Menurut mahasiswi tersebut, apa yang dialami dirinya itu lantaran ia meminta perbaikan nilai karena ada pertemuan kelas yang tidak dihadirinya. Daripada IPK rusak, ia berupaya meminta perbaikan nilai.
Mahasiswi itu berharap akan ada tugas tertulis tambahan yang diberikan untuk perbaikan nilainya. Tapi dosen M justru membebani dengan harus beli ini dan itu yang tidak ada hubungannya dengan perkuliahan.
"Tahu sendiri kan kak, kami ini kuliah masih dibantu orangtua. Di sini juga saya coba-coba bekerja cari uang sendiri," ujarnya lagi.
Ia juga heran kenapa mahasiswa lain yang juga harus melakukan perbaikan nilai justru mendapat kesempatan tanpa permintaan aneh beli ini dan itu.
Setelah ditelurusi, Dosen M diminta untuk konfirmasi terkait pemberitaan dirinya, namun sayang ia tak mau berkomentar.
"Statemen apa, lemberitaan apa?," katanya.
Atas kasus ini pihak fakultas turun tangan untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar."Kasus yg mencuat kemarin setelahcross checkbaik terhadap mahasiswa maupun dosen yang bersangkutan ternyata tidak terjadi transaksi," kata Wakil Dekan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Khairul Anam Universitas Tadulako melalui pesan WhatsApp, Kamis.
Menurutnya pimpinan fakultas langsung merespon cepat atas berita yg beredar tersebut dengan melakukan rapat. Salah satu point hasil rapat tersebut adalah dengan melakukan pendalaman.
"Dan bila hasil telaah mendalam jurusan mengidikasikan ada pelanggaran, sesuai aturan yang berlaku maka pimpinan jurusan akan menyurat ke pimpinan fakultas dan atau universitas untuk mengambil keputusan dan menjatuhkan teguran tertulis dan atau sanksi pada dosen tersebut, " jelasnya. (*)
Artikel ini tayang lebih dulu di Kompas.com dengan judul Mahasiswi Minta Perbaikan Nilai, Dosen Minta Imbalan Dibelikan Sembako dan Pulsa Listrik