposing Rotten Flesh". Cadas sejak lagu pertama, beringas, bikin muka berasa meleleh. Materi album ini 100% agresif tanpa ampun, tapi pintar menempatkan riff, lick, dan pattern yang menarik jadinya "Decomposing Rotten Flesh" nggak terdengar membosankan meski total ada 17 lagu!
7. Perunggu - Memorandum (Disaster Records/Podium Records)
Definisimemorandum yang memiliki makna pengingat, dimaknai secara harfiah oleh Perunggu dalam merangkai benang merah pesan yang mereka sampaikan di debut albumnya ini.Lewat lirik berbahasa Indonesia pula, pesan tersebut akan tersiar dengan padu dengan para pendengarnya, lewat cerita-cerita keseharian para pekerja yang selalu beriringan dengan sebagian besar orang di Indonesia.Via 'Memorandum', Perunggu justru menasbihkan diri sebagai band rock pulang kantor yang memecah mitos kalo pekerjaan konvensional selalubersanding dengan rusaknya daya jelajah kreativitas dalam grup musik.Review lengkap album Perunggu - Memorandum ada di sini.
6. Dere - Rubik (Demajors)
Review Album Dere - Rubik
Album "Rubik" berisi 10 lagu, tapi berani jamin men, nggak berasa dengerinnya. Simak deh dari track pertama, pasti lo bakal nagih buat dengerin lagu-lagu selanjutnya.Masing-masing lagu juga punya daya magis beda-beda, yang bikin HAI yakin, lagu favorit masing-masing orang dari album ini pasti nggak ada yang sama.Liriknya? Pas! Kalo didenger, terasa banget liriknya jujur dan Dere bikinnya nggak perlu sampe buka-buka KBBI demi bikin bait yang puitis. Tapi tetep kena!Review lengkap album Dere - Rubik ada di sini
5. Rekah - Kiamat (Self released/Greedy Dust)
"Kiamat" memang berasa seperti musik yang dimainkan ketika kita tau kapan kiamat akan terjadi, dan semakin dekat.Tomo nyanyi kayak besok dia tau udah bakal meninggal, tetep terdengar jelas liriknya tapi berasa "sakit"-nya. Review lengkap albumRekah - Kiamat ada di sini
4. Darksovls - Omegalitikum (Blackandje Records)
Omegalitikum nggak semata-mata cuma jadi karya buat nyenengin fans DeadSquad pada masa Horror Vision/Profanatik.Terdengar juga eksplorasi yang kadarnya pas, nggak berlebihan. Sisipan-sisipan black metal, hingga progresive rock terasa cocok diselipkan.Review lengkap albumDarksovls - Omegalitikum di sini
3. Leipzig - Garbage Disposal Communique (Disaster Records/Lisdia Records)
Review Album Leipzig - Garbage Disposal Communique
HAI suka karena lirik-liriknya nggak pretensius, apa adanya, tapi tetep classy ini it's own way.Poin plus buat Leipzig karena bisa nyampur-nyampur bahasa dalam lirik tapi tetep kedengeran oke punya.
Review lengkap albumLeipzig - Garbage Disposal Communique ada di sini.
2. Tulus - Manusia (TulusCompany/Demajors)
Lamanya Tulus menghilang diganjar lunas dengan album cemerlang. Seisi album "Manusia" adalah jaminan hits, dan memilih "Hati-hati di Jalan" sebagai single pertama album adalah keputusan tepat: lagu tersebut sangat catchy dan mudah dicerna, tak heran kalo cepat mengena.Namun album ini nggak sekedar kumpulan hits. Sama seperti judulnya, Tulus berkisah seputar manusia di albumnya: dari perjalanan semasa SMA yang menyenangkan, hingga mempertanyakan kita mencari apa dalam kehidupan.
1. The Jansen - Banal Semakin Binal (Demajors)
Review Album The Jansen - Banal Semakin Binal
Di "Banal Semakin Binal" The Jansen mengambil inspirasi dari punk 70an yang lebih ngepop. Plus full pake lirik bahasa Indonesia.Diksi seperti "mesin lotre" "bis kota" "dua bilah mata pedang" "opera" tentunya jadul banget, dan menasbihkan "Mid-Tempo 70's Punk" di bio mereka bukan sekedar gimmick. The Jansen seakan masih terjebak di era orba tersebut, bedanya mereka udah dengerin Buzzcocks duluan.Review lengkap albumThe Jansen - Banal Semakin Binal ada di sini
Honorable mentions: Saturday Night Karaoke - Dejection, Scaller - Noises & Clarity, Limbo. - Cruelty, Noose Bound - To The Same End, Faye Risakotta - Mind of My Own, Les Fuze - So Why Don't We, Nansarunai - Ruins of the Moonlight Temple, Pure Wrath - Hymn To The Woeful Hearts, Satine Zaneta - Tentang Waktu, Masakre - Morbid Extinction