GAMAFORCE UGM Ikut Kompetisi Pesawat Tanpa Awak, Peringkat 10 Besar di Dunia

Sabtu, 24 Desember 2022 | 11:15
Dok. UGM

Tim Ashwincarra Gamaforce UGM berhasil masuk peringkat 10 besar di dunia dalam Kompetisi Pesawat Tanpa Awak di Turki.

HAI-Online.com - Tim Ashwincarra Gadjah Mada Flying Object Research Center (GAMAFORCE) Universitas Gadjah Mada berhasil duduki peringkat 10 besar di dunia dalam kompetisi pesawat tanpa awak.

Kompetisi tersebut tergabung dalam perlombaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) “TEKNOFEST Fighter UAV Competition 2022” yang digelar di Samsun University Özdemir Bayraktar Turki, 15-21 Agustus 2022 lalu.

Tim Ashwincarra GAMAFORCE UGM menjadi satu-satunya tim yang mewakili Indonesia dalam TEKNOFEST, festival kedirgantaraan terbesar di Turki.

TEKNOFEST diselenggarakan Technology Team Foundation (T3) dengan berkolaborasi bersama pemerintah, perusahaan swasta, dan institusi akademik di Turki.

Pada kompetisi ini, Tim Ashwincarra GAMAFORCE UGM dapatk peringkat ke-8 dari 444 tim yang bersaing dari seluruh dunia.

Adapun menurut manajer tim internasional GAMAFORCE, Safira, keberhasilan ini nggak luput dari ketekunan serta kegigihan ketika riset dan pengembangan wahana sejak Januari 2022 lalu.

Baca Juga: Dosen UNY x UGM Kolaborasi Bikin Smart Farm untuk Mempercepat dan Meningkatkan Hasil Panen

“Etos kerja yang tinggi dan kekompakan dari tim pada saat mengikuti perlombaan juga berperan dalam menghantarkan Tim Ashwincarra meraih predikat ke-8 di tingkat dunia pada perlombaan tersebut,” ujar Safira, manajer tim internasional GAMAFORCE.

Tim Ashwincarra GAMAFORCE UGM ini beranggotakan 6 mahasiswa yang berasal dari beragam jurusan, seperti Teknik Mesin, Ilmu Komputer, Teknik Elektro, Elektronika dan Instrumentasi, Teknik Industri, Teknik Fisika.

Keenam mahasiswa tersebut yakni Justin Edwardo , Maulana Akbar Ibrahim, R. Gelora Jagat Dimas P. H, Albertus Damar Wisesa Pamulu, Safira Nadia Ramadhani, dan Muhammad Yusuf Hidayat.

Mereka juga dibantu dosen pembimbing utama Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc. (Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika) dan Ir. Sigit Basuki Wibowo, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. (Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi).

Di 2022 ini, TEKNOFEST Fighter UAV punya dua misi utama, yakni “Dog Fight Mission” di mana pesawat harus dapat melakukan take-off, landing, terbang, dan melakukan locking terhadap pesawat lawan secara autonomous.

Sedangkan misi kedua, “Kamikaze Mission”, pesawat harus melakukan memindai kode QR secara autonomous kemudian mengirimkan hasil pembacaan kode tersebut ke server panitia.

Safira menerangkan, proses seleksi TEKNOFEST Fighter UAV Competition 2022 ini dilakukan bertahap.

Tahap pertama registrasi, di mana tim harus mengumpulkan dokumen presentasi tim dan deskripsi proyek, dilanjutkan pengumpulan Preliminary Design Report (PDR) berupa proposal berisi desain konseptual dan sistem dari wahana.

Tahap selanjutnya tahap Critical Design Report (CDR), yaitu proposal tahap dua berisi rancang bangun desain manufaktur serta konsep strategi dalam membangun wahana yang dapat menyelesaikan misi dengan sempurna.

Baca Juga: Harumkan Nama Indonesia, Tim Pelajar SMP IPEKA Menang Kejuaraan Akademik Dunia di Amerika

Selanjutnya, tim mengumpulkan System Introduction Video dan Proof of Flight Video, berupa video bukti latihan terbang penyelesaian misi 1 dan 2 serta kesiapan sistem komunikasi yang akan digunakan pada TEKNOFEST Fighter UAV Competition 2022.

Selain berkat kerja keras para anggota tim, pencapaian peringkat dunia kompetisi pesawat tanpa awak ini juga berhasil diraih karena adanya dukungan dari keluarga, kerabat, teman, dan para sponsor.

“Terima kasih kepada sponsor Petrosea, Sinar Mas Land, BRI, dan BNI yang telah memberikan dukungan besar berupa finansial. Semoga kerja sama yang dijalin akan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak,” pungkas Safira. (*)

Tag

Editor : Al Sobry